I Love U !!! Do Not Panic.

Rizky Brawijaya
Chapter #19

BAB 19 - Fighting!!! Oma.

Desy masih terdiam sepanjang perjalanan pulang. Hari menunjukkan pukul 1 siang. Cukup puas kita bermain di rumah ibunya Desy. Tapi nampaknya Desy sedang menyimpan sesuatu sampai-sampai Caca yang ia gendong ingin mengajaknya bercanda tapi malah ia cuek.

“Des, kenapa?”

Dia tersadar. “Oh, aku cuma lagi bingung kedepannya gimana?”

Lah, gue malah ikutan bingung. “Maksud kamu apa. Kalo ngomong yang jelas.”

Desy terdiam sedang memikirkan sesuatu.

“Aku cuti kuliah yah.” Pernyataan cukup menggemparkan gue.

“Kenapa tiba-tiba mau cuti.”

“Aku gak kuat magang sambil mengurus anak. Skripsian juga belum mampu sambil bawa bayi. Aku kira butuh sampai 1-2 tahun. Boleh kan Yank. Aku gak mau merepotkan ibuku, Oma atau kamu sekalipun. Aku mau fokus sama Caca.”

Gue berpikir sedangkan Desy menunggu penuh harap. “Kamu gak pikir matang-matang dulu. Keputusan ini lumayan berat loh,” kata gue

“Kalo masalahnya telat lulus, aku gabung junior, dibully bodoh aku gak peduli. Aku gak mau kewalahan nanti apalagi aku gampang lelah dan sakit. Aku takut Caca terlantar.” Ucapannya perlahan lirih dan mengeluarkan air mata. Suara tak beraturan seakan ditekan. Gue menepikan mobilnya sejenak. “Ay, udah jangan kalap. Aku izinkan jika itu bisa membuat kamu tenang. Nanti kamu juga bicarakan soal ini sama ibu dan Oma yah.”

“Iya, makasih sayang,” kata Desy.

. Gue terus menenangkan dengan menghela rambut panjangnya dengan lembut. “Jangan nangis, malu lagi sama Caca.”

Desy tersenyum menatap Caca yang sedang fokus tersenyum juga padanya. “Maafin Mama yah Ca, aku cengeng sekali.” Desy lalu mencium keningnya yang bau minyak telon.

Perjalanan dilanjutkan setelah semuanya selesai. Gue gak bisa memaksa Desy menolak keinginannya apalagi setelah mengetahui rahasia tentang penyakitnya yang ia rahasiakan ke gue. Kita seperti dua orang ketakutan padahal tinggal bicarakan baik-baik aja apa susahnya. Tapi hanya waktu nanti yang akan membongkar semuanya.

Terus apa arti pernikahan yang baik kalo kita saling menutupi?






Desy mendapatkan izin dari Oma dan ibunya untuk cuti. Kami bergegas ke kampus padahal masuk kuliah masih satu minggu lagi. Kantor dan tata usaha disana terus buka karena ada pencarian mahasiswa baru. Caca sementara dititipkan ke ibunya Desy. Setelah tiba di kantor administrasi Desy bertemu dengan dua orang bagian kepengurusan akademik. Desy membuat pernyataannya secara terbuka. Setelah menandatangani surat cuti giliran gue yang mengajukan cuti juga yang sontak membuat Desy kaget

“Yank,” tegur Desy.

Gue menyuruh Desy diam sejenak, mendengarkan penjelasan gue kepada pihak kampus. “Alasan saya mengambil cuti adalah ingin mendampingi istri saya. Saya ingin terus berada di sisi istri saya dan akan jadi dosa besar kalo saya nanti wisuda duluan sedangkan Desy masih sibuk skripsi. Saya ingin lulus bareng .“

Desy semakin kaget ditambah terkagum-kagum akan pernyataan suaminya yang menurut dia tergolong nekat. Yah memang begitu kan. Cinta harus nekat.

Desy tersenyum sepanjang perjalanan pulang ke rumah ibunya. Kedua bolanya tak henti menatap gue seperti orang kesenangan. Gue yang menjadi korban pandangan menegur daripada salah tingkah gak jelas nanti. “Hey, ngapain sih?”

“Mau liat Superman aku.”

“Superman terbang atuh, bukan nyetir.” Gue menanggapi dengan canda.

“Tuh kan. Selain super keren, lucu lagi. Caca bangga banget sama kamu.”

“Caca juga bangga banget sama kamu.”

Lihat selengkapnya