I Love U !!! Do Not Panic.

Rizky Brawijaya
Chapter #5

BAB 5 - Gara-Gara Duit Cepean.

Desy kehilangan duit 200 ribu. Ia gelisah dan mengadu ke gue. Ia juga meminjam duit buat ongkos pulang. Yah sebagai teman dekat yang amat perhatian gue memberikan bukan meminjamkan. Raut wajah sedihnya berubah jadi ceria sampai gak sadar kedua tangan gue digenggam erat. Meski jantung dag dig dug tapi gue gak mau meluapkannya dengan berlebihan. Cukup tersenyum dan pasang muka sok pahlawan gue.


Malam sangat hening. Hanya suara jangkrik yang menemani gue rebahan di kamar. Tak ada angin tak ada badai Desy menelepon. Gue agak syok karena tumben sekali seorang Desy yang kalem dan biasanya main sama teman-teman perempuannya sekarang menghubungi gue. Cek suara gue lakukan sebelum berbicara.

“Desy?”

“Ren.” Sumpah, suaranya lebih merdu ditelepon daripada ngobrol langsung. Imut-kayak cewek-cewek anime. Padahal aslinya biasa aja. Ia ngajak gue dinner esok malam di restoran. Gue gak tahu tujuan apa yang jelas gue bahagia luar biasa. Baru kali ini gue diajak makan sama cewek. Cantik lagi. Ah, ini namanya rejeki anak yatim-piatu. Percakapan kita hanya sebentar lalu digantikan dengan kehadiran kakak gue yang main ke kamar.

Esok malam jadwalnya Resha cek up kesehatan dan kakak gue menyuruh menemaninya karena takut kewalahan. Resha paling ogah dan menangis kencang tiap kali disuruh ke klinik. Dia tidak suka bau-bau peralatan medis. Dia paling senang ke mal dan toko mainan.

Gue menolak ajakan kakak gue karena waktunya bentrokan sama Desy. Sayangnya dia kekeh melibatkan gue dalam urusannya itu. Dia kepo soal status gue dan Desy sampai-sampai curiga kalo gue sama Desy punya hubungan spesial. Emang teman dekat itu termasuk hubungan spesial yah? Gue bertanya hal itu lalu dijawab dia penuh teori.

“Ren. Kalo teman dekat itu sama seperti orang pacaran. Dia mau lo ada buat dia dalam keadaan apa pun karena dia sudah menganggap lo orang yang berhasil buat dia nyaman dan berani mengeluarkan uneg-unegnya.”

“Dia gak mau pacaran karena trauma. Dia sama kayak lo.”

“Perempuan?”

“Janda.”

Kakak gue seketika kaget. Dia pikir Desy masih perawan karena wajahnya seperti anak SMA. ”Serius? Kok bisa.”

“Dia dipaksa nikah sama orang lain. Dia dijodohin almarhum bapaknya demi melunasi hutang. Gak lama bapaknya meninggal kemudian kehidupan Desy gak nyaman karena suaminya tidak menafkahi selama enam bulan. Dia diceraikan dan trauma. Kasihan Kak gue sama dia. Gue pengen gantiin dia tapi dianya belum siap.”

“Lo mau nikahin dia? Punya apa lo?”

“Yah, cinta?”

“Cinta. Jangan terlalu percaya sama cinta karena pas lo berkeluarga cinta bukan lagi prioritas utama. Tapi tanggung jawab.”

Lihat selengkapnya