Tak semua rumah tangga diuji oleh perselingkuhan. Ada pula yang diguncang oleh bayangan—seseorang yang tak hadir secara fisik, tapi hidup dalam mimpi, napas, dan diam yang panjang. Dan tak semua luka ditorehkan oleh orang ketiga... kadang, luka datang dari cinta yang tak pernah selesai.
Maria tak sedang melawan perempuan lain. Ia sedang berperang dengan kenangan—yang tak bisa ia sentuh, tapi selalu ada di pelukan suaminya.
---
Hari-hari Maria dan Erik sebagai pasangan suami istri dimulai dengan cinta yang mendalam dan penuh kasih sayang. Maria adalah istri yang sempurna—sabar, perhatian, dan selalu mendahulukan kebahagiaan Erik di atas segalanya. Sementara itu, Erik berusaha sebaik mungkin untuk memberikan cinta yang tulus kepada Maria, berharap bisa membalas semua yang telah Maria lakukan untuknya.
Namun, seperti halnya lautan yang tenang pun bisa menyembunyikan arus bawah, rumah tangga mereka tidak sepenuhnya tanpa gangguan. Bukan karena kurangnya cinta, melainkan bayangan masa lalu yang tak sepenuhnya pergi.
Hari-Hari Bahagia
Maria selalu bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan bagi Erik. Aroma kopi yang segar dan roti panggang memenuhi dapur kecil mereka setiap pagi. Erik sering memeluk Maria dari belakang, mengecup rambutnya, dan berbisik, “Terima kasih, Sayang.” Itu adalah rutinitas yang membuat Maria bahagia, melihat Erik tersenyum.
Mereka juga punya kebiasaan kecil bersama: membaca buku di sofa setelah makan malam, saling berbagi cerita tentang hari-hari mereka, atau bahkan sekadar menonton film hingga larut malam. Erik selalu memastikan Maria merasa dicintai, dan Maria merasa beruntung memiliki Erik di hidupnya.
Bayangan di Malam Hari
Namun, setiap kali malam tiba dan keduanya terlelap, Maria sering terbangun karena suara Erik yang mengigau. Nama itu, yang sudah bertahun-tahun berlalu, masih sering meluncur dari bibir Erik dalam tidurnya.
“Alex... Alex, jangan pergi...”
Maria hanya bisa memandangi Erik dengan hati yang bergetar. Ia mencoba membangunkan suaminya dengan lembut, membelai pipinya, dan berkata, “Ini aku, Maria. Aku di sini, Sayang.”
Saat Erik terbangun, ia tidak pernah benar-benar ingat apa yang ia katakan. Ia hanya menggenggam tangan Maria erat, meminta maaf, dan kembali terlelap.
Kisah yang Tak Pernah Dibicarakan
Maria tidak pernah meminta Erik menjelaskan tentang Alex. Ia tahu siapa Alex, meskipun Erik tidak pernah secara langsung bercerita. Maria pernah melihat luka itu di mata Erik, luka yang tampaknya tidak sepenuhnya sembuh meski ia telah memberikan segalanya untuk mencintai Erik.
Namun, Maria tetap diam. Baginya, mencintai Erik berarti menerima semua bagian dari dirinya, termasuk luka yang masih ia bawa dari masa lalunya.
Dinamika Rumah Tangga
Setiap kali Erik memeluknya, Maria merasa hangat, tetapi ada saat-saat ketika ia bertanya dalam hati: Apakah pelukan ini sepenuhnya milikku?
Di hari-hari bahagia mereka, Maria berusaha melupakan bayangan itu. Ia dan Erik sering pergi bersama, menikmati makan malam romantis, atau berjalan-jalan di taman. Mereka adalah pasangan yang terlihat sempurna di mata orang lain, tetapi Maria tahu bahwa pernikahan mereka adalah perjalanan panjang dengan banyak liku.
Malam yang Penuh Pengakuan