Karena Pak Rey ada sedikit urusan, plus supirnya lagi sakit. Jadi hari ini Nita berangkat pake angkot lagi.
Dan ketika dia sampe di gerbang, dia disambut sama Astuti yang kayaknya udah lama nungguin dia sambil duduk bersimpuh dan megang gada. Hehehe, kayak arca Ganesha ya? Kalo diliat-liat emang mirip. Mirip gadanya, bukan mirip Ganesha nya. Kebagusan dia mirip Ganesha, mirip Hanoman aja udah untung. Hehehe, hus! Nggak boleh gitu! Kasihan Hanomannya disamain sama Tuti.
Jam pelajaran pertama adalah sejarah, yang formalnya. Yang nggak formal? Gosip dong! Biasa, pere, perempuan. Nggak bisa lepas dari gosip, yu!
Bahkan waktu Mr. Bond, alias Pak Bondan, guru sejarahnya udah masuk dan nerangin pelajaran. Mereka terus aja gosip.
"Lembang gimana?" tanya Tuti pake kode morse.
"Nggak gimana-gimana," balas Nita pake semaphore.
"Lancar?"
"Bencana,"
"Serius?".
"Hei, ada apa itu!" bentak Mr. Bond. Pake sandi rumput.
Apes. Biarpun udah pake sandi, tetep aja ketahuan sama Mr. Bond.
"Oh, enggak Pak. Anu, tulisannya kekecilan Pak, saya nggak jelas ngeliatnya. Jadi saya nanya ke Tuti," kata Nita mengeluarkan alasan.
"Tulisan apa? Saya nggak nulis apa-apa kok," kata Mr. Bond sambil ngeliatin papan tulis. "Kalau kalian masih ribut, Bapak kasih hukuman ngepel lapang basket!" ancam Mr. Bond.
Kedua cewek itu langsung mingkem sambil liat-liatan terus sikut-sikutan.
Tapi dasar, walaupun mendapat ancaman yang serius. Mereka tetep aja gosipin Lembang. dan acara pergosipan itu akan terus berlangsung sampe jam istirahat yang akan dimulai... sekarang!
* * * *
Istirahat!!!
Cepet banget ya belajarnya, sekolah mana sih ini? Jadi pengen sekolah lagi kalo ada sekolahan yang jam belajarnya cepet gini mah. Kayaknya seneng ya, kayak Tuti sama Nita. Tuh, mereka dan beberapa rekan timnya lagi ngobrol di kantin.
Tapi sebelum ke Nita, kita liat dulu Lembang dan kawan-kawannya yang juga lagi pada makan di kantin.
"Jadi lo diusir sama bokapnya? Wah, mimpi apa lo semalem?"
"Entah."
Seperti juga disekolah lainnya. Kalo jam istirahat itu cuma ada tiga tempat favorit buat ngabisin waktu. Kantin, kelas, sama lapangan. Nah, yang barusan ngomong itu Lembang sama temennya Marwan, tapi mereka nggak cuma berdua. Ada juga Luki terus satu lagi Wahyu. Dan mereka lagi ngomongin soal kejadian yang dialami Lembang semalam di rumah Nita.
"Seumur hidup lo, kayaknya ini adalah peristiwa paling bersejarah. Biasanya kan elo yang ngusir cewek-cewek, tapi sekarang elo yang diusir. Nggak tanggung-tanggung, sama bokapnya pula! Anda pantes masuk MURI," kata Marwan disambut anggukkan kepala Wahyu yang lagi asyik makan soto.
"Udah gitu, pas gue mau pulang. Tiba-tiba bokapnya Nita jerit-jerit kesakitan. Gue pikir ada apa, nggak tahunya tangannya kejepit pager. Kaget gue!" kata Lembang disambut gelak tawa temen-temennya.
“Bung Lembang, bagaimana perasaan anda ketika mengalami kejadian tersebut?” Tanya Luki sambil pegang botol air mineral, kayak orang lagi wawancara.
“Yang pasti kaget dan nggak nyangka akan kejadian begitu ya,” jawab Lembang.
“Apakah ada firasat sebelumnya?” Tanya Luki lagi.
“Nggak ada, nggak ada firasat apa-apa. Cuma memang sbelumnya saya sempat bermimpi dikejar-kejar babi ngepet pake bando,”
Dan gelak tawa teman-teman Lembang semakin membahana di garis khatulistiwa.
Dan disisi lain kanyin, ternyata Nita cs juga lagi ngomongin peristiwa yang cukup memalukan yang terjadi semalam jika dilihat dari sudut pandang Nita.
"Ayah kamu itu memang aneh." komentar Windy.
"Nggak tahu deh. Aku jadi nggak enak sama Lembang," kata Nita.
Nita langsung terlihat lemas dan putus asa mengingat peristiwa semalam. Soalnya, bisa jadi Lembang nggak mau lagi nginjekkin kakinya di rumah Nita untuk selamanya. Padahal kemaren itu bukan kesempatan yang bisa didapatkan dengan mudah!
Pas Nita lagi ngelamun, sementara yang lain pada makan. Tiba-tiba, pundak Nita ada yang nyolek dari belakang. Pas nengok, Nita langsung grogi. Ternyata yang nyolek itu adalah Lembang.