Diruang musik terlihat sosok Randy yang sedang asik dengan gitarnya. Ia menyanyikan sebuah menyanyikan lagu yang berjudul Butiran Debu. Tanpa ia sadari seseorang dari kejauhan tengah memperhatikannya.
Terdengar suara tepuk tangan dari orang yang memperhatikan Randy. Dia adalah Anisa. “Suara kamu oke juga.” Pujinya seraya melangkah mendekat kearah Randy. Lalu Anisa mengambil gitar yang ada ditangan Randy, dan memainkan sebuah lagu BCL - Cinta Pertama (Sunni)-.
Suara merdu Anisa membuat Randy terpana dan kagum. Pandangannya tak henti memandang wajah Anisa. Anisa tak terlihat gugup sama sekali, ia menikmati nyanyiannya. Seketika bayangan seseorang melintas dibenaknya, bayangan seorang pria yang pernah mengisi relung hatinya. Anisa berhenti bernyanyi lalu mengembalikan gitar milik Randy.
“Maaf, udah ganggu waktu latihan kamu!” seru Anisa.
“Oh,” tangan Randy meraih gitar. “Suara loe juga oke. Merdu banget dan lembut.” Randy kembali mendapatkan kesempatan untuk memandang Anisa. Anisa hanya tersenyum.
“Oh ya, kenalin gue…” belum sempat Randy menyebutkan namanya, Anisa menyahut “Randy.” Sejenak Randy terdiam, ia cukup kaget karena gadis yang ada di hadapannya mengetahui namanya.
“Si Trouble Maker!” Sambung Anisa.
Randy bengong, lalu ia menjadi salah tingkah. “Lalu nama loe?”
“Hmmm, penting ya?”
“Ngak juga, ehhh pentinglah! Masa loe kenal gue, tapi gue-nya ngak kenal sama loe! Cuma pengen tau nama loe aja.”
“Susah juga ya, kalo ngak jadi murid populer. Otomatis orang lain ngak bakalan kenal sama kita. Anisa kelas XII.A!” kata Anisa.
“Hmmm, Anisa. Nama yang cantik sesuai dengan orangnya.” puji Randy lalu tersenyum. “Kamu barusan bilang apa ya?”
“Ohhh, gue cuma becanda, lupain aja ucapan gue yang barusan” lalu akhirnya Randy dan Anisa tertawa. Mereka saling melempar pandangan satu sama lain.
**
Sementara itu dikantin sekolah.
“Ger, siapa tuh?” ujar Fedi sambil melirik Bobbi si cupu.
“Waw… Guys, siap beraksi!!” Saat Bobbi jalan didekat tempat Geri duduk, tiba-tiba salah satu kaki teman Geri menghalangi langkah Bobbi sehingga ia terjatuh.
Bruuukkk…
Bobbi menahan sakit dan mencoba mencari kacamatanya. Tanpa ia sadari, Geri menginjak kacamatanya dengan sengaja. Seketika Geri dan teman-temannya tertawa dengan keras “Hahahaha…..”
“Bobbi si cupu. Berani banget sih loe muncul dihadapan gue?” bentak Geri.
“Maaf!” sahut Bobbi ketakutan.
“Berdiri loe!” ujar Fedi sambil memegang krah seragam Bobbi.
Beberapa detik kemudian Geri menyiram Bobbi dengan kuah bakso lalu sebotol air mineral ikut membasahi seragam Bobbi. “Aww..”
“Selamat menikmati!” seru Geri.
Plaaakk… Sebuah tamparan mendarat dipipi Geri. Geri kaget dan menatap orang yang menamparnya. “Loe! Mau mati loe?” teriak Geri.
“Angel. Loe apa-apaan sih?” gumam Gigi.
“Diam aja napa Gi! Cowok ini tuh harus dikasih pelajaran.” Sahut Angel.
“Gue ngak takut sama loe semua! Apa untungnya kalian nge-Bully Bobbi? Biar semua orang pada tau kalo kalian itu jagoan? Iya? Heh…kalian tuh semua hanya sekumpulan PECUNDANG!! Bisanya cuma nyakitin orang-orang lemah! Ngak punya hati!” teriak Angel.
“Wah…bener-bener pengen dihajar nih cewek!” seru Fedi. Geri emosi dan geram, lalu mendorong Angel dengan kuat. Tiba-tiba Angel tidak bisa mengatur keseimbangannya.
“Angel….!” Teriak Gigi.
Beberapa detik kemudian tangan seseorang menopang Angel, sehingga Angel tidak jadi terjatuh. “Kak Egi…” gumam Angel.
Egi menatap Geri lalu melangkah kearah Geri berdiri. “Shit…Oke gue pergi!” seru Geri sambil meninggalkan kantin.
“Kalian tuh harus jauh-jauh dari Geri. Jangan sampai terlibat masalah sama mereka!” nasihat Egi.
“Iya Kak!” sahut Gigi.
“Kamu baik-baik aja?” Tanya Egi seraya melirik Angel.
“Ehhh, seperti yang kakak lihat aku gapapa kok. Makasih kak, karena udah nolongin aku.” Ucap Angel.
Egi mengangguk dan tersenyum. “Lain kali hati-hati ya!” pinta Egi seraya berlalu meninggalkan kantin sekolah.
“Gi, gue ngak mimpikan?” Tanya Angel ngak percaya Egi menolongnya.
“Ini Real!” ucap Gigi sambil mencubit pipi Angel.
“Awww. sakit tau!” Angel mengelus pipinya.
“Heheee, maaf. Kan tadi kamu mau bukti kalo ini tuh benar-benar terjadi.”
“Angel makasih ya,kamu udah menolong Bobbi.” Ucap Bobbi seraya membersihkan seragamnya yang berantakan.
“Hmmm… lain kali kalo di-Bully orang jangan diem aja! Lawan dong, kamu kan cowok!” sahut Angel. Bobbi hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya.
**
Disebuah ruangan, tepatnya ruang siaran radio.
“Selamat siang sobat E_R radio, gimana kabarnya pada siang ini? Udah makan siang kah ?” sapa penyiar yang sedang bertugas. “Siang ini Barney akan menemani sobat E_R selama sejam kedepan. Seperti biasa Barney akan setia mendengar curhatan sobat E_R. So, hubungi nomor kita 021-120526….”
Kring…kring..kring
“Ya, sepertinya udah ada yang masuk. Siang sobat E_R..”sapa Barney.