I Love You, Mas Duda

Dina Ivandrea
Chapter #10

Kejutan Ulang Tahun

Tujuh Agustus 2009, pukul sebelas lewat lima puluh sembilan menit. Mas Anto sudah tidur sejak sore. Ia lelah sekali hari ini, menyelesaikan pekerjaan untuk dua hari ke depan, sebab besok hingga lusa ia akan ada bersamaku, merayakan ulang tahunku.

Tepat pukul nol nol di tanggal delapan, atau jam dua belas malam ini, gawaiku berdering. Pesan masuk yang membuatku senang bercampur bingung.

[Wuk, s4yanku, selamat ulang tahun s4y4nk. Pjg umur sehat selalu ya s4y4nku cintaku kasihku muach. Maw hadiah apa wuk?]

Mas Anto jadi orang pertama yang mengucapkan selamat padaku, padahal tadi sudah tidur. Aku geregetan dengan caranya mengetik kata "sayang", juga "mau". Sejak pertama kenal ia konsisten dengan cara mengetik seperti itu. Tak pernah kutemui lagi di manapun dan oleh siapapun.

[Makasih ya mas sayang. Km bobo lg gih. Bsk kan mau ketemuan kt]

[Iya s4y4nk. Ak bobok dlu y. Muach cintaku]

***

Tanggal delapan malam, waktunya menyantap hidangan istimewa. Menu prasmanan lengkap tersaji di meja makan, cukup untuk makan tiga puluh orang. Mas Anto yang memesan semuanya. Ada ikan bakar, cumi lada hitam, udang asam manis, dan cah kangkung, semuanya makanan kesukaanku.

Mas Anto menyuruh Dhika memanggil Nindy dan Jojo untuk segera bergabung. Tak lama terdengar adu mulut antara Dhika dan Jojo. Memalukan.

"Eh, saking aja lu kakak ipar, kalo nggak udah gua abisin lu!" teriak Dhika.

"Apa lu, adik ipar songong, kagak bisa dibilangin!" Balas Jojo sengit.

Mereka lantas adu jotos di ruang tamu. Aku histeris. Mas Anto hanya terpaku di sisi meja. Mama sesenggukan sambil menutupi wajahnya dengan saputangan. Aku marah, bingung, kecewa. Nindy menyusul dan terkejut melihat kejadian itu.

Datanglah Togap, teman Dhika, ia masuk dan menambah panas suasana.

"Biar kuhajarnya orang ini, Dhik! Macam mana ganggu temanku!" katanya sambil memukul Jojo.

Nindy berteriak, mas Anto berusaha melerai. Perkelahian tergiring ke ruang tengah.

"Eh, kau orang luar, Mas. Jangan ikut campur!" bentak Togap.

Mas Anto pun mundur dan kembali ke tempat semula, di sebelahku. Aku tak tahan dan berteriak keras, "stop!"

Seketika mereka berhenti dan menunduk. Tampak serombongan teman-teman nongkrong Dhika datang menonton.

"Pake otak sedikit! Ngapain pada berantem timbang urusan beginian! Brengsek! Malu-maluin aja, ada tamu nih!"

"Begini, Mbak ..." Togap menyela.

"Diem ! Ngapain lu bentak-bentak mas Anto? Dia orang luar, lu juga orang luar yang nggak punya kontribusi apa-apa!"

"Udah, udah. Begini aja. Ini sebenernya pada mau apa?" Sela Mama.

Lihat selengkapnya