Cerita ini adalah fiksi. Di buat hanya untuk hiburan semata.
***
“Kasih tahu gue, kenapa lo suruh om dan tante lo ke sana?” Tanya Franz yang kedua kalinya.
Tama terdiam dia bersandar ke dinding, lalu menghela nafasnya dia tidak berpikir bahwa akan seperti ini jadinya, ya memang, jika Franz bertanya tentang Gala Dinner itu tidak aneh sama sekali.
Tapi masalahnya.
“Gue gak nyuruh mereka,” jawab Tama.
“Om sama Tante lo dateng kan makanya lo punya daftar pertemuan itu?” Ucap Roy.
“2 minggu yang lalu waktu Andriandi lagi di interogasi, gue dapet waktu istirahat, dan Tante Nusa telfon gue untuk dateng ke rumah sakit bareng sama Bagas.”
“Undangan itu dateng?”
Tama mengangguk. “Undangan itu dateng ke tangan mereka, Om dan Tante gue, dapet undangan masing-masing,” Tama kembali berhenti berbicara dia tidak tahu apa yang sudah dia lakukan, apa ini benar-benar berakibat fatal untuk banyak orang.
“And then?”
“Gue awalnya gak mau mereka kesana, tapi Om dan Tante gue merasa bahwa mereka perlu kesana untuk bantu gue, dan jika apapun yang terjadi nantinya, mereka percaya sama gue.”
“Dan lo dapet daftar nama orang yang dateng,” ucap Franz.
“Bang, apa yang gue lakuin bisa bikin mereka celaka?”
“Lo tenang aja, gue akan usahain gak ada yang terluka kali ini, baik lo, Fion dan semua orang yang terlibat.”
“Wir, kalau udah begini… ”
“Ya gue akan ikut campur, mau gak mau gue harus turun tangan supaya ini bisa selesai lebih cepat.”
“Give the orders then.”
Franz terdiam, dia menghela nafasnya dia seakan sedang mengatur sesuatu di kepalanya sampai.
Plak~!
Dia menepuk kedua tangannya selayaknya orang yang sedang berdoa lalu menatap kedua orang itu.
“Tam, Bagas kemana?”
“Gue nyuruh dia untuk cari tahu tentang tuduhan itu semua, kita udah punya perkiraan siapa orang-orangnya termasuk yang paling mencolok Handri.”
“Chandra?”
“Chandra gue suruh untuk cari mereka, mudah-mudahan gue bisa nemuin tempat mereka malem ini.”
“Bagas punya resource yang bisa di tanya?”
“Ada, dia punya temen di BIN, gue percaya sama dia untuk bisa cari jalan lain.”
“Oke, gue bakal minta Karin untuk panggil Handri, Roy lo kalau bisa pancing mereka lo harus pancing mereka. Dan lo Tam, lo yakin cuma Bagas yang punya resource di BIN?”
“Resource Bagas di BIN siapa?” Tanya Roy.
“Gue gak tahu namanya asli atau bukan tapi Bagas biasa manggil dia Tya.”
“Trisia, lumayan, dia Tim preventif.”
“Lo punya juga?”
“One of the others.”
“Oke, stop. Sekarang kita mencar dulu, ada yang harus gue cari tahu sebelum gue urus kasus ini.”
“Wir, jangan bilang kalau.”
Franz mengangguk. “Mobil yang waktu itu, ada lagi semalem dan itu dia.”
“Kenapa tiba-tiba muncul sekarang, disaat kaya gini?”
“Do I look like I know something? I don’t even know what happened that night.”