I ( Everything In My Life )

Liepiscesha
Chapter #28

Perlu ada penyesalan, agar semuanya bisa di perbaiki

" Terima kasih karena telah mengatakan bahwa aku bukanlah orang yang buruk "

***

Enggan kembali ke rumah, aku pergi mengunjungi makam mendiang kedua orang tuaku, sembari berdoa agar keduanya selalu di beri keselamatan dan ketenangan di alam sana. Aku memohon maaf kepada Ibu dan Ayahku atas semua kesalahan yang telah terjadi saat ini, aku tak ingin terlalu merasa hilang arah. Aku berdiam diri di samping makam keduanya, kuharap orang tuaku tak akan merasa sedih karena harus melihatku seperti saat ini.

Bagaimana hubunganku dan kak Kyra jadi berantakan seperti ini, selama ini ia tak pernah membentak ataupun bicara kasar padaku seperti saat tadi. Mungkinkah perbuatanku telah banyak menyakitinya, separah apa sehingga dirinya mampu semurka itu.

Sebelum matahari terbenam aku segera kembali ke rumah, menatap tampak depan rumah kami saja mampu membuatku merasa begitu bersalah. Aku berjalan memasuki rumah yang tampak gelap, semua aliran listrik di sekitar rumahku tiba-tiba mati sejak sore tadi.

"Bi, udah dari tadi matinya?" tanyaku kepada seorang wanita yang bekerja di rumahku.

"Iya, Neng. Dari ashar udah mati, oiya neng di dalem ada si Aa" ungkapnya.

Siapa, bi?" tanyaku bingung.

Tak ingin lebih penasaran, aku segera memasuki ruang tengah untuk menemui orang yang di sebutkan bibi barusan. Di hadapanku, aku melihat Kin duduk di sofa dei tengah gelap menatapku dengan sendu.

"Kin?" ucapku.

"Kemana aja sih?" omelnya segera menghampiriku.

Mungkinkah Kin datang ke rumah ini karena mendengar percakapanku dengan kak Kyra tadi siang, lalu tatapannya barusan, ia terlihat mengasihaniku. Aku cukup canggung berhadapan lagi dengannya, Kin tak seharusnya mendengar dan mengetahui kejadian seperti tadi.

Orang-orang yang bekerja di rumah telah kembali ke tempat mereka begitu listrik kembali menyala, malam ini Kin akan tinggal di rumah bersamaku. Ia tak menanyakan banyak hal, bahkan tak menyinggung kejadian tadi siang yang ia dengar dari balik telepon.

"Laper nih" keluhnya.

Aku kebingungan mendengarnya kelaparan, bibi sudah tak ada di sini, aku juga tak membeli makan malam karena tak berselera makan. Meski begitu aku tetap pergi ke dapur untuk memeriksa bahan apa saja yang ada di sana.

Tak ada bahan apapun di dapur, aku belum sempat berbelanja bahan dapur. Juga, bibi tersebut hanyalah bertugas menjaga rumah selama tempat ini kosong, jadi beliau tak menyiapkan makanan apapun untukku.

Lihat selengkapnya