“Itu Ndra! Ada orang-orang!”
Kulihat ada para tentara bekumpul, tidak hanya tentara negara ini, terlihat juga terdapat beberapa tentara dari luar. Wajar saja, ini adalah masalah yang tidak bisa hanya ditangani satu negara. Saat aku mencoba mendekat, para tentara itu menodongkan senjata.
“Sebutkan identitasmu! Kenapa kau berada di luar wilayah aman!”
“Gimana ini Ndra?”
Alisha terlihat sangat panik dan ketakutan. Para tentara ini juga kenapa mengacungkan senjata pada warga sipil seperti kami ini?
“Rawindra Nawasena dan ini temanku Drisana Alisha Ningsih! Dan kenapa tentara mengacungkan senjata kearah warga sipil seperti kami!”
“I-iya aku temannya, namaku Drisana Alisha Ningsih. Kami bekerja di salah satu start up di dekat sini.”
“Kau tidak perlu tau kenapa! Lalu benarkah namamu Rawindra Nawasena? Buktikan itu kalau dirimu! Kenapa juga pakaianmu berlumur darah seperti itu! Apa kau membunuh seseorang! Jawab!”
Mau dibuktikan gimana sialan, tentara ini sungguh aneh. Ingin sekali aku mencoba menerobos mereka. Seharusnya aku mengganti pakaianku terlebih dahulu tadi.
Ku lihat mereka sedang berbisik-bisik, apa yang akan mereka rencanakan?
“Baiklah, kami sudah mengkonfirmasi dirimu dan juga ada orang yang mencari, ikut kami! Dan jangan mencoba macam-macam! Wajar saja kami begini, karena dunia ini sudah tidak aman!”
“Iyaa iyaaa aku paham!”
Siapa yang ingin menemui aku? Apakah si penguasa menurut serpihan takdir itu? Aku tinggal menuruti saja dan hati-hari dengan tiap hal yang ada, lagian aku juga memiliki tubuh setengah abadi serta tubuhku juga sudah aku latih, jadi tidak akan ada kejadian tenagaku abis lagi.
Kami pun mengikuti tentara ini, untung saja daerah ini lumayan tinggi, jadi aku tidak perlu terjebak lagi dalam air. Sepanjang jalan aku melihat banyak orang tergeletak di pinggir jalan. Beberapa dari mereka terlihat kesakitan dan kelaparan. Mereka seperti pasrah dengan keadaan yang ada. Salah satu tentara itu berbicara,
“Pemandangan seperti ini sudah biasa sejak kemarin malam, di kota ini hanya daerah sini yang tidak terendam. Karena daerah ini hanya kecil, mereka jadi berdesak-desakkan sampai di kediaman walikota pun seperti ini. Jadi kau harus terbiasa dengan keadaan seperti ini. Kau tahukan dunia sedang dilanda kekacauan yang hebat.”
Ia terlihat memperhatikan seluruh badanku. Dia seperti merasa curiga dengan pakaianku yang berlumuran darah.
“Soal itu sudah paham, dunia ini sungguh menjadi aneh, hujan yang dari kemarin tiada henti dan juga aku bertemu dengan makhluk-makhluk aneh itu, aku nyaris saja mati 2 kali.”
Yah, lebih baik aku sedikit berbohong dengan keadaanku dan darah ini.
“Jadi kalian sudah bertemu dengan makhluk-makhluk itu?”
“Iya kami sempat bertemu dengan makhluk aneh itu beberapa waktu lalu, kemana perginya makhluk itu?
Berpura-pura polos lebih baik daripada aku bertingkah seolah-olah tahu semuanya.
“Yahh, makhluk itu pergi entah kenapa, katanya mereka pergi menuju beberapa negara yang mengalami kerusakan lebih parah dari ini.”
“Lalu sebenarnya siapa yang akan bertemu denganku?”
“Setelah ini kau akan tau, kau tau kalau kota ini sangatlah maju bukan? Sebenarnya ada seseorang yang menggerakkan kota ini dari belakang layar, dia menurutku adalah orang yang sangat luar biasa! Kudengar dia juga terlihat juga muda loh! Seharusnya kau senang yang mencarimu adalah orang seperti itu.”
Berkuasa berarti dia orang yang harus aku waspadai! Tapi, tunggu dulu! Berkuasa di kota ini? Kalau begitu dia adalah Ibuku! Apa yang Ibu perlukan sampai mencariku? Aku benar-benar tidak paham dengan hubungan Ayah dan Ibu. Dan juga sikap apa yang harusnya aku tunjukkan ke Ibu nantinya?
“Kita sudah sampai, sampai disini merekalah yang akan mengantarmu!”
Mereka terlihat seperti orang yang berpengalaman? Siapa sebenarnya mereka ini? Mereka juga terlihat mencurigakan, seperti sebuah agen rahasia. Ada sedikit aura tidak mengenakkan yang aku rasakan dari diri mereka.
“Oi bocah! Kusarankan kau berhati-hati, aura mereka begitu tidak mengenakkan bagiku, seharusnya kau juga merasakan hal ini. Dan sebisa mungkin sembunyikanlah aura mu!”
Iblis itu pun merasakan hal ini, mungkin benar aku harus benar-benar berhati-hati dengan mereka.
“Ba-baik.”
“Ndra, aku juga ikut?”
“Iya, tetaplah bersamaku, tenang saja aku kenal dengan siapa aku akan bertemu.”
Aku pun mengikuti mereka, kami memasuki salah satu kediaman walikota. Sebenarnya tidak kusangka Ibu berada di tempat VIP seperti ini. Mereka mengantarku di sebuah ruangan yang terlihat seperti ruang khusus tamu.
“Tunggulah disini, jangan macam-macam, kami selalu mengawasimu disini!”
Benar-benar aura yang tidak mengenakkan begitu terasa. Mereka seperti diriku, tapi dari sisi yang berbeda, apa mereka itu utusan Dewa? Tiba-tiba orang yang mencariku datang, ya orang itu adalah Ibuku.
“Lama tidak jumpa, bagaimana kabarmu dengan si pak tua itu?”
Bukan lama lagi yang kau sebutkan, benar-benar lama, aku saja sebenarnya tidak mengenali dirimu sebagai Ibu.
“Baik-baik saja, Ayah sudah menghilang dari dunia ini.”
Kulihat Ibu menghela nafas dan terlihat seperti sedikit kecewa dengan keadaanku.
“Kalian para penjaga keluarlah sebentar, ada yang ingin aku bicarakan dengan bocah ini. Dan kau Nona, sebaiknya jangan disini, pembicaraan ini sebaiknya tidak kau ketahui. Ikutlah para penjaga itu!”
Alisha terlihat gelisah dan bingung dengan siapa sebenarnya berbicara.
“Tenang saja, aku tidak akan lama kok! Santai saja, orang tua ini adalah Ibuku.”
“E-EH?!” Alisah begitu kaget ketika aku memberitahu kalau orang ini adalah Ibuku. Wajar sih dia terlihat muda, Ibuku hampir terlihat semuda Alisha.
“Ibu, aku sarankan jangan kau apa-apakan dia!”
“Iya Ibu paham, tidak usah setegang itu mereka bukanlah orang jahat.”
Alisha pun pergi meninggalkan ruangan ini dan mengikuti para penjaga itu. Di ruangan ini hanya tinggal aku dan Ibuku. Momen seperti ini tidak pernah kami rasakan, berbicara berdua saja antara Ibu dan Anak, namun sayangnya momen ini terjadi di saat seperti ini, tidak ada kasih sayang terasa.
“Lalu apa yang ingin bicarakan, dari para tentara itu kudengar Ibu mencariku kan?”
“Pertama kau tidak perlu menyembunyikan aura mu seperti ini, tidak usah takut segitunya dengan Ibu. Yang kedua, kau akhirnya mewarisi ingatan dan kekuatan dari leluhur pak tua itu kan?”
Eh? Jadi ibu tau soal ingatan dan kekuatan ini? Lalu kenapa dalam ingatan Ayah tidak ada? Pasti Ayah juga menyembunyikan ingatan tentang Ibu.
“Jadi Ibu juga tau? Aku juga tidak tau kenapa juga aku mewarisi semua ini, aku tidak paham kenapa ini menimpaku. Sejak sebelum mewarisi kekuatan ini pun aku jadi tidak bisa menikmati hidupku karena aura hitam ini.”
“Seluruh kontrak itu seharusnya berhenti di orang tua bodoh itu, aku sudah mencoba menghentikannya tapi dia selalu saja merasa dia tidak sanggup untuk melakukan takdir itu, tapi usahaku sia-sia, entah apa yang membuatnya yakin kalau semua akan lebih baik jika kau yang menerima takdir ini. Aku sebagai Ibu tak tahu harus bagaimana lagi, aku juga tidak kuat harus berurusan dengan pak tua itu terus. Dan sebagai Ibumu aku benar-benar maaf, tidak bisa berada disisimu sampai saat ini, Ibu juga takut sebenarnya.”
Ibu terlihat benar-benar sedih, aku paham sebenarnya, apa yang dilakukan Ibu tidaklah salah, manusia mana yang betah berurusan dengan hal begini? Aku saja tidak sudi sebenarnya berurusan dengan hal mengerikan seperti ini. Dan Ayah itu kenapa juga meneruskan kontrak ini ke Aku, kenapa dia tidak yakin? Apa Iblis sialan itu paham?
“Ibu, aku paham, ibu tidaklah salah kok, tapi yang masih aku pertanyakan kenapa Ayah memilih meneruskan kontrak ini ke aku?”
“Yang hanya Ibu tau kalau menurut orang tua itu mu, potensi yang dimiliki dirinya kurang dan persiapan yang dibuat olek Kakekmu juga tidak optimal. Jadi dia mewariskannya kepadamu. Dia memilih mensupport dirimu menghadapi takdir ini. Banyak hal yang ia habiskan untuk mempersiapkan itu semua.”
“Jadi selama ini Ayah mempersiapkan semuanya?”
“Iya, sampai-sampai Ibu inilah yang membiayai kalian hidup Hahahaha tidak berguna ya pak tua itu!”
“Pantas saja Ayah mempunyai banyak uang hahaha!”
“Kembali lagi ke inti pembicaraan ini, apa kau yakin ingin menghentikan kiamat ini? Tidak usah kau tutupi, aku sudah paham kalau ini adalah kiamat.”
Ini lah mungkin yang harus aku wapadai dari serpihan takdir ini. Aku harus mulai berhati-hati mulai dari sini.
“Ya! Aku yakin! Dunia ini tidak bisa berakhir begitu saja! Masih banyak yang aku inginkan, aku juga ingin lebih mengenal Ibu lebih lama lagi.”
“...”
Ibu hanya terdiam mendengar perkataanku, apa ada salah dari perkataanku tadi? Bagaimana ini? Tiba-tiba Iblis itu berbisik,
“Tenang saja, Ibumu tidak akan melakukan hal yang buruk dan-”
Belum selesai Iblis sialan itu berbicara, Ibu memotong pembicaraan itu, seolah-olah Ibu bisa mendengar Iblis itu.
“Diam kau Iblis tua, aku tau kau disitu, tidak usah ikut campur soal masalah ini, lebih baik kau diam saja!”
Kenapa Ibu seperti membenci Iblis sialan itu? Apa Ibu pernah bertemu atau tau sesuatu soal Iblis ini?
“Ibu paham yang kau rasakan, memang lebih baik dunia ini tidaklah hancur. Ibu juga mengharapkan itu. Namun apa kau tau berarti kau akan melawan Dewa dan kau sekarang ini berada disisi yang didukung oleh Iblis, semua orang akan menganggapmu sebagai orang jahat dan memusuhi. Apa kau masih yakin dengan ini?”
“Ada yang perlu Ibu ketahui, tidak semua yang baik itu baik, ada juga kejahatan dari mereka. Begitu pula dengan yang jahat, tidak selamanya dan tidak semuanya mereka jahat, mereka semua sama seperti manusia, memiliki keinginan, memiliki tujuan. Mereka juga ingin hidup bebas seperti manusia, tanpa terbelenggu oleh pandangan sebagai makhluk yang jahat.”
“Ya terserahlah kalau memang itu yang kau inginkan, Ibu tidak akan bisa menghentikanmu. Si Iblis itu kan yang memberitahumu?”
“Iya, memangnya ada apa dengan Iblis itu?”
“Dia sebenarnya memang tidak jahat, dia hanya ingin bangsanya merasakan kebebasan. Bebas dari kekangan kalau bangsa mereka itu jahat. Tapi untuk melawan Dewa, Iblis tidak akan mampu, mereka perlu dukungan dari manusia pada hari penghakiman nanti. Pada hari itu akan menentukan nasib tiap manusia dan Iblis dan kau tau? Yang akan menghakimi adalah para malaikat dan Dewa, sungguh tidak adil bukan?”
“...”
Aku benar-benar tidak menyangka kalau Ibu ternyata mendukungku. Aku kira awalnya Ibu akan menolak dan menghentikan diriku ini. Juga ternyata Ibu adalah orang yang begitu baik, seandainya aku bisa hidup bersama ibu.
“Yah, hal begitu sungguhlah tidak adil, baik bagi iblis ataupun manusia.”
“Ibu ingin bertanya sekali lagi, bagaimana Ayah saat akan menghilang?”
“Ayah tetap tersenyum sebelum ia pergi dan Ayah mengatakan satu hal, lindungilah Ibumu.”
Ibu terdiam beberapa saat, ia terlihat sedih dan menyesal.
“Dasar pak tua payah itu, masih saja berusaha memikirkanku di saat terakhirnya. Ada sesuatu yang ingin Ibu berikan kepadamu, ini juga benda yang Ayahmu titipkan kepada Ibu untukmu, bawalah cincin ini selalu.”
Cincin? Ibu memerikan sebuah cincin kepadaku, cincin ini begitu hitam pekat. Seperti suatu energi yang besar tersimpan di dalam cincin ini.
“Selalu pakailah cincin ini sampai hari itu tiba, jangan pernah kau lepaskan cincin ini! Kau akan tau gunanya nanti. Pak tua itu juga tidak memberitahu Ibu apa cincin ini.”
Aku pun memakai cincin itu. Namun tidak ada hal apapun aku rasakan, ku lihat di layar ini juga tidak ada informasi apapun yang berubah. Iblis itu pun berbisik kepadaku,
“Selalu pakailah itu, aku memang tidak tau maksud orang tua itu memberikan cincin itu kepadamu, tapi tenang sajalah, cincin itu tidak akan membunuhmu. Itu semacam cincin yang menyimpan sedikit kekuatan Ayahmu.”
Aku pun juga tidak mau terlalu memikirkannnya, aku yakin pasti suatu saat cincin ini akan memberiku manfaat.
“Bagaimana kabarmu Iblis tua? Masih suka meyembunyikan tampangmu itu?”
“Hahahaha kau adalah manusia biasa yang selalu saja meremehkan diriku, kau benar-benar cocok dengan orang itu!”
“Tolong jagalah bocah ini, dia masih naif dan tidak begitu mengerti dunia ini, aku khawatir jika dia nantinya pada hari itu akan membuat suatu masalah yang akan mengacaukan seluruh tatanan dunia ini.”
“Yahh, ini demi tujuan bangsa ku juga jadi baiklah aku akan menjaga bocah nakal ini sampai saat itu tiba, dengar itu bocah! Jangan macam-macam denganku, sekarang ini orang tua mu memasrahkan dirimu kepadaku, jadi menurutlah dengan omonganku nanti!”
“Iyaa iyaaa dasar Iblis cerewet.”
Ternyata hubungan Ibu dengan Iblis ini tidaklah buruk. Dan aku mulai merasa bahwa Iblis ini dapat dipercaya.
“BRAK!”
Tiba-tiba suara pintu dibuka dengan sangat keras.
“Maaf Nyonya, kalau aku mengganggu waktu Anda! Tetapi Ada keributan di luar sana, ada 2 kelompok yang saling berseteru! Mereka mengklaim bahwa kelompok mereka adalah utusan Dewa yang akan menyelamatkan dunia. Entah apa penyebab awal masalah ini masih diselidiki oleh tim. Mohon perintah Anda!”
“Sementara berikan perintah tegas kepada mereka untuk tenang, kekerasan aku bolehkan tapi jangan sampai bunuh mereka! Sialan masalah apa lagi yang ada disini, mengurusi mereka saja sudah membuatku pusing, malah mereka sendiri menyebabkan masalah yang lebih memusingkan!”
“Baik Nyonya!”
“Hahh, kemana juga perginya walikota pengecut itu. Disaat susah ini malah aku yang kerepotan.”
Utusan Dewa? Tanda ketiga sudah dimulai! Pasti sebentar lagi kiamat akan dimulai!
“Ibu! Ada sesuatu yang perlu aku bicarakan!”
“Soal tanda kiamat kan? Ibu sudah memperkirakan hal ini. Sekarang ini biar Ibu yang mengurusi, istirahatlah terlebih dahulu. Tubuhmu masih kurang dari cukup. Biar kami para orang dewasa yang mengurusinya. Para penjaga! Ikut semua denganku!”\
“Siap Nyonya!”