Cerita ini fiksi. Di buat hanya untuk hiburan semata.
***
Vivi sedang duduk di sofa ruang tamu sambil membaca sebuah buku, Sherlock Holmes A Study In Scarlet. Franz yang baru saja pulang melihat Vivi yang sedang duduk dengan tenang, sudah pasti ingin mengganggunya.
Dia berjalan perlahan-lahan, mengendap-endap layaknya pencuri sampai akhirnya dia berdiri di belakang Vivi lalu.
“Hayo!” teriak Franz sambil memegang bahu Vivi.
“Aaahh!” teriak Vivi.
“Ada apa itu!?” suara ibu mereka Maria terdengar dari arah dapur. Karena tidak ingin dimarahi, Franz menarik Vivi keluar dari sana dan pergi ke kamarnya.
Maria keluar dari dapur dan menghampiri sumber suara yang dia tahu itu dari ruang keluarga, namun tidak ada siapa-siapa disana hanya tertinggal sebuah novel yang sudah tertutup.
Maria hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali berbalik, Firoz suaminya terlihat di lorong samping ruang kerjanya.
“Mereka berdua dekat ya?” tanya Firoz.
“Kamu bisa lihat sendiri lah gimana, pusing kepala aku,” ucap Maria sambil kembali ke dapur.
Firoz mengikutinya dari belakang lalu duduk di meja makan sambil melihat istrinya yang masih sibuk memasak. “Kamu bikin apa?”
“Soto daging, katanya kan kamu lagi pengen soto daging.”
“Wah di turutin, makasih loh, jarang-jarang kamu nurutin mau aku.”
“Kalau sampai kedengeran keluar kesannya aku gak mau nurut suami tahu.”
Firoz bangun dari tempat duduk lalu memeluk Maria dari belakang, tak lupa mencium pipi istrinya yang lembut itu. Walau anak mereka sudah besar, mereka berdua tidak malu untuk masih bermesraan.
Keduanya memiliki prinsip, jalani hidup setiap hari seperti hari ini adalah hari terakhir jadi tidak perlu merasa menyesal ketika sesuatu datang secara mendadak.
“Ah, kamu udah ada berita dari Pak Hendra?”
Firoz melepaskan pelukannya, dia bergeser sambil menatap istrinya. “BIN bilang bahwa ada kebocoran data tentang dokumen rahasia, tapi mereka gak bilang dokumen apa.”
“Surat atau?”
“Pak Hendra gak bisa memastikan, mereka juga gak mau kasih tahu, tapi bisa juga karena.”
“Kita udah jadi warga sipil.”
“That’s it. Well, kita cuma perlu cari tahu dari Vivi, tapi kayaknya dia, gak mau bicara.”