"Aku mungkin tak memiliki kisah yang begitu menarik untuk sebagian orang, tapi aku puas dengan hidupku, karena aku hanya akan menghargai apa yang telah kubuat dalam kisahku"
***
5 tahun setelah lulus sekolah, akhirnya aku bisa sedikit bernapas lega. Aku memutuskan untuk rehat sebentar, menikmati kehidupanku dengan damai. Ini adalah pertama kalinya aku merasakan hidup. Aku menjalani hari-hariku hanya dengan melakukan hal yang ku inginkan. Aku pergi ke toko roti untuk bekerja, bukan pekerjaan yang sulit lagi, aku memiliki beberapa pegawai di sana, rasanya menyenangkan, aku hanya harus melakukan bagianku, tak lagi selelah seperti pertama kali, aku mengurus segala hal, mulai dari membuat adonan, memanggang, membuka toko, membersihkan toko dan segala halnya, kini aku bisa lebih santai.
Ibu Mauren membuka toko bunga lainnya di tepat di sebelah tokoku, beliau memberikan toko tersebut sebagai hadiah untuk toko rotiku. Karena beliau, tempat ini menjadi tempat yang cukup populer.
Pagi ini aku hanya sibuk membuat sarapan, tak ada jadwal apapun, aku paling bahagia di waktu seperti ini.
"Ken... bangun! Kamu mau pergi ke bandara jam berapa?" tegurku dari tengah dapur, aku harus berteriak karena Kenzie berada di ruangan sebelah.
Tak mendengar jawaban, aku terpaksa harus menghampirinya di ruang tengah. Laki-laki itu tertidur dengan posisi duduk, Karina ada di sampingnya tidur di karpet berbulu bersama dengan Ken.
Aku mengelus wajah Kenzie, mencoba membangunkannya dengan lembut.
"Kamu gak pergi?" tanyaku lagi dengan tenang.
"Gak mau, aku gak mau pisah lagi" keluhnya dengan suara serak. Kedua matanya masih tertutup rapat.
"Gak bisa, kamu ada janji sama orang-orang dari Amerika itu, kan?" tegurku.
"Anak-anak itu duluan yang batalin janji dari kemarin-kemarin, gak masalah kalo aku telat 1-2 jam" kelitya mencoba mencari pembenaran.