Aku juga mencoba menggunkan kemampuan Aura yang aku miliki, ternyata yang terjadi lebih buruk dari apa yang ia katakan. Aku benar-benar tak mengira hal seperti inilah yang akan terjadi.
“Ini sungguh buruk! Semua orang yang berada disini atau bahkan semua orang yang ada sudah tidak bernyawa! Dari kemampuan Aura milikku hawa kehidupan hanya terdeteksi milik kita bertiga, bisa dibilang yang hidup saat ini hanya kita bertiga dengan para malaikat dan Dewa.”
“Su-sungguh tidak bisa dipercaya! Dewa benar-benar sedang mempermainkan makhluknya! Aku juga tidak bisa mendeteksi hawa kehidupan dari seluruh bangsa Iblis! Apa tujuan Dewa melakukan ini semua, apa dia benar-benar hanya ingin bermain!”
“Lebih baik sekarang ini kita tetap tenang, aku tau aku juga panik merasakan ini semua secara tiba-tiba seperti ini.“
“Tuan, sekarang apa yang harus kita lakukan?”
“Kita tunggu saja dahulu, apa maksud Dewa ini.”
Aku benar-benar tidak bisa menebak soal ini, hal ini diluar prediksi. Semua orang dibinasakan oleh Dewa, kenapa juga hanya menyisakan kami bertiga? Dewa ingin bermain dengan kami?
Semua tiba-tiba mulai menjadi terang, perlahan semua terlihat sangat putih, aku langsung mencoba menutup mataku, karena cahaya yang sangatlah menyilaukan ini.
“Bukalah matamu bocah, hari itu benar-benar tiba lebih cepat. Dewa benar-benar tidak sabaran ya ternyata.”
Saat aku membuka mataku, aku berada di entah dimana ini. Aku tidak bisa mendeskripsikan ini dimana, seperti berdiri diatas kaca, namun seperti diatas air juga. Di sekelilingku terdapat awan-awan berhamparan. Semuanya sungguh aneh, entah ini langit atau laut, aku tidak bisa menentukannya.
“Halo bocah, kita bertemu lagi. Bagaimana gambaran surga yang aku ciptakan ini? Sungguh menarik bukan?”
“Dasar kau Dewa sialan! Kembalikan kehidupan kami sekarang juga! Kami tidak butuh surga buatanmu!”
“Apa benar begitu? Di surga ini nantinya kau akan menerima segala hal keuntungan yang tidak bisa kau dapatkan di dunia, seperti kenikmatan tiada tara tanpa batasan umur yang pendek!”
“Sudah kubilang waktu itu, kami semua tidak butuh itu, hal sementara lebih menyenangkan untuk dinikmati daripada hal abadi yang membosankan!”
Tiba-tiba Dewa mengeluarkan sebuah api dan api itu mengarah langsung kepadaku. Dengan cekatan Agnia menyerap Api itu. Yah, meski dia tidak melakukan itu api tetap saja tidak berpengaruh pada diriku ini.
“Kau kembali juga Agnia, apa kau ingin mengulang lagi kesalahanmu dulu? Kau tidak puas aku pisahkan menjadi dua bagian yang saling bertengkar? Apa kau malah mengingkan aku membuatmu menjadi seperti itu lagi?”
Dewa itu memancarkan sebuah energi mengarah ke Agnia. Namun semua itu sia-sia.
“Tuan? Anda tidak perlu melindungi saya.”
“Tidak apa-apa, ini bukan apa-apa bagiku.”
Aku memodifikasi segala aturan yang berhubungan dengan Agnia, sehingga dia tidak akan mudah untuk mati, bahkan oleh Dewa sekalipun.
“Apa-apaan itu, bagaimana kau bisa mengagalkan perintah mutlakku tadi!”
“Mutlak kau bilang? Hal serendah dan semudah itu kau bilang mutlak? Aku bisa saja menghancurkanmu sekarang ini, apa kau ingin mencobanya sekarang juga?”
“Dasar tidak tau diri, aku tidak menyangka aku akan menemui manusia seperti ini. Perjuangan Iblis kuno itu tidak sia-sia ternyata. Benarkan Rajendra?”
“Aku tidak sudi kau memanggilku, namaku tidak pantas untuk kau ucapkan. Namaku lebih tinggi dari pada kau yang sekedar Dewa tak berakal!”
“Sudahlah, bukankah kau mengingkan hari penghakiman wahai Dewa!”
“Siapa bilang aku mengingkan hari penghakiman?”
“APA!”
Apa maksud Dewa ini? Lalu bagaimana dengan semua rencana ini kalau tidak ada hari penghakiman?
“Mana ada makhluk bodoh yang tetap melakukan rencananya kalau rencana tersebut sudah diketahui musuhnya? Kau kira Dewa itu apa hah? Makhluk yang bisa kau tipu seenaknya? Aku mengetahui segala hal yang kau rencanakan, segala hal yang kau pikirkan, segala hal yang leluhurmu siapkan pun aku mengetahuinya! Jadi kenapa juga aku harus menuruti persiapan kalian? Memangnya Dewa itu kau anggap bodoh?”
“Rencana? Aku tidak merencakan apapun untukmu, aku hanya datang seperti ini seperti yang kau rencanakan, malahan rencanamu itu yang akan mengakhiri dirimu sendiri!”
“Kau ingin menggertak Dewa? Kau bodoh atau bagaimana? Aku paham dari awal kau mewarisi kekuatan dan ingatan itu dari Ayahmu yang merencakan ini. Ayahmu sungguh takut menghadapi Aku sampai menyerahkan kewajiban yang diberikan leluhur kepadamu yang tidak tau apa-apa! Hahahaha!”
“Kau memangnya paham apa soal Ayah, ada satu hal yang tidak kau pahami!”
“Kau pikir omonganku tadi hanya omong kosong? Aku mengetahui segala hal mana ada hal yang tidak aku ketahui!”
“Omonganmu saat ini sudah membuktikan kalau semuanya hanyalah omong kosong belaka. Kau tidak mengetahui segala hal, kau bukanlah Dewa, kau hanya mengaku-ngaku memiliki sebuah kekuasaan, kau haus akan dihormati dan dipuja oleh semua makhluk!”
“Kau menggertak sang Dewa ini lagi hah! Kau akan kubunuh berkali-kali!”
“Menggertak? Lebih tepatnya aku merendahkan dirimu wahai Dewa tak berakal!”
“Sialan, terima ini!”
Sebuah energi berkekuatan besar mengarah kepadaku. Energi apa ini, energi ini,
“Energi ini sunggu tidak ada gunanya!”
System Identification! System Modification! Ubah arah energi dan kembalikan kepada pemiliknya.
“Sialan, kekuatan apa sebenarnya yang kau miliki itu! Aku benar-benar tidak paham dengan yang kau lakukan!”
“Sekarang kau mengaku tidak bisa mengetahuinya kan? Berarti kau memang bukan Dewa, kau hanya makhluk biasa yang rakus akan pujaan dari makhluk lain!”
“Aku tidak terima, aku akan membuatmu menyesal! Keluarlah seluruh malaikat!”
“...”
Tidak ada hal yang terjadi. Semua terdiam, tidak ada satupun malaikat yang muncul.
“Mana malaikat yang kau banggakan? Apa kau ditinggalkan wahai Dewa?”
Dewa benar-benar terlihat marah dengan hal ini, tapi tetap saja aku masih belum cukup untuk menjangkaunya saat ini. Aku harus memancingnya lagi.
“Apa-apaan ini! Mana para malaikat yang aku punya! Oi para malaikat datanglah! Aku memanggilmu untuk memusnahkan makhluk rendahan ini!”
Tetap saja hal itu percuma untuk dilakukan, tidak akan ada satupun malaikat yang datang.
“Apa kau tau apa yang terjadi wahai Dewa?”
“Apa yang sebenarnya kau lakukan dasar manusia rendahan! Aku tidak butuh malaikat, aku akan langsung menghabisi dirimu saat ini juga!”
Satu persatu sebuah gerbang muncul, dari gerbang itu muncullah berbagai senjata, entah senjata atau apa aku sebenarnya juga tidak begitu mengerti. Tapi aku merasa hal itu sangatlah berbahaya.
“Hei Iblis, Agnia! Berhati-hatilah dengan senjata itu!”
“Tenanglah bocah, aku sudah mengingat kontrak dari Ayahmu, semua ini akan berjalan sesuai dengan keinginan Ayahmu tenang saja. Harapan kita semua akan tercapai dan hal itu akan lebih baik.”
Tiba-tiba sebuah bayangan hitam muncul dari bawah. Aku merasakan energi yang sangat besar dari bayangan ini. Lebih besar dari energi yang dimiliki oleh Dewa itu. Jadi ini kontrak yang dimaksud Ayah!