I HOLD YOU

hulyah diana
Chapter #3

BAB 2

                         "Menjadi telinga, bisa saja adalah obat pada setiap luka"

                                                                            _Lira_

"Ra, gini amat naskah lu, ngga ada yang mendingan apa?" sosok perempuan berambut panjang kemerahan itu berdecak kesal, pandangan yang sangat mengitimidasi Lira itu terang-terangan ia perlihatkan.

"Salah dimananya Jeng?" Lara membolak-balikkan naskah drama yang akan dipentaskan 3bulan lagi itu, sebagai tugas akhir pada matakuliahnya.

"Alurnya, klise terus udah banyak yang bikin alur kayak gini, kita butuh inovasi Ra". Ajeng menatap tajam ke arah Lira, namun Lira hanya mengangguk malas, kerja parttime tadi malam cukup menguras tenaganya pagi ini.

"Gua serius ini, kita harus buru-buru latihan biar bisa nampilin drama terbaik Ra!" Suara Ajeng cukup keras, seisi kelas menoleh ke arah mereka berdua, seketika Lira mengambil tas slempang lusuhnya dan pergi keluar, meninggalkan kelas untuk matakuliah hari ini.

 Ia memilih pergi daripada harus adu mulut dengan Ajeng, percuma, perempuan yang cerewet dan selalu mengedepankan ego itu tidak akan mebiarkan dirinya menang sekuat apapun ia mencoba mendebat. Lira pergi ke kantin kampus, kalau sedang badmood, perempuan itu senantiasa menumpahkan kekesalannya kepada semangkok bakso dan segelas es teh.

"Sendirian aja nih buk Gilang" duduk di depan Lira, laki-laki itu mengeluarkan buku bersampul biru miliknya.

Lira memandang malas ke arah Gilang, urusan skripsi yang tak kunjung diterima sudah membuat dirinya pusing dan bingung. Belum urusan naskah yang dibebankan kepadanya, Lira sudah mencoba untuk menulis dengan baik, namun pikirannya selalu terbagi-bagi sehingga sangat sulit untuk membuat cerita dengan alur yang berbeda dari yang sudah ia pernah tulis selama ini. Ia berada dititik dimana ia sendiri belum bisa menjangkau dirinya.

"Lu pernah ngerasa jadi orang yang bener-bener ngga guna? Gua sekarang lagi diposisi itu, menurut lu gua harus gimana? Gua tau wejangan lu ngga mungkin 'Semangat ya ra,' lu pasti bisa wejangan basi yang Cuma bikin gua tambah muak. Gua butuh ini"

"Mau jalan ngga besok lusa? Lu selesaiin 3halaman skripsi lu dan kita jalan, gua ada rekomendasi tempat bagus." Gilang tersenyum melihat kilat mata Lira yang sangat tertarik dengan ajakannya.

"Mau dong, kemana nih kita? Gua ada ongkos nih, sengaja gua sisihin buat saat-saat kayak gini." Lira sangat bersemangat, ia seperti tahu kalau jalan-jalan kali ini akan membuat moodnya cepat membaik.

"Gua kasih tau pas udah selesai 3halaman ya buk. Soon pokonya. Gua pastiin ongkosnya ngga akan mahal. Terus..."

Lihat selengkapnya