I Love You, Marsya

Ikhsan Ardiansyah
Chapter #20

Izinkan Aku Berhijab

Tidak jauh dari tempat kami berdiri, ada seseorang yang melambaikan tangan ke arah Annisa. Dia lalu mematikan ponselnya dan bergegas menghampiri orang tersebut.

"Maaf, ya, aku tinggal dulu. Kalau kamu bosan menunggu, kamu bisa jalan-jalan di sekitar sini. Ini pakai saja tabletku. Kamu bisa gunakan untuk menulis atau main game,” ucap Annisa sembari menyerahkan tablet yang dipeluknya. 

"Tidak perlu memikirkanku. Kamu sudah ditunggu. Pergi sana," kataku mengingatkan Annisa sembari menunjuk orang yang tadi melambaikan tangan dengan gerak mataku.

"Ya sudah. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Annisa berlalu. Kupandangi punggungnya hingga menjauh dari pandangan. Setelah itu aku masuk ke mobil untuk mendengarkan siaran radio. Hanya beberapa menit, aku sudah merasa bosan. Aku lalu keluar lagi sambil membawa tablet yang dipinjamkan Annisa. Sesuai dengan sarannya, aku menggunakan tablet itu untuk menulis.

Banyaknya pepohonan yang rindang di lokasi kampus membuat hawanya terasa sejuk. Hampir di semua sudut bangunan dan halaman kampus terdapat pepohonan besar dan berbagai macam tanaman hias lainnya yang membuat kampus ini tampak indah. Aku berjalan menuju ke sebuah bangku semen. Tepatnya, di bawah pohon mahoni yang rindang, yang letaknya hanya beberapa meter dari tempatku memarkir mobil. 

Kunikmati suasana yang seperti ini, udara yang sejuk dan tempat yang asri membuatku betah berlama-lama. Inspirasi datang. Aku mulai menulis. Tak lama kemudian, Annisa menghampiriku.

"Bagaimana tadi?" tanyaku setelah Annisa duduk di sebelahku.

"Alhamdulillah, acara berjalan lancar."

"Buku apa yang kamu bawa?" Aku melirik buku yang dipegang Annisa.

Annisa tersenyum. "Oh, ini. Buku inilah yang membawaku kemari."

"Coba lihat," pintaku. Annisa lalu menyerahkannya.

Aku mengernyitkan dahi setelah membaca judul buku tersebut. "Izinkan Aku Berhijab," gumamku. Lalu aku membuka halaman demi halaman buku itu tanpa bermaksud membacanya. Sebuah buku inspiratif yang dikemas dalam bentuk novel. "Jadi, ini buku yang dibedah di sini. Menarik sekali. Ini buku mengenai pengalaman pribadi atau sekadar buku fiksi semata?" tanyaku penasaran.

Lihat selengkapnya