Pagi hari yang cerah layaknya suasana di manga yang dulu pernah aku baca, angin berhembus dengan lembut dan menerpa dedaunan sakura yang berjatuhan.
Terbang kesana kemari seperti sedang menari di depan mataku, dunia yang indah ini menyapa makhluk hidup yang ada di permukaannya.Suara kendaraan yang berlalu lalang terdengar jelas menandakan bahwa hari ini adalah hari dimana semua orang beraktivitas seperti biasanya.
Meskipun sedikit pelan tapi terdengar sepasang suara kicauan burung yang bertengger di pohon sakura menambah kesan pagi hari ini semakin jelas.
Namaku Katsugi Arata aku sekarang adalah murid kelas 2 di SMA Swasta disekitar kota ku, lebih tepatnya di SMA yang bernama Hashigai.
Musim semi adalah musim dimana sebuah cerita dimulai dari persahabatan, percintaan, pertemuan antara teman, murid pindahan, dan juga musim ini aku sebut musim dari para Tokoh Utama.
Manga dan anime yang kubaca selalu berlatar suasana seperti ini, pertemuan yang tiba - tiba, lalu bertemu kembali di sekolah, setelah itu berteman dan saling mencintai, itu alur yang biasa terjadi di kehidupan ini lebih tepatnya kisah asmara masa muda.
" Terlambat - terlambat… "
" Hm?. "
Terdengar suara yang tidak asing di persimpangan jalan yang ada didepan ku, suara itu seperti suara awal dari sebuah kisah di musim semi ini, suasana yang begitu cocok untuk memulai sebuah cerita ini.
Aku pun berhenti melangkah tepat sebelum melewati persimpangan jalan yang ada didepan ku, lalu terlihat seorang perempuan berambut hitam panjang itu melewati ku dengan cepatnya, seragam yang dikenakannya sama dengan ku tapi secara tidak sengaja mata kami saling bertemu dan bertatap muka.
Aku yang dari tadi diam membatu disana mulai berpikir apakah hari ini aku bernasib baik ataukah tidak?.
Jika saja aku tidak mendengar suara nya maka awal cerita ku akan dimulai pada tahun ini, biar ku pertegas, aku ingin menghindari hal - hal seperti itu.
Karena menjadi seorang Tokoh Utama itu sangatlah merepotkan, tapi aku dan dia bertatap mata, tidak apa - apa bukan?.
Dan setelah argumen dengan diriku yang tidak jelas itu selesai, aku pun melanjutkan perjalanan ku yang sempat terhenti tadi.
SMA Hashigai, adalah SMA swasta yang memastikan para lulusan ini langsung bekerja setelah 3 tahun belajar ditempat ini, jika mereka memang ingin bekerja setelah sekolah.
Untuk yang ingin meneruskan lanjut ke perguruan tinggi, SMA ini merekomendasikan tempat yang cocok untuk mereka yang memiliki nilai dibawah rata-rata maupun diatasnya.
Ya itu adalah hal yang istimewa di SMA Hashigai yang mampu menyaingi SMA Negeri maupun SMA Swasta lainnya.
Pihak sekolah memastikan bahwa murid nya nanti kelak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, tapi yang jelas tes disini sangatlah ketat dan masalah ujian aku tidak mau membicarakan nya.
Suara bel pun berbunyi setelah aku sampai di loker sepatu ku pertanda masuk dan pelajaran pertama akan dimulai.
Saat ini aku duduk di salah satu bangku kelas yang didepan pintu nya menggantung sebuah papan yang tertulis 2-B
Aku tidak menganggap diriku aneh tapi menghindari hal - hal berbau tokoh utama itu adalah menjadi prioritas ku saat ini.
Kali ini aku duduk di bangku barisan tengah, memang ini tempat yang sedikit mencolok tapi bagi ku itu bukanlah masalah karena aku orang tipe pendiam, jadi 'No Problem'.
Dan sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau duduk di barisan belakang dekat jendela itu!? Pasti tidak akan aku biarkan itu terjadi.
" Baiklah..., Cepat duduk anak - anak.. ".
Suara dari seorang guru yang masuk dari pintu belakang kelas pun membuyarkan semua isi pikiran ku tadi, dan setelah guru itu masuk dia mulai berjalan menuju ke depan papan tulis.
" Baiklah.. sekarang bapak yang akan memegang kelas kalian, kalian mungkin sudah kenal dengan ku tapi biar bapak perkenalkan diri bapak lagi. "
Ya.. aku tidak peduli dengan adegan perkenalan ini jadi aku akan melewatkan nya.
Akan aku nikmati kesendirian ku yang tenang ini selama satu tahun ke depan dan tahun berikutnya juga.
" Ah ya... Sebelum memulai pelajaran, Kali ini ada murid perempuan baru yang akan bergabung dengan kita, sebentar lagi dia akan datang--. "
Tunggu dulu.
Kenapa dia harus di pindahkan ke kelas ku ini? Bukankah masih ada kelas lain? Ini tahun ajaran baru yang terburuk bagiku.
Lalu tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu kelas kami dan akhirnya seorang perempuan masuk setelah membuka pintu tersebut.
" Ah.., silahkan masuk. "
Meskipun protes kepada guru semua itu tidak akan berjalan sesuai apa yang aku harapkan, mungkin itu akan mengundang masalah lain.
Aku urungkan niatku untuk memprotes murid pindahan yang telah dipindahkan di kelas ini.Dan lagi pula aku juga bukan siapa-siapa yang bisa menolak murid baru yang masuk ke kelasku.
" Permisi.. "
Dia pun melangkah ke depan papan tulis setelah ia menutup pintu kelas.
Aku cukup terkejut dengan apa yang tengah berdiri di sebelah sensei.
Dia memiliki rambut panjang dengan warna hitam pekat serta warna matanya juga begitu hitam seperti rambut miliknya meskipun agak cerah sedikit.
Bila di ingat – ingat, kalau tidak salah dia kan murid perempuan yang tadi di persimpangan itu, Ini benar - benar gawat bukan?.
Seseorang yang ingin menjauhi dirinya dari berbagai urusan layaknya tokoh utama sedang terancam disini.
" Perkenalkan, dia adalah murid pindahan namanya adalah… Kurugaya Kuruna. "
" Mohon bantuannya teman - teman. " Ucapnya disertai senyuman lembutnya.
Semua murid laki - laki akhirnya berteriak kegirangan, hanya gara - gara satu murid perempuan ini tersenyum dengan lembut mereka jadi menunjukkan ekspresi yang berlebihan seperti itu.
Bisa dikatakan mereka menggila hanya karena perempuan itu tersenyum.
Ini memang tidak masuk akal, tapi mengkesampingkan reaksi mereka semua memang ini tidak salah lagi dia memang perempuan yang lewat di persimpangan itu, aku harap dia tidak menyadari keberadaan ku dan memulai apa yang tidak aku inginkan.
Namun saat aku sedang memikirkan kemungkinan yang akan terjadi, salah satu murid laki - laki yang berada di bangku barisan belakang dekat jendela berteriak.
" Ah!!!!! Kau kan!!!. "
Aku pun terkejut saat dia berteriak dan menunjuk ke arah Kurugaya Kuruna dari bangku barisan belakang dekat jendela itu, sudah aku duga bangku itu memiliki kekuatan mistis.
" Hm? Oh.. kalau tidak salah kau laki - laki yang tadi kan? Kau sungguh merepotkan apa kau tahu?. " Katanya dengan menyilangkan kedua tangannya.
" A-a-apa - apaan itu, bukankah kau yang menabrak ku duluan? Minta maaf sekarang!. "
Seperti yang telah aku tahu, dia telah terjebak dengan event pertemuan murid pindahan di persimpangan jalan, aku sangat lega saat mengetahui hal itu.
" Tidak, aku tidak mau, untuk apa aku meminta maaf kepadamu?. "
Sifat Kurugaya tidak seperti heroine pada umumnya bukankah saat ini dia harus protes juga? Kalau tidak ini tidak akan berjalan sesuai cerita, harus ada yang mendukung mereka berdua.
Oh ada satu cara lagi.
Sensei, dialah yang bisa diandalkan pada waktu seperti ini ayo.. ucapkan mantra nya sensei.
" Oh... ternyata kalian sudah saling mengenal. "
Bagus sensei, akhirnya kau membuat situasi dimana mereka akan dekat satu sama lain.
Aku harap begitu.
" Kalau begitu.., istirahat pertama akan aku serahkan kepada mu Takagawa, ajak dia keliling sekolah. "
" Hah? Aku tidak mau sensei. "
" Aku juga tidak mau diantar laki - laki seperti mu. "
Terlihat wajah kesal Takagawa saat Kurugaya mengatainya, ya... mau bagaimana lagi? Tapi tenang saja kalian berdua akan mendapatkan happy ending jika berjalan sesuai dengan event.
" A- apa?. "
" Sudahlah diam kalian berdua. " Kali ini sensei menengahi mereka berdua dan berkata.
" Kurugaya - san, silahkan duduk di depan bangku Sakayanagi - san kau juga bisa menanyakan tentang sekolah ini jika kau tidak mau dengan Takagawa. "
" Terima kasih sensei, Maaf atas semua nya... "
Setelah adegan layaknya cerita yang terjadi di manga maupun anime romcom dia menunduk untuk meminta maaf.
Dan dengan anggukan mengerti dari sensei seperti memberikan tanda " Baiklah aku maafkan " itu, akhirnya sensei angkat bicara lagi.
" Ya, Sakayanagi - san tolong tunjukkan bangku nya. "
Itulah jawaban singkat dari sensei setelah Kurugaya meminta maaf.
" Ah iya, kemari lah Kurugaya - san. "
Lalu anak perempuan yang bernama lengkap Sakayanagi Natsumi itu pun mengangkat tangannya.
Setelah tahu dimana letaknya Kurugaya pun berjalan ke arah bangku yang ada di depan Sakayanagi lebih tepatnya bangku yang berada di belakang ku.
Sial... Kenapa bangku itu kosong!? Tepat disaat seperti ini? Dan kenapa mereka semua mengosongkan bangku dibelakang ku? Ini... masalah.
Apa dia akan sadar kalau aku adalah orang yang bertatap muka dengannya tadi pagi? Aku tidak mau hal itu terjadi kepada ku, maksud ku memindahkan apa yang akan terjadi ke Takagawa kepada ku itu sama sekali tidak masalah bukan?.
Ya... tapi tidak mungkin itu masalah untuk Takagawa, sekarang yang aku lakukan adalah aku harus mengambil langkah yang tepat untuk menghindarinya, tapi bagaimana caranya?.
Saat Kurugaya Kuruna itu berjalan ke arah bangku nya, aku hanya bisa memandang ke arah bawah, memang ini adalah hal yang bisa aku pikirkan, dia mungkin bisa penasaran kenapa hanya aku yang menundukkan kepala, tapi mau bagaimana lagi?.
Di kehidupan manusia, mereka diberikan kelebihan yang namanya memilih, setiap pilihan memiliki resiko masing - masing, menyesal hanya ada diakhir pilihan, jadi... ini bisa diartikan sebagai pertarungan hidup dan mati.
Dan setelah itu aku pun sedikit melirik ke arahnya setelah berjalan melewatiku, nampaknya dia tidak memperhatikan ku, syukurlah kalau begitu. Dan akhirnya dia pun duduk tanpa sempat berkata apapun.
Setelah pelajaran keempat selesai akhirnya istirahat makan siang pun telah tiba setelah sensei meninggalkan kelas.
Untuk menghindari kontak dengannya lebih lanjut, aku pun bergegas menuju tempat dimana aku bisa sendirian dan menenangkan pikiran ku.
Tempat yang paling aku sukai yaitu taman belakang sekolah, tapi saat di musim penghujan atau pun turun salju aku selalu kerepotan untuk mencari tempat untuk menyendiri.
Setelah sampai di taman belakang sekolah aku pun duduk di bawah pohon besar yang biasanya aku buat berteduh dari sinar matahari dan bersandar kepada nya, Sama seperti waktu kelas satu dulu ini adalah tempat dimana aku bisa bermain pikiran dengan diriku sendiri.
Ya bukan untuk menghayal atau berbuat hal yang tidak-tidak.
Bisa dibilang disini tidak ada murid - murid sekolah yang berlalu lalang, mungkin hanya tukang kebun yang sesekali memotong rumput - rumput panjang yang ada di depanku
Dan saat ini aku masih belum bisa percaya, karena pada tahun ajaran baru ini aku hampir mendapatkan masalah, tapi setidaknya aku bisa sedikit lega karena aku tidak terjerat dalam event murid pindahan baru itu.
Tidak, aku harus tetap waspada, mungkin ada yang lebih buruk dari itu semua.
Menghindar dari hal - hal yang berbau tokoh utama itu adalah motto ku, akan aku pastikan kejadian dulu tidak akan terulang kembali.
Dan lagi pula ini semua juga tidak ada hubungannya dengan masa lalu ku itu, sekolah manapun tetaplah sama setiap cerita pasti ada yang tersakiti tak terkecuali yang memiliki cerita tersebut.
Jika diberi pilihan antara menjadi tokoh utama yang bahagia atau menjadi tokoh sampingan yang selalu disakiti maka aku akan memilih untuk menjadi tokoh sampingan.
Karena menjadi tokoh utama itu terkadang bisa tersakiti dan mengalami hal - hal menyakitkan sebelum mereka bahagia.
Tapi tidak menjamin kalau mereka akan bahagia setelah nya, kemungkinan besar mental mereka bisa hancur hanya dengan itu saja, itu yang aku lihat dari anime yang pernah aku tonton dulu.
Kali ini hembusan angin terasa menenangkan pikiran ku, dedaunan yang masih menempel pada pohon ikut tergerak juga.
Langit yang begitu cerah nan biru itu memperlihatkan keindahan yang dimilikinya, seperti sedang menunjukkan ini adalah tempat yang paling cocok bagiku, dimana tidak ada yang bisa menggangu ku di saat seperti ini.
Setelah itu aku pun menutup mata ku perlahan dan merasakan suasana yang disuguhkan alam kepada ku ditempat ini.
Lalu...
" Oi.. "
" Hm?. "
Suara yang begitu lembut terasa masuk ke dalam kedua telinga ku dan membuat ku terpaksa untuk membuka kedua mataku ini.
Lalu saat aku membuka kedua mataku, aku mendapati seorang murid perempuan yang sedang berada di hadapanku dan dia hanya melihati ku dengan seksama setelah memanggilku.
Sekilas aku tidak terkejut, tapi setelah memikirkan kembali apa yang terjadi saat ini, nampaknya aku telah terjebak di dalam lingkaran cerita milik nya.
Ini benar-benar menyebalkan.
" Kau sudah bangun? Sebentar lagi jam istirahat makan siang habis lo.., kau tidak mau kembali ke kelas?. "
" Kurugaya... Kuruna... " itulah yang terucap dari mulut ku.
Sudah aku duga, akulah yang akan terlibat di dalam masalah kehidupan nya jadi aku tidak terlalu terkejut saat dia ada dihadapan ku saat ini.
" Ada perlu apa kau datang jauh - jauh ke tempat ini?. "
Aku pun hanya bisa menghela nafas, dan membuka kaleng air minum yang aku dapatkan dari mesin minuman yang ada di kantin tadi.
Dan aku hanya bisa menebak juga kalau dia mungkin mengikutiku saat aku sedang ada di kantin tadi.
" Sudah kuduga... kau yang tadi pagi itu kan? Saat di persimpangan tadi mata kita saling bertemu meskipun hanya sesaat. "
" Tidak... aku tidak pernah bertatap muka dengan anak perempuan sama sekali hari ini. "
Bohong terkadang bisa membuat kita terhindar dari masalah meskipun itu sedikit tidak layak dilakukan, tapi mau bagaimana lagi.
Di catatan Katsugi Arata, dia tidak ingin terlibat di dalam yang namanya kehidupan orang lain.
" Oh begitu ya... berarti aku salah orang ya. "
Dengan ekspresi kecewanya dia berpikir untuk sekian kalinya dan memastikan apakah aku yang dia temui tadi pagi itu.
Ini kesempatan ku ayo putar balikkan keadaan sekarang.
Ingat ini Kurugaya Kuruna, aku tidak akan pernah menjadi seorang tokoh utama di kehidupan mu maupun di kehidupan orang lain.
" Kalau begitu.. "
Dia pun mendekatkan kepalanya ke arah ku, lalu mata kami saling bertemu dan saling bertatapan.