I Love You, Mas Duda

Dina Ivandrea
Chapter #29

Ramalan Susan Terjadi

Cinta memang bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja. Tapi kita harus bisa memilah, mana yang boleh diungkapkan, mana yang harus ditahan. Siapa yang boleh kita kejar, dan siapa yang kepadanya kita cukup jadi pemuja rahasia saja.

Entah akan jadi bagian yang menarik atau bukan, kupikir lebih baik kuceritakan. Masih ingat tentang ramalan Susan? Ternyata ramalan itu benar-benar jadi kenyataan!

Bagaimana bisa? Sedangkan anak itu bukan cenayang, tak punya kepekaan perihal indera ke enam, dan tak pernah melakukan ramalan sebelum dan sesudah hari itu. Jadi itu adalah kali pertama dan terakhirnya meramal.

Kali ini tanpa bayangan mas Anto, sebab ia sudah tak lagi menelepon dan mengirim kabar. Hanya kadang aku mengintip dinding Facebook-nya.

Awal tahun 2013, aku dan Radit sudah merencanakan pernikahan di pertengahan tahun ketika sambaran petir itu menghajar harga diri kami sekeluarga.

Pagi itu, Dhika tampak gelisah di teras rumah Mama. Gerak-geriknya terlihat jelas dari rumah Nindy. Aku yang sedang bermain bersama Glenn yang saat itu sudah balita jadi punya firasat tak baik.

"Nin, si Dhika kenapa, ya?"

"Nggak tau, Mbak. Ini si curut juga nanyain dia ada di rumah nggak."

Entah dari mana awalnya, curut adalah panggilan kami pada Marsha, pacar Dhika yang tak pernah mau datang pada Mama. Mereka sudah pacaran sejak SMA, jadi sudah sekitar enam tahun, dan sudah terlalu lengket satu sama lain.

Tak lama, Martin, adik Marsha, datang menemui Dhika. Suasana hatiku tambah carut marut. Pasti ada yang tidak beres. Aku langsung teringat ramalan Susan empat tahun lalu, tepat satu hati setelah pernikahan Nindy.

"Coba tanya, ada apa?"

Ini, dia malah bilang gini," Nindy menunjukkan pesan singkat Marsha.

[Emang mas Dhika blm ngmg yah mb]

Nindy membalas, [ngmg apa? Ada apa?]

[Ada masalah besar mb]

[Masalah apa? Yg bener kalo ngmg]

Lihat selengkapnya