"Kamu itu," gerutu Kartika pada Abdi, "Mbok ya tadi sebelum masuk jaketnya dilepas dulu," lalu berjalan mendahului Abdi.
Abdi menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tak gatal lalu segera melepas jaket yang sepertinya membuat ibunya malu. Abdi melipatnya supaya mudah membawanya lalu bergegas ke sebelah kiri ibunya seraya berkata, "Maaf, Abdi lupa," sambil merangkul pundak Ibunya.
Abdi berusaha menutupi rasa kesedihannya. Sedih karena dia telah menolak pekerjaan yang telah ditawarkan kepadanya dan sedih karena ibunya yang malu dengan pekerjaannya sekarang.
"Gimana wawancaranya?" tanya Kartika.
Ibunya itu memang ingin anak bungsunya itu bekerja di perkantoran dan bisa sukses seperti kedua kakaknya.
Abdi tersenyum seraya menjawab, "Masih belum rejeki, Bu," sambil mengeratkan rangkulannya.
"Hhhh...," desah Kartika seperti sudah terbiasa mendengar jawaban itu.
"Eh, Ibu mau makan apa?" tanya Abdi ingin mengalihkan pembicaraan, "Biar Abdi belikan."
"Ibu kan sudah makan tadi, di resto," jawab Kartika masih dengan nada sedih.
Abdi tersenyum sambil terus merangkul ibunya dan keduanya berjalan pulang.
***
Abdi keluar dari kamar mandi sambil menggosok-gosok rambut basahnya dengan handuk.
Tiba-tiba ibunya berlari di depannya menuju ke luar rumah sambil berbicara di telepon.
"Iya, Gojeknya udah datang," seru ibunya di telepon.
Abdi melihat ibunya menerima bungkusan dan berjalan menuju ke ruang makan.
"Siapa yang pesen, Bu?" tanya Abdi masih dengan aktivitas menggosok rambut basahnya.
"Mbakmu, Mira," jawab ibunya sambil membuka bungkusan itu dengan antusias.
"Tadi Abdi tanyain mau makan apa, Ibu bilang udah makan," sindir Abdi, "Sekarang malah minta Kak Mira," tambahnya.
"Wow," Kartika senang melihat sepaket nasi kebuli dengan beberapa potong daging kambing.
"Ibu nggak minta kok," jawab Kartika pada Abdi yang mendekat lalu mengambil sepotong dagingnya dan langsung melahapnya. Ternyata yang dia makan adalah daging kambing.
"Awas, jangan kebanyakan makan kambing," kata Abdi sambil meninggalkan ibunya menuju ke kamarnya.
Tapi sepertinya Kartika tidak mengindahkan perkataan Abdi. Dia malah sibuk videocall dengan Mira.
"Mira, ini lho, nasi kebulinya banyak banget," seru Kartika sambil menunjukkan nampan oval berisi penuh nasi kebuli. "Mana mungkin ibu habisin ini sendiri."
Abdi menutup pintu kamarnya, tapi masih bisa mendengar suara ibunya.
"Abdi mana mau makan makanan yang aneh-aneh gini," jawab Kartika, "Dia itu favoritnya ayam goreng. Selainnya itu mana mau dia."