I'm Going Back To Venice

Ang.Rose
Chapter #29

Chapter 27: Personality

Cerita ini fiksi. Di buat hanya untuk hiburan semata.

***


Bekerja di sebuah organisasi intelijen terkadang sulit untuk bisa bersikap normal, entah apapun itu alasannya, apapun yang bisa dilakukan harus bisa dilakukan.

Ada yang bilang bahwa apapun yang masuk ke dalam wilayah ‘mereka’ akan terlihat tidak ada sama sekali, dan memang itulah kenyataannya.

Mereka bisa membuat sesuatu yang ada menjadi tidak ada, ataupun sebaliknya, sesuatu yang tidak ada menjadi ada.

Mereka punya kuasa untuk melakukan apapun yang mereka inginkan untuk mencapai stabilitas yang sesuai dengan standar mereka.

Melibatkan warga sipil ataupun aparatur negara sekalipun itu sudah menjadi pekerjaan mereka sehari-hari.

Wendi setengah tidak percaya bahwa kepala divisinya tidak tahu bahwa STI sudah kembali.

Jika ada orang luar yang mendengar, mereka akan dengan polosnya bertanya, siapa mereka?

Apa yang sudah mereka lakukan?

Apakah keberadaan mereka penting?

Tidak banyak orang yang tahu, hanya beberapa orang.

Sebuah kelompok yang diperintah langsung oleh Presiden kelompok yang terdiri dari orang-orang pilihan dari beberapa institusi.

Salah satunya adalah orang yang paling Wendi kenal yaitu, Andre Seyna, dia awalnya tidak menyadari bahwa itu adalah Andre, karena sejak tim mereka dinonaktifkan sejak 7 tahun lalu Andre tidak lagi bertugas di BIN melainkan di Mabes Polri.

Inilah kenapa dia tahu ada yang aneh, jika ada hal-hal yang mulai tidak masuk akal terjadi tanpa sepengetahuan Intelijen itu artinya ini adalah perbuatan STI.

STI sendiri merupakan kepanjangan dari Secret Team Investigation. Mereka bukan tim preventif, mereka bertugas untuk menyelesaikan sebuah masalah sebelum itu menjadi masalah yang lebih besar.

Namun terkadang, mereka pun punya kemampuan untuk bisa mendeteksi apa yang akan terjadi, karena memang mereka merupakan kumpulan orang terpilih.

“Mas Wen,” panggil seseorang dari sampingnya yang keluar dari sebuah ruangan.

Wendi menoleh ada Tya asistennya yang sudah bekerja dengannya lebih dari 4 tahun lamanya. Bisa dibilang dia adalah orang kepercayaan Wendi.

“Kenapa Ty?”

“Mobil Andre terpantau di sebuah dekat kawasan perumahan.”

“Perumahan?”

“Di kawasan itu, tempat tinggal Franz dan Fiona.”

Wendi memejamkan matanya sebentar dia tidak menyangkah bahwa mereka sudah bergerak secepat itu. “Kamu udah lihat sistem punya saya?”

“Saya pantau terus tiap 15 menit, belum ada tanda-tanda mereka coba menghubungi.”

“Kamu buka sistem dan buka CCTV rumah Franz,” ucap Wendi sambil masuk ke dalam ruangannya.

Wendi melepaskan jas kerja, lalu dasi, dia pun menggulung lengan kemeja seakan dia harus memulai pekerjaan berat. Tidak ada pekerjaan yang lebih berat di banding pekerjaan kali ini.

“Hmm oke, jam 9 pagi ini ada 2 mobil yang masuk. Satu mobil atas nama pribadi milik Bagas Karunia, salah satu penyidik KPK, satu lagi milik pribadi atas nama Roy. Jam 11 siang, dua mobil itu keluar dan menyisakan Roy, Tama dan Franz di rumah.”

“Mereka udah kerjasama? Berarti yang pulang siapa aja?”

“Bagas tangan kanan Tama dan Chandra tangan kanan Roy.”

“Mobil Andre masih disana?”

“Hmm,” Tya mengalihkan tayangan CCTV di area lain yang bisa melihat ke arah mobil Seyna. “Masih.”

“Berarti Andre cuma ngikutin Tama bukannya mereka kerja sama, dan berarti Franz gak tahu soal STI.”

Tring~!

“Mas, line komunikasi ke buka.”

“Kamu pantau dulu mereka, saya harus angkat ini.”

Lihat selengkapnya