Ibrahim membekap mulut Kyung-hu saat Kyung-hu berteriak. Para tetangga yang ada di dekat sana mengintip melalui lobang pagar rumah Ibrahim. Ibrahim kembali mendekati Kyung-hu. Ternyata Kyung-hu hanyalah salah paham. Ibrahim hanya akan berbisik kepada Kyung-hu bukan mencium nya.
"Maafkan aku. Aku sedang terpuruk," bisik Ibrahim.
Kyung-hu terdiam sejenak saat mendengar perkataan nya Ibrahim. Ibrahim kembali berdiri biasa sambil memandangi wajah Kyung-hu. Perlahan-lahan Kyung-hu berjalan menghampiri Ibrahim. Ia pun mengambil sebuah Al-Qur'an kecil. Lalu ia pun memberikan Al-Qur'an kecil itu kepada Ibrahim.
"Banyak-banyak lah membaca Al-Qur'an saat kamu sedang terpuruk. Ku yakin pasti masalah mu akan cepat selesai. Jika kamu butuh teman curhat, aku siap kok menjadi teman curhat mu," jawab Kyung-hu sambil memberikan Al-Qur'an kecil kepada Ibrahim.
Ibrahim tersenyum saat melihat tingkah laku nya Kyung-hu yang sekarang sangat lah berubah. Ia pun mengambil buku Al-Qur'an yang ada di berikan Kyung-hu.
"Aku ada hadits untuk mu," jawab Ibrahim sambil tersenyum.
"Hadits apa?" tanya Kyung-hu.
"Tabassumukafiywajhi akhiykasodaqottu. Artinya "Senyum manismu dihadapan saudaramu adalah shadaqahā€¯ (HR. Tirmidzi)," jawab Ibrahim.
"Makasih atas hadits nya yang bermanfaat. Hmm ya sudah aku mau pulang dulu ya, tadi mau olahraga bersama kamu tapi hari semakin siang jadi aku pulang saja. Palingan seminggu ini aku hanya diam di dalam rumah," jawab Kyung-hu.
"Memang tidak kerja?" tanya Ibrahim.
"Aku sedang cuti karena sudah lama aku tidak cuti," jawab Kyung-hu.
"Oh begitu," jawab Ibrahim.
"Ya sudah aku pulang ya. Assalamualaikum," jawab Kyung-hu sambil pergi meninggalkan Ibrahim.