I ( Everything In My Life )

Liepiscesha
Chapter #23

Aku tak pernah begitu menyukai luka

" Jika aku saja memiliki luka yang sebesar ini, mungkin saja mereka semua juga memiliki luka yang sama sepertiku, hanya saja kami saling merahasiakan hal tersebut "

***

Setelah hampir 1 bulan menyiapkan ulangan kenaikan kelas, aku dan teman-temanku tak bisa melakukan banyak hal seperti biasanya. Hal tersebut sempat membuatku merasa begitu lelah, semua yang menimpaku saat ini cukup membuatku merasa lebih mudah sakit.

Minggu pagi ini, aku dan Nala berolahraga di sekitaran taman dekat rumah kami berdua. Minggu ini ujian baru saja berakhir, rasanya begitu segar bisa kembali menghirup udara bebas seperti saat ini. Di belakang kami ada Kin dan Kenzie yang berjalan mengikuti langkahku dan Nala. Keduanya masih belum bisa lebih dekat, mereka terus bertengkar meski hanya karena hal sepele.

Kin tak begitu menyukai Kenzie, karena beberapa alasan. Kenzie pun tak begitu menyukai Kin, karena Kin tak menyukai dirinya.

Aku berhenti di depan sebuah kafe, aku bisa melihat Naomi dari balik jendela kafe tersebut. Kebetulan Naomi juga menyadari kehadiranku, aku mengangkat tanganku, menyapanya dengan senyuman cerah. Ia segera berlari menghampiriku dan Nala di depan kafe tersebut.

"Kayla! Nala!" serunya, dengan ceria.

"Kamu ngapain di sini? kayaknya kafenya belum buka?" tanyaku penasaran.

"Oh, ini kafe ayah gue!" jelasnya, sembari menengok ke arah kafe yang ia belakangi.

Aku dan Nala mengangguk paham, kurasa Naomi memang anak yang cukup beruntung. Di sekolah dirinya di kenal karena sering memakai barang-barang mewah, ia juga begitu loyal dan baik pada teman-temannya.

Tak lama dari itu, Kenzie dan Kin tiba di hadapan kami. Membuat Naomi menutup mulutnya sangking terkejut melihat kehadiran keduanya. Kin mendekat ke arah Nala dan berjalan sembari mendorong tubuh Nala perlahan.

"Ngapain?" tanya Kenzie, ia bingung melihatku yang berhenti di tengah jalan.

"Oh... ini temen sekelas aku, Naomi. Naomi, ini Kenzie" jelasku, memperkenalkan keduanya.

"Jadi lo beneran pacaran sama dia ya..." ucap Naomi, takjub pada kenyataan yang ada di depan matanya.

Wajahku terasa panas begitu Naomi mengatakan hal tersebut, tiba-tiba aku tersipu karena Naomi terang-terangan mengatakan hal tersebut di hadapan Kenzie.

"Kamu mau gabung? yang lain pasti udah nunggu di taman" ucapku.

"Boleh?" tanyanya, dengan antusias.

"Bolehlah" balasku.

"Asik!" serunya, kemudian Naomi mengaitkan lengannya pada lenganku. Kami saling bergandengan selayaknya teman dekat.

Lihat selengkapnya