I'm Going Back To Venice

Ang.Rose
Chapter #4

Chapter 2: Friends

Sebuah rumah di pinggir jalan di daerah Jakarta Selatan, tapi ada yang berbeda dengan rumah tersebut, selain merupakan rumah dari kakak-adik bernama Franz dan Fiona.

Rumah itu juga merupakan sebuah kantor detektif swasta bernama Kantor Detektif Angkasa. Diambil dari nama Franz yakni Franz Angkasa Wira. Franz merupakan seorang mantan perwira polisi lebih tepatnya adalah Detektif Polisi.

4 tahun yang lalu dia mengundurkan diri dari Kepolisian dan melepaskan pensiun yang sebenarnya bisa diambil nantinya.

Dia melepaskan itu semua demi menjaga integritasnya sebagai seorang polisi, walaupun jika dicari dalam catatan resmi, Franz Angkasa Wira tidak mengundurkan diri namun dia pecat karena indisipliner, karena tidak mau mengikuti perintah atasannya.

Namun baginya itu tidak masalah, dia lebih menjaga martabatnya daripada harus berkompromi dengan hal itu.

Ting tong~!

Suara bel itu mulai terdengar sejak 5 menit yang lalu namun si pemilik rumah tidak kunjung membuka pintu karena masih sibuk dengan keindahannya tidur di dalam kamar.

Ting tong~!

Suara itu kembali berbunyi dan akhirnya si pemilik rumah pun menyerah.

“Berisik! Siapa sih ganggu aja,” teriaknya dari dalam kamar.

Franz bangun dari tidurnya dan membuka kamar, dia berjalan sambil menggaruk kepalanya dengan rambut yang sudah panjang itu. Berbeda saat dia masih jadi polisi dia tampil dengan begitu rapi, tapi semenjak dia keluar dari kepolisian.

Dia memanjangkan rambutnya dan dia pun jarang mencukur, jadi terlihat di sekitar dagunya, jenggot dan kumis yang seperti lidi-lidi kecil.

Franz pun akhirnya membuka pintu rumahnya, dan ternyata yang muncul ialah seorang perempuan, tubuhnya tinggi, rambutnya panjang tapi di kuncir dengan ponytail style, klimis rapi dan wangi.

Ya Franz tahu betul wangi parfum itu milik siapa. Tanpa perlu melihat wajahnya.

“Ngapain kamu kesini?” tanyanya.

Perempuan itu tidak lagi terkejut dengan penampilan Franz saat ini, karena dia sudah hampir terbiasa melihat hal itu.

“Abang belum mandi?”

“Lah abang mah terserah mau mandi atau enggak, terserah abang, kamu ngapain kesini?”

Dengan bangga dia mengangkat tangannya sambil menunjukan bungkusan plastik berwarna putih. “Bawain bakso buat abang.”

“Mau minta bantuan apa kamu pagi-pagi sampe nyogok pake bakso?” Franz kembali masuk ke dalam rumah diikuti oleh perempuan itu dari belakang.

Perempuan itu bernama Kania, salah satu junior yang paling dekat dengan Franz dan bahkan bisa dikatakan bahwa Franz sendiri lah yang melatih dia sebagai seorang detektif, ketika banyak senior enggan untuk mengajari seorang perempuan.

“Bang ini bukan lagi pagi, ini udah jam 1 siang, makanya aku bisa kesini ketemu abang.”

Lihat selengkapnya