Tak ada yang berubah dari kehidupan di distrik hiburan. Walau ada sedikit desas-desus bahwa sang putra mahkota berada di rombongan yang melakukan inspeksi itu, tapi pada akhirnya semua itu hanya menjadi desas-desus semata. Fuyuki melanjutkan pelatihannya untuk menjadi oiran. Kemarin memang pengecualian khusus, tapi kali ini tak ada pengecualian lagi dan dia hanya boleh menerima pelanggan jika benar-benar sudah resmi menjadi oiran. Sudah ada beberapa pelanggan yang menyatakan ketertarikan pada Fuyuki, walau ada juga yang malah takut padanya karena warna matanya. Termasuk juga sempat ada tuduhan jika ia penyihir karena warna matanya. Tetapi rumor itu berhasil ditepis karena walau jarang sekali, tapi memang pernah ada pedagang atau pendatang dari kerajaan Cao atau dari luar benua Xia yang memiliki mata berwarna terang, seperti biru atau hijau seperti mata Fuyuki. Tentu saja calon oiran lain terutama yang ada di pihak Kumiko dan tentu saja Kumiko sendiri juga mengetahui popularitas Fuyuki dan tidak menyukai hal itu. Mereka lah yang sempat menyebarkan desas-desus jika Fuyuki mempelajari ilmu sihir, karena itu matanya berwarna hijau. Untunglah tak lama setelah itu ada rombongan pedagang yang datang ke tempat mereka dan menceritakan pengalaman mereka termasuk saat bertemu dengan orang-orang dari luar benua Xia yang memiliki warna mata terang sehingga rumor buruk tentang Fuyuki yang mempelajari sihir tersebut dapat diatasi.
Fuyuki sendiri sebenarnya tak terlalu memikirkan rumor buruk tentangnya yang tersebar dan hanya fokus belajar menjadi oiran. Shizuka dan Harumi tentu sangat senang dengan kemajuan Fuyuki yang pesat terutama kemampuan memainkan alat musiknya.
"Sebenarnya aku heran, kenapa Kumiko sangat tidak suka padamu? Apa kalian pernah bertemu sebelumnya? Atau apa dia iri padamu?" Tanya Yumeko suatu hari saat mereka tengah merapikan pakaian-pakaian mereka.
"Entahlah Yumeko-chan, aku baru bertemu dan mengenal Kumiko-san disini," jawab Fuyuki seadanya.
"Kenapa kau diam saja? Kenapa tidak melawan?" Tanya Yumeko lagi.
"Tidak ada gunanya, Yumeko-chan, lebih baik aku menghindar, lagi pula banyak yang berada di pihak Kumiko-san," Yumeko terlihat tak puas dengan jawaban Fuyuki tapi ia tak bertanya-tanya lagi.
"Oh iya, apa kau sudah mendengar rumor yang beredar? Katanya diantara pejabat yang datang waktu itu, ada putra mahkota."
"Kau akan dimarahi oleh Nyonya Sada lagi jika menghabiskan waktumu untuk mendengarkan rumor saja, Yumeko-chan," kata Fuyuki geli.
"Aku hanya tidak sengaja mendengarnya saat pergi belanja," kilah Yumeko dan lagi-lagi Fuyuki hanya tertawa kecil.
"Apa kau tahu seperti apa wajah putra mahkota, Yumeko-chan?" Tanya Fuyuki.
"Eh, ternyata kau penasaran juga ya," balas Yumeko seraya tersenyum jahil, tapi karena lagi-lagi Fuyuki hanya tertawa kecil, Yumeko akhirnya bercerita juga.
"Sebenarnya tak banyak yang tahu seperti apa wajah putra mahkota karena ia jarang keluar dari istana. Walau ada juga yang mengatakan kalau sebenarnya ia cukup sering keluar, tapi dalam penyamaran. Yang cukup dikenal adalah pangeran Akihira, dia sangat tampan dan ramah sekali. Aku pernah sekali melihatnya saat festival bunga tahun lalu," Yumeko bercerita dengan semangat. Festival bunga yang dimaksud oleh Yumeko adalah acara yang diadakan tiap pertengahan musim semi dimana bunga sudah bermekaran dengan indah. Festival ini merupakan tradisi kerajaan Ho, filosofinya adalah menyambut hari baru yang lebih baik, setelah berjuang melawan dingin di musim salju, lalu kemudian menyambut kehangatan yang nyaman di musim semi. Festival ini juga merupakan acara yang ditunggu-tunggu terutama oleh para anak muda. Karena ada kepercayaan, jika mereka menyatakan cintanya atau bertemu dengan lawan jenisnya di sekitar pohon sakura terbesar di kerajaan Ho yang terletak di kota Hanasaku, yang merupakan kota terbesar kedua di kerajaan Ho sekaligus merupakan kota tersibuk karena merupakan pusat perdagangan di kerajaan Ho, maka mereka akan menjadi pasangan abadi dan kelak akan selalu dipertemukan kembali walau di kehidupan-kehidupan mereka berikutnya. Kepercayaan ini sangat populer dan cukup banyak juga yang memang kemudian bertemu dengan pasangan hidup mereka saat festival itu.
Kota Hanasaku juga merupakan kota yang tergolong paling 'netral' di kerajaan Ho karena di kota ini tak ada perbedaan sikap bagi bangsawan, pejabat maupun rakyat jelata. Berbeda hal-nya dengan kota Yamano yang merupakan pusat pemerintahan sekaligus tempat tinggal bagi para petinggi negara atau orang-orang kaya di Kerajaan Ho. Istana kerajaan Ho juga terletak di kota Yamano. Sedangkan kota distrik hiburan di negara Ho, tempat dimana Fuyuki berada bernama kota Yorukira. Kota Yorukira dan kota Hanasaku bersebelahan, hanya dipisahkan oleh sebuah sungai yang cukup besar.
"Kurasa saat festival berlangsung, kita boleh ke kota Hanasaku, karena saat masa-masa festival, biasanya Nyonya Sada akan memberi jatah libur bagi semuanya, biasanya beliau memberi waktu sehari atau paling lama dua hari untuk libur untuk menikmati festival, tapi tidak bisa semuanya langsung libur, harus bergantian karena biasanya saat masa-masa festival seperti itu akan lebih banyak tamu yang datang bahkan dari luar kerajaan Ho," jelas Yumeko lagi. Fuyuki hanya mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Yumeko.
"Kuharap kita bisa pergi bersama ke festival," kata Yumeko lagi. Fuyuki hanya tersenyum mendengarnya.
"Mungkin bisa jadi alasan yang bagus untuk keluar jika alasannya adalah untuk menikmati festival nanti," batin Fuyuki.
####
Kota Yamano, yang merupakan pusat pemerintahan kerajaan Ho, bisa dibilang tergolong kota yang tertutup karena memang disana juga kebanyakan hanya dihuni oleh para petinggi kerajaan atau orang-orang kaya saja. Kota ini dikelilingi tembok besar yang kokoh dan selalu ada penjaga gerbang untuk menginspeksi siapapun yang mau masuk ke kota Yamano. Rakyat biasa yang masuk ke kota Yamano biasanya hanya saat jika ingin mengantar hasil panen atau barang-barang yang dibeli oleh para penduduk kota Yamano dan itupun harus melalui pemeriksaan untuk memastikan siapapun yang masuk tidak membawa sesuatu yang berbahaya. Penjagaan dan keamanan di kota Yamano memang cukup ketat mengingat disana banyak sekali orang-orang penting.