I Know You In Another Life, You Have The Same Look In Ur Eyes

annisa dwi n.
Chapter #1

1940

Pada tahun 1940, Prancis resmi dijajah dan ditaklukkan oleh Nazi Jerman. Saat itu rakyat asli prancis yang awal nya hidup mereka di sertai kemewahan jatuh pada hidup penuh keluhan. Mereka kekurangan makanan, bahkan pejabat tinggi pun ikut merasakan dampak nya.

Jeanne adalah putri dari seorang pejabat tinggi di kota paris, ia tumbuh memiliki banyak saudara. Jeanne sedari kecil dikenal berbeda dengan saudara nya yang lain, ia pendiam namun ekspresif seolah ia lahir hanya untuk menjadi penonton. Jeanne memiliki banyak kosa kata dan berbagai protesan di kepala nya, namun mustahil untuk mengeluarkan nya disaat yang bersamaan, ia tidak memiliki kesempatan bersuara. Tidak, bukannya ia dikucilkan keluarga nya.. hanya saja keluarga nya sudah terlanjur berpikir bahwa Jeanne memang pendiam.

Saat Prancis di jajah, Jeanne berumur 19 tahun, dan saat itu ia bertemu Arthur. Sungguh nama yang fantastis, namun Arthur yang Jeanne temui saat itu hanyalah seorang badut yang disewa di hari ulang tahun adik nya Jean, Beatrice. Jeanne suka semua aksi yang dilakukan badut itu, tanpa Jeanne sadari ia sudah membuat berbagai ekspresi takjub di wajah nya. Ya tentunya sang pelaku yang membuat Jeanne berekspresi seperti itu menyadari nya.

.

Arthur besar di keluarga yang tidak jauh dari kata hiburan. Papa nya badut sirkus, Mama nya seorang pawang hewan sirkus, kakak perempuan nya seorang pesulap, dan ia sendiri kini menjadi badut sewaan. Tapi Arthur selalu menikmati pekerjaan nya, ia suka membuat orang tertawa bahkan jika itu berarti mereka menertawakan kebodohan nya.

Kembali ke saat Arthur masih kecil, ia bertanya kepada mama nya,

"maman, apakah tidak apa jika aku memiliki mimpi lain selain menjadi badut?"

ia menggosok rambut nya ke perut sang mama yang sedang memangku kepala nya, saat itu Arthur berusia 12 tahun, masih menolak kenyataan bahwa masa depan nya hanya terisi untuk membuat orang orang menertawai nya.

"Oh mon chéri, tentu saja nak.. kamu boleh menjadi apapun yang kamu mau"

Ucapan ibu nya membuat ia termenung sejenak.

"tapi aku tidak tau ingin menjadi apa, Maman.. c'est énervant"

(mama ini menyebalkan)

ibu nya terkekeh mendengar gerutuan frustasi Arthur.

"tu le trouveras mon amour"

(kamu akan menemukan nya sayangku)

.

Seminggu setelah pertanyaan itu, Arthur tampil di sebuah perayaan lahirnya seorang anak pejabat. Ini pertama kali nya ia tampil diluar sirkus, hanya sebuah panggung kecil di tengah kerumunan pejabat berpakaian mewah yang ada di kastil besar ini. Sebelum tampil Arthur gugup, tapi papa nya menepuk pelan bahu nya sembari tersenyum meyakinkan.

"Faisons rire ces gens, mon fils"

(ayo kita buat orang orang itu tertawa nak)

Lihat selengkapnya