I Can Not

Nunik Fitaloka
Chapter #1

Prolog.

Bengkulu, 20 November 2020.

...

Senyuman tidak lepas dari wajah gadis yang berada di samping gue saat ini. Entah sesering apapun gue liat senyuman itu, tetap saja rasanya seperti memabukkan. Dia begitu manis.

Kami tengah berada di bawah langit yang mulai berwarna jingga. Beralaskan rumput-rumput jepang kalau kata orang, gue dan dia duduk sembari menatap jingganya langit.

Hampir setiap punya waktu semisalkan tak ada kegiatan kampus, atau tugas-tugas yang memberatkan, kami akan kemari menikmati senja bersama.

“Geral, kalau gue enggak ada lagi lo sendiri dong liat senja di sini?” Tiba-tiba dia berkata demikan. Gue lantas menoleh.

Wajahnya yang masih terlihat jelas meski dunia mulai menggelap. Matanya terus menatap ke depan. Lurus.

“Kok bilang gitu?” Gue menunggu dia menjawab.

Meski gue yakin dia tahu kalau gue tengah menanti jawaban darinya, dia lebih memilih bungkam.

***

“Sampai.” Gue menoleh ke kiri tepat di kursi penumpang.

Lihat selengkapnya