Ini adalah pembicaraanku dengan satu dari mereka yang punya andil dalam penderitaanku. Tak perlu kusebut namanya, tapi kalimatnya bagai racun yang merusak pembuluh darahku secara pelan tapi pasti.
"Dengar-dengar kamu pacaran sama duda, ya?" tanyanya dengan dagu terangkat hingga matanya agak mendelik.
"Hmm," sahutku lesu. Sepertinya sebentar lagi akan ada serangan bagi hatiku. Aku bingung akan mencari tameng atau kutelan saja ucapannya.
"Waduh, aku aja dapat berondong. Masak kamu kalah sama aku yang wajahnya nggak seberapa dibanding kamu. Anak berapa?"
Serangan itu dimulai. Ia adalah orang yang dekat denganku. Aku yakin berita tentang "Nadya berpacaran dengan duda" dengan embel-embel tak enak bakal tersebar hingga ke kutub utara berkat bantuannya. Dan aku terlalu ringkih. Hatiku mudah luka.
"Dua."
"Cewek apa cowok?"
"Cowok dua-duanya."
"Hati-hati. Jangan sampai kayak temanku yang akhirnya selingkuh sama anaknya karena nikahin duda yang jarak usianya terlalu jauh."
"Oh, iya. Terima kasih."
Aku cuma bisa menjawab begitu walau hati ini ingin sekali bilang, helo, tak semua perempuan yang menikahi duda beranak, seperti itu, ya. Tapi lain kepala memang lain isinya, dan tiap orang bebas mengemukakan pendapat tanpa harus peduli aku nyaman atau tidak.
Orang itu jugalah yang menilai bahwa pekerjaan mas Anto sebagai pelaut sarat dengan kemungkinan kehidupan seks bebas. Di mana ia mendarat, di situ juga dia "bermain".
"Sembilan puluh sembilan persen pelaut itu begitu. Karena mereka berbulan-bulan ada di kapal, nggak bisa melampiaskan hasrat, jadi ya, rata-rata nggak bagus," katanya.
Orang itu, tanpa mengerti banyak, telah bicara sedemikian rupa dengan tingkat kepercayaan diri yang begitu tinggi. Aku ingin menyanggah tapi mulut ini bungkam mengingat ia adalah sahabatku.
Sementara itu otakku mengolah memori tentang hari-hari mas Anto di kapal. Tentang bagaimana ia berusaha mengabariku tiap kali dapat sinyal. Bagaimana ia mengingatkanku kalau sebentar lagi memasuki wilayah susah sinyal. Bagaimana ia menolak saat teman-temannya menyodori wanita. Bagaimana ia mengalihkan fokus bila hasrat itu muncul.