I AM YOUR HUSBAND

Ade sundari
Chapter #2

BAB DUA

 Keesokan harinya.

“Kau jadi pulang akhir bulan ini Dee.. ?” Tanya Era yang sedang sibuk menampung air dari kran kamar mandi umum. 

“Kayaknya sih gitu, mamak ku sudah heboh nyuruh pulang.” Ia menarik nafas sejenak dan berkata lagi “sebenarnya aku betah tinggal di kota ini.” Dea yang sedang memilah milah pakaian kotor ke ember untuk di rendam dengan deterjen tiba tiba senyap dan tak lagi menyambung kata katanya. 

“Jadi kau mau cari kerja di kampungmu gitu?” tanya Era lagi dengan menolehkan pandangannya serius ke arah Dea.

Dea menunduk sejenak sambil menatap lantai, “entahlah…”

Era lantas mencelupkan tangan kanannya ke- ember cucian pakaian miliknya lalu mencipratkan air dengan jemarinya ke wajah Dea, “eh jangan melamun kau, kita di sini cuma berdua, nyuci jam 3 malam lagi, jangan nambah horor kenapa…”

“Yang ngelamun siapa sih Ra…. “ Pekik Dea jengkel, suaranya tertahan sambil melepeh kan air cucian yang masuk kedalam mulutnya.

Dea yang wajah nya terciprat buih deterjen langsung membasuh nya dengan air bersih, ia mengkucek-kucek kedua matanya dan menyapu air membasahi seluruh kulit wajah dengan kedua tangannya. Setelah itu ia mendangakkan pandangan nya ke langit. Matanya melahap suasana disekelilingnya. Saat itu langit sangat gelap, hanya ada satu lampu penerang di kamar mandi umum tempat mereka mencuci, rumah-rumah hening dan subuh juga belum datang. Kawan sejoli yang tidak lain satu kamar kosan itu sengaja mengambil inisiatif untuk mencuci jauh sebelum anak kos yang lain bangun. Kamar puluhan dan hanya ada satu tempat nyuci umum membuat mereka sering tak kebagian air, terkadang kuliah memakai pakaian yang sama berhari hari karena jarang mencuci. Kalau selalu dihantarkan ke laundry, cukup membuat kantong kering kerontang. Kehidupan anak kuliahan yang tinggal di kosan memang cukup menguji iman. Apalagi kosan Era dan Dea yang super minim air tapi murah meriah penuh rintangan. 

Beberapa saat setelah selesai mencuci, Dea berniat menjawab pertanyaan Era yang sempat tidak ia gubris. Dea mendekati Era, menoleh dengan tatapan harap. Mata nya yang lebar seketika menyipit.

“Apa ? kau mau cerita sesuatu kan. Aku tau gimana kau De, kalau gelagat mu udah mepet-mepet ke badanku gini pasti ada sesuatu kan yang sedang dipendam. “

Saat Dea sudah membuka mulutnya hendak bicara, tiba tiba ia mengurungkan lagi niatnya. Terdiam dan menyudahi nya sambil menghela nafas pendek.

“Kau ni emang labil Dee, kelihatannya strong dari luar. Tapi rapuh dari dalam.” Keluh Era yang sudah biasa di PHP-in dikala mau curhat tapi keseringan engga jadi. 

Sambil menggigit bibir Dea mulai berkata sesuatu. 

“Aku pingin ke Perancis Ra,” susul Dea dengan berbisik tepat ditelinga kanan Era.

“Ngapaiiiiiin, jadi TKW kau.” Suara gadis bermarga Harahap itu menggema sampai membuat gendang telinga Dea mau pecah. Tak hanya kaget tapi juga tak yakin dengan apa yang disampaikan Dea barusan.

Lihat selengkapnya