I LOVE YOU MY BAD HUSBAND

Muslimah
Chapter #2

KARENA KAMU

Malam itu, Mona dan tiga temannya mengajak Mila ke sebuah kelab baru di Jakarta Selatan. Awalnya Mila menolak, tapi Mona terus saja memaksa dan merayu, sampai akhirnya Mila luluh dan ikut bersama Mona ke kelab.


Dentuman musik trendi dan juga beberapa botol minuman beralkohol, berjejer rapi menunggu untuk dinikmati. Mila menatap horor pada benda laknat di hadapannya itu. Mila bingung, sejak kapan sahabatnya, Mona, mulai mengonsumsi barang haram itu? Sepengetahuan Mila, Mona memang nakal, tapi tak pernah seliar ini.


"Kenapa lo liat gue kayak gitu, Mila?" Mona menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum smirk, menatap ke arah Mila yang menatapnya bingung.


"Gak pa-pa, Mon. Cuman gua heran aja sejak kapan lo suka mabuk-mabuk gini?"


Mona mengedingkan bahu acuh. "Se, kita hidup di jaman now. Bukan jaman batu yang hanya berpatokan pada tradisi lama, cih. Lo masih percaya sama adat istiadat jaman dulu?" Mona menatap Mila dengan tatapan sinis, ia menarik tangan Mila agar duduk di sampingnya.


"Daripada lo diam aja, mending kita mai. TOD." ajak Mona pada Mila dan dua temanya.


Mereka mengangguk setuju kecuali Mila, gadis itu masih mencerna apa yang terjadi, terlebih di sekelilingnya orang-orang menari dengan liarnya juga dengan dentuman musik keras yang begitu memusingkan di kepalanya.


"Tapi mon, gue lebih baik pulang. Gue takut Bunda udah pulang," ucap Mila berbisik di samping Mona.


"Tante Rosa nggak akan marah, lo diem aja." Mona merangkul bahu Mila dengan tangan kananya." Kita ini udah gede, kita bebas ngelakuin apapun yang kita mau. Ngapain juga lo takut sama orang tua lo? Emangnya mereka pernah mikirin lo, pulang aja mereka jarang 'kan?" 


"Tapi 'kan---"


"Udah, diem. Sekarang kita mulai. Gue yang akan putar botolnya duluan," potong Mona, lalu ia mulai memutar botol wine di atas meja.


Botol itu mengarah ke arah gadis berbaju ketat di sebelah Mila. 


"Truth or dare?" tanya Mona.


Gadis itu menaikan alis sebelah, lalu menjawab dengan suara lantang " Trut!"


"Lo pernah making love atau belum?" pertanyaan itu di lontarkan oleh Mona.



Gadis bernama Lusi itu tersenyum nakal, ia mengigit jari telunjuknya." Udah, lo mau lihat?" tanyanya di sertai tawa. Begitu pula dengan yang lainya, tapi tidak dengan Mila. Gadis itu kaget, merasa heran dengan gadis di sebelahnya itu. Hal memalukan seperti itu di anggap apa? Sampai ia terlihat begitu bahagia.



"Sekarang giliran gue yang putar," ucap Lusi.



Botol wine itu terus berputar, hingga akhirnya berhenti tepat di depan Mila.


"Trut or dare?" tanya Lusi.



"Tru--" belum sempat Mila menjawab, Mona sudah lebih dulu memotong.


"Dia, dare!"



"Okey, sekarang minum wine ini!" ucap Lusi sembari mengangkat segelas wine. 


Mila masih diam, ia hendak melayangkan penolakan. Namun dengan cepat Mona merebut gelas itu dari Lusi. "Lo pokoknya harus cobain ini, Mil." Mona menyodorkan segelas alkohol di depan wajah Mila. Sedangkan Mila menatap nanar gelas tersebut, ia membuang muka, saat merasakan aroma khas dari cairan kental berwarna kuning itu, menusuk indra penciumannya.


"Lo gila! Kalo ayah tahu, gue datang ke kelab apalagi sampai minum, bisa-bisa gue dibunuh."


Mona tertawa. "Mila, Mila, lo ternyata masih sama, ya, kayak dulu." Menjeda sesaat, Mona melanjutkan bicaranya dengan nada menekan. "Pengecut!" 


Mila yang mendengar itu tentu saja tidak terima, dari segi mana pun, ia tak pernah kalah dengan orang lain. tanpa basa-basi lagi, Mila langsung meneguk segelas alkohol tadi. Rasa pahit menjalar masuk ke dalam rongga mulutnya, wajahnya memerah. 





Mona menahan senyumnya, ia sangat bahagia rencananya telah berhasil. Sekarang tinggal menunggu waktu saja, sebelum gadis cantik di sebelahnya itu terkena reaksi obat yang telah ia campurkan kedalam minuman beralkohol itu.



Mereka bermain cukup lama, hingga Mila merasakan ada yang aneh dalam dirinya, ia merasa gerah disusul dengan kepalanya yang pusing serta pandangan mulai kabur. Mona menatap puas ke arah Mila, yang sudah tampak risi dari tadi, seperti cacing kepanasan. Rencananya untuk menghancurkan Mila berhasil, sedari dulu Mona memang membenci Mila, ia iri dengan semua yang Mila miliki. Minuman tadi sudah ia campur dengan obat perangsang dan berhasil, saat ini Mila tengah melenguh sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah karena kepanasan. Teman-temanya yang sedari tadi diam kini tertawa, bersama Mona yang juga tertawa.


"Mila sayang, sini gua antar ke kamar.” Mona mengedipkan sebelah mata, pada salah satu teman perempuannya yang duduk di meja bar. Mereka menggotong Mila ke dalam kamar di lantai atas kelab.


"Dadah Mila sayang, nikmati malam indahmu ini, ya." Mona dan temannya meninggalkan Mila di kamar itu sendirian. Mila meronta ke sana kemari merasakan tubuhnya yang memanas, gairah mulai menyelimutinya.


Seorang pria masuk ke dalam kamar itu, dengan keadaan yang sama, ia juga mabuk berat. Karena tidak tahan, pria itu menerkamnya dari belakang. Tanpa tahu konsekuensi yang akan terjadi selanjutnya.





Lihat selengkapnya