I'm Going Back To Venice

Ang.Rose
Chapter #15

Chapter 13: The Past Tense

“Gak ini gak logis, gue gak pernah kasih tahu siapa-siapa soal apa yang kita cari, dan lagi pula, kita pun juga cuma compile apa yang udah kita dapetin kan?” Light sama sekali tidak percaya dengan apa yang telah terjadi.

Chian masih diam, sambil sesekali melihat ke tangga, dimana di ujung tangga itu adalah kamar Venice.

Sagitarius yang tiba-tiba muncul berarti kemungkinan dia tahu apa yang sedang terjadi, tapi mereka tidak bicara dengan sistem, itu artinya mereka memakai ponsel aman mereka berdua.

“Chi, chief mana?” tanya Toka.

“Sagi tadi tiba-tiba muncul,” ucapnya.

“Sagi? Udah muncul? Terus Mars kemana?” tanya Q9.

“Gue gak ngerti Nine, lo bilang aja sama dia supaya gak usah nyari Sagi lagi.”

“Chi, mereka ngobrol berdua?” tanya Toka.

“Iya Sagi bilang dia butuh ngobrol berdua sama Venice, gue gak ngerti. Tok, lo tahu sesuatu kan tentang Venice?”

“Fokus aja dulu ke kasus ini, Gala Dinner ini, kalau misalnya nanti ada apa-apa gue juga gak mau kita kenapa-napa.”

“Tapi lo udah dapet calon-calon sekutu?” tanya Light.

“Gak semudah itu lah pasti, ya kan Tok?”

“Lo udah punya kandidat kan Tok?” Chian mencoba memastikan.

Karena walaupun mereka belum pernah bertemu, Chian bisa merasakan bahwa Gatotkaca jauh lebih tua dari mereka semua, dan kemungkinan Venice dan dia seumuran atau bahkan dia lebih tua dari Venice.

“Masalah kandidatnya udah ada atau gak, ya udah ada, tapi gue belum bisa kasih tahu, lebih baik kalian fokus sama masalah ini dan buka mata tentang mereka. Karena gue gak bisa masuk ke sistem keamanan QF.”

“Kita harus menyusup kesana ya?” tanya Q9.

“Gue rasa sih ya mau gak mau, kenapa?”

“Apa gak berbahaya Tok? Kalaupun mau kesana siapa yang bisa kesana?” tanya Light.

“Gue, tenang aja akan lebih menyakinkan kalau gue yang kesana.”

“Bentar, Tok, lo kan cukup lama kan di dunia sini mungkin bisa dibilang lo sama Venice bisa jadi berjaya di masa yang sama.”

“Mungkin, emangnya kenapa?”

“Lo pernah denger nama hacker Izanagi?”

Traang~!

Suara gelas pecah terdengar dari sisi Toka, seakan dia tidak menyadari pertanyaan apa yang akan terlontar dari mulut Chian. “Lo kenal berarti ya?” Chian mencoba memastikan.

“Lo tahu dari mana nama itu?”

“Siapa lagi kalau bukan dari orang yang dulunya pernah punya nama Unity.”

“Ini ada apa sih?” Q9 tidak mengerti dengan ucapan mereka berdua dan bertanya-tanya apa yang terjadi.

“Chi, kita omongin ini nanti, anak-anak gak perlu tahu.”

“Hmm, mulai rahasia-rahasiaan,” ucap Light.

“Gue bukannya mau ngerahasiain, tapi masalahnya ini bukan hak gue untuk cerita,” jawab Toka.

“Ada baiknya kita cepet-cepet bareng-bareng di satu tempat,” ucap Chian sambil memejamkan matanya dan kembali menatap tangga.

***

Venice duduk di sofa dekat dengan jendela. Dia menaikan kakinya ke atas sambil memeluk lututnya yang kecil itu.

Rambut pinknya tergerai dan menutupi pundak sampai punggungnya. Dia melepaskan kacamatanya lalu menempatkannya di atas kepala.

“Kenapa lo tiba-tiba minta ngomong sama gue berdua.”

“Vence gue akan jujur sama lo, kalau gue sebenernya… ”

“Lo gak usah jujur lo siapa, lo yakin alasan lo tiba-tiba muncul soal itu?”

“Iya, karena gue harus bilang sama lo, gue tahu dimana rumah Franz dimana, gue tahu Fiona kerja dimana dan gue tahu, lo itu Unity, Viviane anak yang diselamatkan Firoz dan Maria 12 tahun lalu.”

Keheningan terjadi diantara mereka berdua, Venice sudah mengira bahwa dia Sagi adalah mata-mata, karena dia sudah mengeliminasi seluruh mahasiswa yang kemungkinan memiliki kemampuan itu tapi nyatanya tidak.

Jadi kemungkinan Sagitarius adalah mata-mata, tapi, Venice mengira bahwa dia adalah mata-mata dari Polisi Siber bukannya, Badan Intelijen Negara.

“Vence?” panggil Sagitarius.

“So you’re not with the cyber police department?”

Lihat selengkapnya