Semalaman penuh aku terus teringat tentang hal yang Nala ceritakan tadi sore, dia sempat memarahiku karena waktu itu aku hampir saja terjatuh dari atap karena menolongnya.
Sepertinya aku bisa mengerti alasan mengapa Nala begitu marah kepadaku waktu itu, dia pasti begitu ketakutan ketika melihatku bergelantungan di pinggir gedung.
Akupun memintanya untuk menepati janji, agar ia tak akan lagi mengambil tindakan buruk seperti hari itu.
Perlahan berada di sisi Nala, membuatku merasa lebih hangat. Meski pertemuan pertama kami berkesan mengerikan, tapi kini kami berada di tempat yang sama, saling melempar senyum pada satu sama lain. Sepertinya sejak saat itu, aku merasa Nala adalah teman yang sangat berharga bagiku.
Sepertinya sudah cukup lama aku tak bertemu Kenzie, aku hampir saja melupakannya untuk sesaat. Bahkan kami tak begitu sering bertukar pesan, rasanya begitu canggung jika harus mengiriminya pesan terlebih dahulu.
Laki-laki tersebut, bahkan tak memiliki akun media sosial sama sekali. Padahal aku sangat ingin mengetahui tentang dirinya lebih dalam.
"K-e-n-z-i-e" ejaku, sembari mengetikan namanya di mesin pencarian media sosial.
"Kenapa?" tanya Kenzie, dari belakang.
Aku hampir saja mengumpat karena terlalu terkejut, ia tiba-tiba muncul dari belakang, bahkan aku sama sekali tak mendengar langkah kakinya.
Aku segera menyembunyikan ponselku dari jangkaunya.
"Kenapa kok kamu kemarin-kemarin gak dateng ke sini?" tanyanya.
"Kamu nungguin aku?" tanyaku, membalikan pertanyaannya.
Ia hanya membalas dengan senyum tersipu, sembari memalingkan tatapannya ke tempat lain.
Aku terkekeh melihat tanggapannya, tanpa sadar aku kembali menganggapnya manis. Aku berusaha menyembunyikan senyumku darinya, aku tak ingin ia menyadari kekagumanku padanya.
"Besok ada acara?" tanyanya, sembari membuka buku.
"Mmm...engga. Kenapa?" ucapku.
"Mau pergi ke seaworld?" ajaknya.
"Kapan?" tanyaku.
"Besok siang, gimana?" tanyanya lagi.
"Hm, oke" sanggupku.
Begitu berpisah dengan Kenzie di toko buku, Nala mengajakku untuk membeli kacamata renang barunya untuknya.
"Kebetulan banget lu ada di sekitar sini, lu mau beli sesuatu juga gak? mumpung masih di sini kan" ucapnya.
Kebetulan sekali, kami berada di depan toko kosmetik. Aku menatap toko di hadapan kami sembari berpikir apakah aku butuh sesuatu untuk besok bertemu Kenzie.
"Kenapa? lu mau masuk?" tanyanya.
"N-nggak! kenapa aku mau kesana" ujarku, terbata di ikuti tawa canggung.
"Apa deh? ayo gue juga mau beli liptint" ujarnya, sembari berjalan mendahului memasuki toko.
Aku hanya mengikuti Nala, aku berusaha keras untuk tak berpikiran aneh. Kami hanya akan pergi menuju aquarium, tak lebih. Apa yang kupikirkan, sangatlah konyol.
"Lu gak beli apa-apa?" tanya Nala.
"Gak" balasku.
"Kenapa? banyak liptint yang bagus, lu juga beli satu dong, biar sama kayak gue" ujarnya.