Pukul 10:00 Pagi Di Kota Beijing
Setelah meninggalkan rumah dan pergi ke pusat kota, Yifan memutuskan untuk pergi ke salon karena ia sangat ingin bertemu dengan Seouli.
KLINING
Yifan membuka pintu salon dan terdengar suara lonceng khas yang akan berbunyi saat seseorang akan membuka pintu salon. Untuk sampai di salon ini Yifan perlu menempuh waktu sekitar lima belas menit dengan menggunakan alat transportasi umum.
"Yifaaaan! Akhirnya kau datang kemari juga, aku sangat merindukanmu." Seorang wanita muda dengan tubuh bak gitar spanyol berjalan dengan sangat cepat untuk mengampiri si pria bertubuh jangkung.
Yifan tersenyum ramah kemudian mengangkat tangannya sebagai bentuk salam pada wanita muda tersebut. "Lama tak jumpa Seouli. Sepertinya aku juga merindukan salonmu ini. Hahaha... ngomong-ngomong kau merubah sedikit dekorasinya ya." katanya sambil memperhatikan setiap sudut ruangan dalam salon tersebut.
Seouli menunjuk-nunjuk ke segala arah dalam ruangan salon miliknya dengan jari telunjuknya yang ramping.
"Sedikit merubah suasana juga baik kurasa. Lagi pula salon ini sebelumnya memiliki warna yang terlalu cerah. Dan karena warnanya yang terlalu cerah itulah mengapa aku mengubah catnya menjadi sedikit lebih gelap." kata Seouli memberikan penjelasan mengenai perubahan salonnya.
Yifan mengangguk-anggukan kepalanya. "Bagus. Salonmu jadi semakin bagus tampaknya aku akan semakin betah dengan salonmu ini." komentarnya.
"Kyaaaa... daddy Yifan tampaknya kita memang selalu satu selera ya." Seouli menjerit kesenangan.
Yifan hanya bisa tertawa melihat tingkah laku Seouli yang selalu berlebihan saat berhadapan dengan dirinya. "Seouli kau selalu berlebihan. Tapi bisakah kau tidak memanggilku dengan panggilan daddy? Karena itu terdengar sedikit agak...." Yifan sengaja menggantung kata-katanya.
"Agak sensual?" tukas Seouli dengan cepat.
Yifan mengangguk menyetujuinya. "Tolong panggil aku seperti biasanya saja ya." pinta Yifan.
Seouli membentuk jarinya seperti huruf O. "Baiklah baby." ucapnya senang.
Yifan tersenyum kemudian berjalan menuju kursi hitam yang mengarah pada cermin besar. Setelah duduk dengan rapi di atas kursi Yifan menunjuk rambutnya pada Seouli.