Clarissa hanya bisa menatap ke cermin dimana saat ini penampilan yang dipantulkan disana benar-benar bukan dirinya. Rambut merah semampai sampai punggung lalu bola mata berwarna emas yang sangat cerah seperti ada api di dalam matanya. Clarissa melihat sekeliling dan menyadari ini memang bukan kamar apartemen nya.
Ruangan ini terlalu besar untuk digunakan dirinya sendiri, namun ruangan yang sangat luas dengan banyak perabotan khas jaman dulu semakin membuatnya aneh. Memang kamar ini sendiri terkesan sangat mewah dan indah serta sangat elegan. Nuansa warna gold dan segala kemewahan nya tak bisa dipungkiri. Bahkan cermin yang sedang ditatapnya saja bingkainya terbuat dari emas murni.
Kembali menatap dirinya, clarissa mencubit pipinya sendiri supaya bisa segera bangun dari mimpi ini. Namun setelah mencubit yang dia rasakan hanya kesakitan dan pipinya menjadi merah karena dicubit. Sejujurnya wajah ini sangat cantik, tubuhnya pun indah dengan kulit putih yang bersih. Tinggi semampai membuatnya menambah daya tarik tersendiri.
Sebenarnya tubuh siapa ini? Seingatnya, dia hanya memiliki rambut berwarna coklat dengan bola mata berwarna hitam. Tubuh yang ditempati nya saat ini terlalu indah seperti bidadari. Namun jika diperhatikan lebih detail, sebenarnya aura wanita jahat dan angkuh sedari tadi sungguh terlihat. Clarissa rasanya pernah melihat tubuh ini tapi dimana dan siapa dia benar-benar lupa.
Sedang asyik mengamati dirinya di cermin terdengar suara pintu diketuk, dia mempersilahkan orang itu masuk siapa tau dia dapat membantu menjawab rasa penasaran nya ini dan mengapa dia menempati tubuh orang ini.
Begitu pintu dibuka terlihat seorang perempuan dengan seragam 'maid' khas jaman kerajaan dulu, dia mematung di tempatnya. Karena terkejut dia sampai menjatuhkan sebuah wadah yang berisi air dan kain.
"Ny-nyonya a-anda sudah sadar?" dia bertanya dengan gemetaran. Menatapku seperti melihat hantu saja. Aku mencoba mendekatinya namun dia malah mundur dan segera bersujud di lantai seperti memohon ampun.
Apa-apaan dia? Kenapa sebegitu takutnya melihatku? Apa aku benar-benar terlihat seperti hantu? Tapi saat bercermin, aku terlihat cantik kok.
Aku melangkah mendekatinya dan ikut berjongkok di depan perempuan itu "hei, kamu tidak perlu sampai seperti itu. aku tidak akan menyakitimu, aku ingin menanyakan beberapa hal padamu"
Perempuan itu mendongkak dengan linangan air matanya. Dia menatap takut-takut padaku tapi aku meyakinkan nya lagi. "Biarkan saja kekacauan ini, ada hal yang lebih penting yang harus aku tanyakan"
"B-baik ny-nyonya, maafkan saya"
"Heumm, sekarang ini tahun berapa?" aku bertanya memastikan
"Tahun 630 M nyonya"
"APA?"
"Memang kenapa nyonya?"
"Kenapa kau terus berkata 'nyonya, nyonya' memangnya aku siapa?"
Perempuan yang sepertinya pelayan itu terkejut memandangku. Dia seperti tidak percaya aku akan mengatakan hal itu. Setelah terdiam beberapa saat akhirnya dia menjawab
"Anda adalah duchess Gracia nyonya, Florentine Gracia. Sebelumnya anda adalah putri terakhir dari keluarga Marquis Agryl. Setelah menikah dengan Yang Mulia Duke Cedric Gracia anda kini menjadi duchess"
Clarissa hanya bisa diam termenung, sesaat kemudian dia kembali berlari menatap cermin. Pantas saja rasanya wajah ini tidak terasa asing, karena memang semalam dia melihat ilustrasi dari karakter Florentine Gracia. Ini pasti hanya mimpi kan? Mana mungkin dia masuk dunia novel yang dia baca semalam.
Dia mencoba menampar dengan ketas pipinya sendiri beberapa kali hingga merah lalu memejamkan mata. Tapi setelah membuka mata kembali dia masih tetap ada disini di kamar yang sangat luas ini.