Fei langsung melompat ke atas motor begitu Yifan muncul di depannya dan nyaris menabrak tubuhnya.
“Bodoh! Kalau tidak bisa menyetir jangan sok keren sepertiini.” tudingnya.
Yifan tersenyum kemudian ia langsung menarik gas motornya. “Sudahlah jangan cerewet, dengan keadaan seperti ini kau tidak usah protes.” ujarnya lalu memacu motor besarnya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Mau tidak mau Fei pun memeluk pinggang Yifan dengan cukup erat karena bagaimana pun juga laju kecepatan motor yang dikendarai Yifan sangatlah tidak manusiawi. Aku berani bersumpah ini akan jadi pertama dan terakhir kalinya aku menyentuh si mesum ini. rutuknya dalam hati.
“Fei cepat keluarkan pistolmu!” perintah Yifan.
Mendengar perintah Yifan dengan terburu-buru Fei mengeluarkan pistolnya kemudian bersiap membidiknya.
“Arahkan pistolmu kea rah kiri kemudian ikuti hitunganku sampai tiga lalu kau harus segera menarik pelatuknya.” ujar Yifan.
Fei menggeram kesal. Jujur saja saat ini ia sama sekali tidak menemukan targetnya dan Yifan malah seenaknya menyuruhnya untuk menembakkan pelurunya kea rah kiri. “Kau gila. Tidak ada target di sana!
Bagaimana mungkin aku bisa sembarangan menembakkan peluruku?” katanya tidak terima.
“Jangan cerewet bodoh! Ikuti saja aku.” tukas Yifan. Dan entah kenapa tiba-tiba saja Yifan merasakan ada sesuatu yang tidak beres saat ia mendengar sebuah suara helipkopter terbang di atas kepalanya. Ck sialan…mereka mulai bergerak! ucapnya dalam hati.
DOR…DOR…DOR
Muncul tembakan beruntun secara tiba-tiba dari arah sisi kanan Yifan. Helipkopter itu rupanya hanya bentuk pengalihan saja, cerdik juga mereka.pikir Yifan. Beruntunglah tembakan itu tidak berhasil mengenai tubuhnya karena Yifan berhasil menghindarinya.
“Sekarang apa yang harus kita lakukan tolol?” Fei terlihat panik. Mau bagaimana pun juga saat ini ia sadar betul bahwa kondisi dirinya dan Yifan tidak dalam posisi aman.
Yifan tidak menjawab dan malah justru memacu laju motornya agar semakin kencang. Bagi dirinya saat ini keselamatan ia dan Fei adalah yang terutama karena hampir tidak mungkin bila hanya dirinya saja dan Fei yang harus melawan sekumpulan mafia kelas kakap yang berusaha membunuhnya dan Fei. Yah meski pun aku dan bocah ini tidak akan mati tapi tetap saja akan merepotkan bila salah satu dari kami terluka
nantinya. pikirnya.
Fei memeluk Yifan semakin erat. Adrenalinnya semakin terpacu ketika motor besar itu melaju dengan kecepatan iblis membelah jalanan kota London di saat tengah malam hari. Di tenga rasa ketakukannya itu Fei tiba-tiba
merasakan matanya begitu silau taat kala sebuah lampu sorot mengenai pandangan matanya.