"Apakah dia mencoba untuk membuatku panas hah?! Dasar!" Ucap Jungkook sambil sesekali melempar batu yang berserakan ditengah tengah jalan itu, kenapa dengan nya? Kenapa dia menjadi marah seperti ini hanya karena xukun akan maju lebih awal dari nya untuk mendapatkan sahabat nya, jika kalian menanyakan 'apa status dari mereka?' maka percayalah, Jungkook akan kalah hanya karena satu soal saja.
"Xukun! Dasar." Umpat Jungkook menendang kerikil itu dengan lebih kuat, tapi tepat pada saat ia melemparnya seseorang melewatinya hingga membuat batu kasar dan keras itu jatuh tepat pada kepala botak itu, apalagi Jungkook bisa melihat jika otot-otot nya keluar mengembang, melihatnya saja membuat dia meneguk Saliva nya sendiri.
"Hey! Anak kecil! Kamu mau mencelakai saya hah?!" Ucapnya dengan wajah yang memerah karena menahan amarahnya sendiri, Jungkook di buat terkejut karena ucapannya yang bahkan sepertinya ucapannya berotot semua, membuat kakinya bergetar hebat, kenapa eommanya melarang dia latihan taekwondo waktu itu padahal dia ingin sekali bisa taekwondo tapi eommanya malah melarangnya, jadi beginikan? Satu jurus saja dia tidak bisa, melindungi diri sendiri saja sekarang hanya mampu untuk lewat bicara saja tanpa bertindak.
Setelah ini dia akan berlatih taekwondo dan meregangkan otot ototnya yang tersembunyi dibalik tubuhnya yang sedikit lembek ini, tapi sebelum itu sekarang dia harus menyelamatkan tubuhnya supaya tidak ditonjok habis habisan oleh bapak berkepala botak ini, hancur masa depannya kalau begini.
"Ahjussi, saya bisa jelasin tadi, saya Tidak sengaja" ucap Jungkook dengan sedikit gemetar, dia takut? Tentu saja, siapa yang tidak takut jika berhadapan langsung dengan kematian yang secara jelas ada dihadapannya sendiri?
"Alasan saja kau anak kecil!"
"Tidak ahjussi, saya tidak sengaja, sungguh." Ucap Jungkook yang sedikit memundurkan langkahnya karena ahjussi yang tepat didepannya sekarang terus menerus maju dihadapannya membuatnya secara otomatis mundur dengan pelan supaya tidak terlihat mencurigakan yang segera ingin kabur.
"1... 2... 3..." Ucap Jungkook dalam batin.
Tepat setelah hitungan majunya dia selesai sampai 3, Jungkook pun berlari dengan kencang yang membuat ahjussi itu juga ikut berlari---mengejarnya--- dengan sedikit lebih kencang, Jungkook yang semakin khawatir jika nanti dia ditangkap pun hanya bisa pasrah sekarang tapi, tak cukup dari itu dia juga tidak boleh berhenti dan menyerahkan dirinya jadi, Jungkook pun sekuat tenaga berlari dengan kencang mencoba untuk lebih kencang lagi dalam berlari.
Tapi saat dia ingin berlari lebih cepat lagi dia melihat seorang anak perempuan yang seumuran dengannya, sedang bermain dengan seorang ibu yang berseragam pink tapi bisa Jungkook tebak jika orang itu adalah hanya seorang baby sitter, mungkin.
Bagaimana bisa seorang anak remaja masih diasuh oleh seorang baby sitter? Entahlah.
Jungkook yang memilih melihat kebelakang terlebih dahulu guna untuk melihat ahjussi tadi pun akhirnya hanya bisa bernafas penuh lega dalam dirinya, rasa-rasanya ahjussi tadi sudah tidak mengejar nya lagi, pikir Jungkook.
Setelah dia membuang semua nafas penuh kekhawatiran, Jungkook pun melangkahkan kakinya untuk sedikit lebih dekat dengan pagar yang menghalangi nya dengan seorang gadis cantik yang masih tidak menyadari keberadaan nya, dan hanya fokus pada dunianya sendiri.
"Annyeong!" Ucap Jungkook pelan dengan tangan yang dia lambaikan pada gadis itu saat tau gadis itu melihatnya dengan wajah yang datar namun, sapaan Jungkook itu tidak dapat balasan dari sang empu mungkin, gadis itu masih Tidak mengerti dengan keberadaan nya yang tiba-tiba muncul didepan pagar yang membatasi rumahnya dengan jalanan, dengan Jungkook yang tiba-tiba menyapanya dengan senyuman yang begitu manis dilihatnya.
"Imo, itu siapa? Kenapa berdiri didepan pagar dan tersenyum padaku?" Tanya eunha dengan wajah polosnya.
"Mungkin dia orang gila"
"Mwo? Tapi, kenapa orang gila bisa setampan itu?"
"Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu yang jelas-jelas sangat beda jauh dengan wajahnya"
"Jinjja? Tapi aku berkata benar, dia sangat tampan"
"Sudahlah, lebih baik sekarang kamu istirahat, tidur siang. Pasti kamu sudah lelah"
Dan eunha hanya bisa menganggukan kepalanya sebagai jawaban dengan matanya yang terus menatap Jungkook yang menatapnya dengan senyumannya yang mengembang, eunha yang digiring untuk masuk ke dalam rumah pun hanya bisa menurut sambil sesekali menatap Jungkook yang masih ditempatnya seperti tadi, eunha yang melihatnya saja menyatukan keningnya dengan heran, apa dia benar-benar orang gila? Tanya eunha batin.
"Wah.. Daebak, dia sangat cantik"
•••
"Eomma! Aku pulang!"
"Jangan teriak-teriak Lisa.. ada imo"
"Oh iya, hehe.. mianhae..." Ucap Lisa lalu menundukkan badannya 90° sebagai tanda minta maaf.
"Gwenchana bu-in" (tidak apa apa nyonya)
"Ah! Kenapa imo selalu menyebutku dengan sebutan nyonya, itu sangat Tidak pantas untuk ku, lebih baik imo menyebutku dengan sebutan 'Lisa cantik' saja, bukan kah itu sangat pantas untukku?" Ucap Lisa lalu menampilkan gigi rapihnya lalu tertawa, tentu saja itu membuat keduanya tertawa juga atas ucapan Lisa tadi, mamah Lisa yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya, anak nya ini sangat lucu.
Lalu mereka pun mengangguk dan kembali kepada pekerjaan mereka masing-masing.
"Lisa, lebih baik kamu pergi ke kamar, mandi sana, badan mu sangat bau" ucap mamah Lisa sambil memegangi hidungnya dengan raut wajah yang membuat Lisa memandang datar lalu dengan segera Lisa pun mencium badannya yang penuh dengan keringat, menciumnya yang cukup lama membuat mamah Lisa terkekeh pelan lalu menggeleng kan kepalanya Kembali.
"Sudah sudah, masuk ke kamar sana"