I Love You From Darkness to Light

Mesach Kartika
Chapter #3

Kamu Adalah Luka

"Apa yang kamu yakini benar, akan tetap benar dalam pandangan mu. Dan apa yang kamu yakini salah, akan tetap menjadi salah dimata mu."


-------


Disela isak tangisku, aku memohon agar bisa pergi dari rumah Dave. Terdengar dering dan getar ponsel di atas meja kerja. Tangan pria rupawan yang memancarkan aura kekelaman itu terulur meraih ponselnya.


"Halo ..." suara Dave terdengar tenang menjawabnya. "Sudah sampai, Ma?" sambungnya.


"Iya, sayang." Jawab Mama Davina diujung sana. "Kamu ingat ucapan Dokter Abram ya, kemungkinan besar ingatan Carlise telah kembali secara tiba-tiba, mengingat amnesia yang dia alami adalah jenis amnesia psikogenik yang sisebabkan oleh trauma mendalam. Mama mau supaya kamu jaga dia baik-baik. Kamu tahu kan Mama sayang sama Carlise sejak dia masih kecil. Dan Mama sangat senang dia menjadi menantu Mama sekarang. Mama mungkin akan lama di Singapura, Mama akan sesering mungkin memberi kabar tentang kesehatan Oma disini. Sudah dulu ya sayang."


Panggilan pun berakhir. 


Aku mendengar Dave menarik napas panjang dan mengembuskannya. 


"Mulai sekarang, akulah kehidupan mu. Disinilah dunia mu. Kamu tidak bisa pergi atau menemui siapapun tanpa ijin dari ku."


"Tidak bisa begitu," bantah ku. 


"Tentu saja bisa, disini aturan ku yang berlaku."


"Bagaimana dengan keluarga ku. Suami dan anak ku pasti menunggu ku. Mereka pasti sangat merindukan ku."


Raut wajah Dave seolah memancarkan kemarahan yang memuncak. Entah apa yang salah dengan ucapan ku hingga membuat raut wajahnya begitu merah padam. Wajah putih tampan itu kini begitu menakutkan, hingga beberapa detik seolah aku lupa bernafas karena terintimidasi olehnya. 


"Suami?" Dave berjalan mendekati ku. "Biar ku tunjukan siapa suami mu saat ini."


"Ah ..."


Seketika Dave menarik tangan ku dengan kuat. Dia membawa langkah ku sembari membuka pintu lain di dalam ruang kerja itu. Ada satu tempat tidur, satu sofa, satu televisi yang sangat lebar didinding, dan beberapa rak buku. Mungkin ini ruang istirahat Dave untuk meluruskan punggungnya barang sejenak ketika lelah bekerja. Dave jarang ke kantor perusahaannya, mungkin karena dia seorang pemilik perusahaan, dia bebas mengerjakan pekerjaannya dimanapun. 


Lihat selengkapnya