Malam merangkak. Aku hampir putus asa mencari keberadaan
Marsya. Beberapa tempat yang sering Marsya datangi sudah aku
singgahi, tetapi belum kutemukan juga batang hidungnya. Di tengah
kegalauan, terdengar bunyi nada pesan dari gawai. Aku membukanya
dengan malas. Sebuah pesan yang dikirim melalui WhatsApp
membuat senyumku mengembang.
Siapa lagi kalau bukan Annisa yang mengirim pesan. Ah, dia
memang selalu ada di saat aku sedang membutuhkannya.
Annisa
Bagaimana kabarmu hari ini, Ari? Maaf aku baru bisa menghubungimu sekarang. Setelah tiba di Mesir, aku langsung disuguhi banyak pekerjaan.
Tidak apa-apa. Kabarku hari ini kurang baik.
Annisa
Memang ada apa? Kamu sakit atau bagaimana?
Tidak.
Annisa
Lalu? Ada masalahkah?
Ini soal Marsya.