I LOVE YOU MY BAD HUSBAND

Muslimah
Chapter #1

TAK LAGI SAMA

"Keluar kamu dari rumah saya!" bentak seorang pria paru baya menatap nyalang kearah putrinya.

Gadis itu menangis histeris, air mata tak henti-hentinya keluar membasahi pipi putihnya yang memerah menahan tangis sedari tadi.

"Maafin Mila Ayah, in-ini bukan kemauan Mila hiks.. hiks.."

"Saya tidak mau nama baik keluarga ini tercoreng, dari sekian banyak keluarga besar ayah, satupun tak ada yang muka tembok seperti kau! lebih baik kamu pergi dari sini sekarang juga, jangan buat saya merah padam, paham!" " tunjuk pria itu kepada gadis yang sedari tadi menangis histeris di bawah kakinya.

Gadis itu menatap seorang wanita paru baya yang dari tadi diam sambil menangis, Wanita itu syok mendengar kabar bahwa anak semata wayangnya tengah mengandung. padahal putrinya itu masih bersekolah dan tak pernah terlihat dekat dengan lelaki mana pun. Orang tua mana yang tidak akan kecewa bila anaknya melakukan hal menjijikkan seperti itu.

"Bunda... dengerin Mila Bun. Mila gak salah in-ini kesalahan hiks..hiks... ." Ia menunduk dalam. Air matanya menetes membasahi keramik mermer yang terpasang indah di bawahnya.

Wanita yang di panggil Bunda itu hanya diam tidak mampu berkata-kata, ia menangis dalam diam. Ia sangat syok mendengar kabar mengejutkan yang menimpa putrinya, ia bahkan tak tahu bereaksi bagaimana ia sudah terlanjur kecewa.

"Mau membela diri lagi! sekarang juga angkat kakimu dari rumah saya Cepat!"

Gadis itu bangkit berdiri dari duduknya, percuma saja ia menjelaskan panjang lebar kepada orang tuanya mereka tidak akan pernah percaya. gadis itu melangkah keluar dari pintu rumah keluarga Gilbran Aditama.


Ia membawa kaki beratnya melangkah keluar dari gerbang rumah yang sudah tujuh belas tahun ini ia tempati, kenangan manis bersama kedua orang tuanya kembali berputar-putar memenuhi otaknya. Ia melangkah menyusuri jalan raya di tengah gelapnya malam, entah di mana ia akan menuju sekarang. Semua kemewahan yang ia miliki kini hilang sudah, teman-teman yang mengerumuninya dulu kini satu persatu mulai berpaling membelakanginya.

Lihat selengkapnya