I can see Your voice

Venesa Sheeny Kumolontang
Chapter #3

#3 Can you hear it?

"Ah maaf!"

Ucapnya cepat sambil melepas genggaman tangannya padaku.

Aku menoleh ke sisi lain darinya,sisi kiri, dan dia menunduk.

"YER..YERII..!AKU KELUAR DULU YA,INGAT JANGAN APA-APAIN TELINGAMU!" Tegasnya dengan tangan teracung ke arahku.

Aku hanya mematung,memandanginya melangkah keluar,dan kemudian berbalik lagi ke arahku.

Oh tidak,dia berbalik,mau apa lagi dia?

"Oh ya kemarin Aku berusaha mencari kontak keluargamu,tapi HP-mu dikunci,jadi Aku belum menghubungi keluargamu,mungkin kamu bisa telpon mereka sekarang,HP-mu ada di dalam tas " Dia menjelaskan perlahan,sembari menunjuk meja susun di sebelah kananku.

"Oh ya..gak apa-apa..gak perlu hubungi keluargaku,Aku bisa sendiri kok,kamu pergi aja gak apa-apa" jawabku sambil mengibas-ibaskan jari.

"Oke Aku keluar dulu ya"

"iya..hati-hati.."

Dia membalas dengan lambaian tangan

Kulirik meja susun dengan kayu berwarna cream yang di sebut Sejin tadi. Benar tasku,senjata perangku kemarin,ada di susunan paling atas,dan sepatu sial itu ada di susunan bawahnya.

"Harusnya kuhajar berkali-kali kemarin biar nyaho!" Gumamku kesal

"Hajar siapa mbak?!" Tanya suster yang sudah berdiri di sampingku.

"Eh suster,kapan masuknya gak kedengaran?" Tanyaku penasaran.

Hening...

Kok diam aja sih nih suster.

Tak..tak..ting..

Suara nampan,gelas,piring,dan obat-obatan yang ditata di atas mejaku,terdengar jelas. Kuperhatikan dia,kenapa suster enggak jawab pertanyaanku,apa aku menyinggungnya?apa dia sariawan?apa dia sakit gigi?kenapa diam aja?

Suster menatapku sambil tersenyum,dia meraih kotak kecil dengan beberapa tombol di dekat ranjangku,dia menatapku sambil tersenyum,mencondongkan wajahnya ke arahku "ini untuk menaikkan ranjang, ini untuk menurunkan ranjang,saya naikkin dulu ya supaya mbak bisa makan dengan posisi duduk" jelasnya sambil memencet tombol.

Penjelasannya hanya kujawab dengan anggukan kepala,dan dahi yang mengernyit.

"Sus..susterrr..?kapan masuknya suster?" Kuulangi pertanyaanku.

"Oh maaf mbak gak kedengaran ya tadi, saya lupa,maaf ya,barusan mbak,barusan,pas mbak lagi marah-marah sendiri hehe.." jawab suster bertubuh mungil.

"Dimakan ya mbak,terus obatnya diminum" lanjut suster sembari menyiapkan meja dan menaruh makanan serta obat-obatan di meja depanku.

"Halo mbak Yeri,saya dokter Hendri yang bertanggung jawab selama kamu di sini,sudah makan?" Sapa dokter berkacamata tanpa frame di sekitar kacanya.

Lihat selengkapnya