Ada kala langit tak berbintang. Tidak menutup kemungkinan, bahwa ada juga hati tak bertuan.
⛅
Tawa siswa-siswi Dream High School pecah ketika mereka melewati koridor berisi mading.
Beberapa murid justru sengaja bolak-balik hanya untuk melihat karya yang terpajang luar biasa di dinding.
Karya dari seorang pemberani. Terlampau pemberani.
Ini masih pagi. Mata pelajaran pertama juga belum dimulai. Tapi seorang perempuan sudah berdiri menghadap tiang bendera. Ditonton puluhan murid yang sekali-kali berbisik bahwa Amerta terlalu berani.
Tatapan tajam dari Bu Riyanti membuat semua murid yang tertawa seketika tutup mulut. Matanya menghunus siapapun murid yang berani menertawakannya. Guru BK SMA Dream High itu merasa dilecehkan.
Pasalnya, seorang murid baru bernama Amerta itu dengan lancang memajang karya luar biasanya di mading sekolahan.
Kemarin Amerta telat, kemudian Bu Riyanti menghukumnya untuk membuat sebuah gambar. Siapa tahu, Amerta bisa masuk ekskul Drawing Club yang di ambang kandas.
Namun ternyata hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Gadis itu kembali berulah lagi.
Di sisi lain, seorang siswa berperawakan tegap berjalan menyusuri koridor. Ia mengerutkan kening tat kala banyak murid yang berkumpul.
"Ada apa?" tanya Altair membuat beberapa murid menoleh.
"Si Merta bikin masalah sama Bu Riyanti!" ujar Bagja, teman satu kelasnya.
Cowok itu hanya mengangguk, kemudian memasuki kelas. Lagi pula, Altair tidak tahu rupa Amerta si murid baru pembawa huru-hara di Dream High akhir-akhir ini.