Aku berjalan di lorong kelas, dengan tangan yang penuh dengan buku, menuju ke ruang guru. Seseorang mengejutkanku, ia mengambil setengah buku di tanganku. Dia berdiri di hadapanku, seketika suasana hatiku begitu buruk, melihat Joe berdiri di depanku.
"Gak usah" ucapku dengan dingin, kemudian mengambil lagi buku yang Joe rebut.
Aku berjalan melewatinya dengan tak acuh, membuatnya kebingungan dengan sikapku. Ia mengejar langkahku kemudian merebut kembali semua buku di tanganku. Aku menghela napas gusar, tak senang dengan tindakkannya.
"Aku bilang gak usah" ketusku.
"Lu kenapa?" tanyanya, mempertanyakan sikap dinginku padanya.
Aku memutar kedua bola mataku, sembari menahan helaan napas.
"Kamu tau kan siapa aku?" tanyaku.
"Tau, Kayla" jawabnya dengan santai.
"Kita pernah ketemu di restoran, kamu pasti tau soal kejadian hari itu" ujarku.
"Jadi lu inget" gumamnya.
"Kenapa kamu gak bilang kalo kamu tau siapa aku?" tanyaku.
"Karna gua pikir lu sengaja pura-pura gak kenal sama gua? gua kira lu gak bakal nyaman karna kejadian itu" jawabnya, membuatku tersentak.
"Tapi kamu adiknya Yenna" ungkapku, dengan perasaan cemas.
"Terus kenapa?" tanyanya.
"Yenna gak suka sama aku..." jawabku.
"Gua gak peduli" sahutnya.
"Kenapa?" tanyaku.
"Dia bukan keluarga gua? maskud gua, dia memang kakak tiri gua, terus apa hubungannya sama gua kalo dia benci sama lu, gua bahkan gak peduli soal dia. Sejujurnya juga gua ada di pihak lu" ungkapnya.
"Menurut kamu, aku bakal percaya?" ujarku.
"Kenapa gua harus bikin lu percaya sama gua? gua gak peduli" sahutnya lagi.
Aku mengerutkan dahi, tak mengerti dengan dirinya yang seolah tak peduli pada apapun tindakannya. Aku hanya bisa menatapnya bingung, iapun nampak salah tingkah lalu meninggalkan buku-buku tersebut padaku sebelum akhirnya meninggalkanku di tempat.
Tak peduli dia berniat baik atau sebaliknya, kurasa dia hanya seseorang yang aneh.
Di jalan pulang, aku menceritakan apa yang tengah mengganggu pikiranku, menceritakan soal Joe padanya.
"Jangan-jangan, dia sengaja deketin lo biar Yenna bisa lebih gampang gangguin lo. Supaya lo sama Kenzie makin jauh, bisa jadi kan! secara meraka adik kakak" pikir Nala.
"Aku juga gak tau..." gumamku.
Sejujurnya aku tak lagi ingin terganggu akan hal seperti ini. Hanya akan melelahkanku, namun aku tak bisa menahannya, aku begitu mempedulikan semua yang terjadi saat ini.