I'M CONFUSED NOW

Aurelia Fransiska Wijaya Kusuma
Chapter #2

II. KEJUTAN

Di  pagi  hari  yang  biasa, aku  sedang  membaca  buku  yang  kubawa  dari rumah  agar  tidak  perlu  berbasa-basi  dengan  orang  lain  di  pagi  hari. Lalu Siti datang padaku.

“Hai, Ra,” sapa  Siti, teman  sekelasku.

“Hai  juga, Sit,” sapaku  balik.

“Apa  kau  sudah  mengerjakan  PR  sosial ?,” tanya  Siti. Jika  seseorang  sudah  bertanya  seperti  ini  berarti  mereka  ingin  meminjamnya.

“Sudah. Kau  mau  pinjam, kan ? Ini,” kataku  sambil  menyodorkan  PR-ku.

“Wah, terima  kasih,” Siti  tampak  senang  melihat  PR-ku.

“Iya, sama-sama,” jawabku  seadanya.

Kubiarkan  mereka  meminjam  PR-ku  agar  urusan  cepat  selesai. Sebenarnya  aku  sangat  kesal  saat  mereka  meminjam  PR-ku. Jika  orang  itu meminjam  karena  dia  sudah  berusaha  mengerjakan  tapi  masih  tidak  mampu atau masih  bingung  untuk  menyelesaikannya, aku  masih  memaklumi. Lain  halnya  jika  orang  itu  tidak  mengerjakan  sama  sekali  dan  hanya  meminjam  punya  orang  lain  karena  tidak  mau  susah.

Ini  kurasakan  bukan  karena  aku  tidak  pernah  meminjam  punya  orang  lain  sama  sekali, tapi  karena  aku  berusaha  semaksimal  mungkin  terlebih  dahulu, sebelum  melibatkan  punya  orang  lain. Aku  berusaha  menyelesaikannya  sendiri. Jika  terpaksa  baru  kupinjam.

Tapi  perkara  PR  tidak  perlu  kupikirkan  lebih  jauh  karena  hanya  akan  membuang  energi-ku. Lebih  baik  kusimpan  untuk  hal  yang  lebih  berguna.

***

Saat  istirahat  siang, seperti  biasanya  lagi, aku  dan  teman-temanku  berkumpul  untuk  makan  bersama.

Lihat selengkapnya