I'm Not Main Character

Adam Maulana Hasan
Chapter #5

Chapter 4 - Pertemuan Dan Kencan Pertama

Pada malam itu, tangan milik nya terasa dingin seperti es, dengan bermandikan keringat dingin nya, dia menunjukkan wajah yang penuh dengan ketakutan saat dia memegang tangan kanan ku.

Disana aku hanya melihat sekilas wajah nya, berambut panjang dengan warna cream cerah, begitu juga dengan mata milik nya, dan dia menguraikan rambut indahnya itu begitu saja.

Saat ini dia hanya melihat ku dengan ketakutan, bukan aku yang ia takuti tapi orang yang sedang mengejarnya saat ini, aku melihat kedepan dan mendapati dua orang yang sedang berlari ke arah sini, mereka memakai jas berwarna hitam dan nampak mencurigakan.

Bukankah ini gawat? Sebenarnya apa yang sedang terjadi?.

" Tolong aku.. "

Suara itu terdengar sekali lagi.

Aku yang sedang memikirkan apa yang terjadi saat ini dibuyarkan oleh suara perempuan yang ada di hadapanku, suara yang begitu lemah dengan diiringi nada ketakutan, aku yang melihat nya dibuatnya bingung, sebenarnya apa yang sedang terjadi?.

" Tu-tunggu, apa yang kau maksud dan siapa mereka berdua yang sedang berlari ke arah sini?. "

" Mereka ingin menculik ku, tolong aku. " Jawabnya singkat.

" A-apa?. "

Ini kasus penculikan rupanya, apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus memanggil polisi? Tapi itu sepertinya tidak akan sempat, maka dari itu tidak ada cara lain, aku harus menghadapi mereka berdua, entah aku bisa atau tidak, tapi apa salahnya untuk mencoba..

Aku pun memberi kode agar dia pergi menjauh kebelakang, dan dia pun mengerti lalu dia pergi agak menjauh dari ku.

Dan tanpa aku sadari mereka berdua akhirnya sampai saat aku mengalihkan pandangan ku, entah kenapa mereka tidak terlihat kesal saat aku menghalangi aksi penculikan yang akan mereka lakukan saat ini, tapi ya.. penjahat tidak akan membuat kedok mereka terbongkar dengan begitu mudahnya.

" Minggirlah bocah. " Itulah yang dia katakan setelah sampai di hadapan ku.

Salah satu dari mereka akhirnya membuka mulut, tapi aku sangat terkesan dengan mereka berdua mereka tidak takut sama sekali bahkan sekarang aku bisa saja menghubungi polisi.

Ya.. itu adalah hal yang mudah daripada melawan mereka berdua sekaligus, tapi..

Tanpa mendengar ocehan nya akhirnya aku menyiapkan kuda - kuda untuk melawan mereka berdua, mereka pun melihat ku dengan sedikit terkejut lalu setelah mereka saling bertatap muka satu sama lain, akhirnya mereka berdua juga bersiap untuk menyerang ku.

Tenang saja.. ini sangatlah mudah itulah yang aku ucapkan dalam hati.

Ya.. hanya sekedar memantapkan diriku yang lemah ini aku berkata seperti itu, takut dan perasaan cemas tidak terelakkan.

Dan juga aku berharap agar aku dapat mengalahkan mereka tanpa terluka namun aku pun terkekeh saat aku mengatakan hal yang begitu bodoh nya.

Itu sangatlah mustahil bagiku, dengan tubuh yang tak pernah dilatih ini mana mungkin aku bisa menandingi mereka yang terlihat seperti sudah berpengalaman itu.

Lalu tanpa adanya tanda mereka berdua pun berlari ke arah ku, aku yang menyadari nya membuat hentakan kaki untuk menahan tubuh ku agar pukulan yang aku lancarkan semakin kuat.

Dan orang berambut merah itu memulai pukulan nya terlebih dahulu, aku yang menyadari hal itu hanya bisa menghindari pukulan yang ia arahkan kepada ku, lalu salah satu dari mereka mengambil kesempatan untuk menendang tepat dileher ku, tak tinggal diam aku pun menghindari nya dengan menunduk dan memukul nya tepat di dagu, satu tumbang kata ku dalam hati.

Lalu pemuda berambut merah yang nampak berumur 20 ke atas itu menyiapkan kuda - kuda nya lagi, nampak nya aku merasakan hal yang berbahaya dari nya, postur kuda - kuda nya sangat baik, apakah dia pernah mengikuti seni bela diri atau semacamnya?.

Ngomong - ngomong, aku tidak pernah ikut komunitas atau ekstra bela diri sama sekali, dan itu semua juga tidak masuk akal karena tiba - tiba aku bisa bertarung dengan mereka dan juga saat ini aku tengah mempertaruhkan nyawa ku demi seorang gadis yang akan diculik itu.

Sungguh mengejutkan, ah tapi…

Aku bisa bertarung mungkin karena melihat anime action pada tahun kemarin, ya.. anime itu sangatlah bermanfaat pada saat keadaan seperti ini.

Kalian bisa menirukan apa yang menurut kalian pantas untuk ditiru.

Ah tapi aku mohon untuk menggunakan dengan bijak ya.

Saat aku sedang melamun, tiba - tiba tendangan dari arah kiri mengenai wajah kanan ku dan membuat ku sempoyongan, dan itu rasanya sakit sekali, mungkin wajah bagian kanan ku memerah karena tendangan yang dia lakukan tadi.

Dan juga.. apa - apaan tenaga yang ia miliki itu? Apa aku bisa mengalahkan nya? Dan apakah aku juga harus sedikit serius?.

Ya.. nampaknya aku harus sedikit serius kali ini.

Saat aku melihatnya dia dengan tenang tersenyum kecil kearah ku, dia sepertinya bangga dengan apa yang ia lakukan tadi.

Setelah menerima tendangan milik nya aku pun mundur beberapa langkah dari nya, mungkin dia tahu apa yang akan aku lakukan, akhirnya dia pun ikut mundur beberapa langkah.

Dan setelah sampai nya kami berdua di tempat dan jarak yang kami berdua ingin kan, aku pun mulai menyerangnya terlebih dahulu dengan berlari ke arahnya.

Setelah dia tahu apa yang aku lakukan dia pun berlari ke arah ku juga dengan tangan kanan yang ia kepalkan dan diarahkan nya kepada ku, begitu juga aku, aku pun ikut mengepalkan tangan kanan ku dan aku tujukan ke arah wajah nya.

Lalu kami berdua pun akhirnya saling memukul wajah satu sama lain dengan satu serangan saja, begitu kuat dan keras pukulan yang ia miliki.

Tapi..

Aku juga tidak mau kalah, setelah kami adu pukulan di tengah malam yang dingin ini, orang yang layaknya mafia tersebut itu tersungkur ke tanah dan tak sadarkan diri, apa aku yang terlalu berlebihan ya? Pikirku dengan mengayunkan tangan kanan ku yang terasa sakit itu.

Setelah selesai dengan mereka, akhirnya aku menuju ke tempat perempuan yang tadi meminta tolong kepada ku, dan aku pun menanyai nya tentang apa yang terjadi saat ini.

" Bolehkah aku minta penjelasan mu?, Kenapa kau bisa dikejar oleh mereka berdua?. " Tanyaku untuk memastikan kejadian apa ini sebenarnya.

" Sudah aku bilang.., dia ingin menculik ku-. "

" Apa itu benar?. " Potong ku.

Memang semua kejadian ini terasa sedikit aneh, jika ingin menculik dirinya seharusnya kedua orang ini melakukan hal yang bisa lebih dari ini, dan aku rasa mereka berdua berkelahi dengan adil tanpa ada senjata yang mereka pegang.

Biasanya jika pencuri itu dalam keadaan terdesak atau tidak menguntungkan mereka akan mengeluarkan kartu AS mereka, misal senjata tajam atau yang paling menakutkan ialah senjata api.

Namun mereka berdua berbeda, jadi.. aku berhak mencurigai perempuan yang ada dihadapan ku ini bukankah begitu?.

Setelah aku memberi pertanyaan kepadanya dia pun hanya terdiam dengan menundukkan kepalanya, jadi pemikiran ku selama ini memang benar, ada sesuatu dibalik ini semua.

" Baiklah jika kau tidak menjawab nya tidak apa - apa, disini ada polisi yang berpatroli rutin setahuku, mungkin mereka akan menolong orang yang sedang mengejar mu ini " Jelasku sambil menunjuk kedua orang yang sedang pingsan dibelakang.

" Jadi sekarang adalah kesempatan mu untuk lari, pulang lah sebelum terjadi apa - apa aku juga mau pulang. " Lanjutku.

Setelah aku mengambil tas sekolah ku, aku pun beranjak dari tempat itu dan meninggalkan perempuan itu seorang diri, memang aku pernah dengar meninggalkan seorang perempuan sendirian itu adalah perbuatan tabu bagi seorang laki - laki tapi sayangnya kau sangat tidak beruntung bertemu dengan ku.

Bisa dikatakan seperti itu.

Mau bagaimana lagi, aku.. bukanlah laki - laki yang mempunyai pemikiran seperti itu.

Keesokan harinya aku bangun sama seperti biasanya, jam weker ku menunjukkan angka 06.30 yang artinya aku harus bersiap-siap untuk berangkat ke dalam penja-, tidak.. maksud ku sekolah.

Saat ini aku tengah melihati jam weker berwarna hitam itu dengan malas nya, rambutku aku acak - acak dengan tangan kanan ku lalu aku pun menguap yang ke dua kali nya.

" Ah.. kepagian ya.. "

Itu yang aku katakan, rasa kantuk bisa mengalahkan apa pun itu bahkan semangat sekolah mu bisa sirna seketika karena rasa kantuk itu, jadi.. siapa saja yang belajar dipaksakan sampai malam jangan lakukan itu lagi karena otak kalian butuh istirahat juga, ingat itu.

Percuma menerima ilmu itu sedangkan kau tidak didalam kondisi yang mana memungkinkan untuk menerima semua ilmu itu.

Saat aku merebahkan diriku lagi di kasur empuk milik ku ini, terdengar suara ketukan dari arah pintu kamar ku.

Mungkin itu Shiori pikirku, biarlah.., dia adalah adik yang paling peka terhadap kakak yang malas ini, jadi dia akan mengerti kalau aku ingin tidur kembali, aku bersyukur kalau dia adalah adik ku.

Lalu sebuah cubitan melayang ke arah pipi milik ku ini

" Aduh-duh-duh…, Shiori apa yang kau-. "

" Ini sudah pagi.., kita akan terlambat jika tidak cepat. "

Saat ini dihadapan ku terdapat seorang perempuan berambut hitam panjang dengan warna mata yang sama dengan warna rambut milik nya namun kedua warna mata nya lebih cerah sedikit dibandingkan dengan rambut milik nya, dia memakai seragam sekolah SMA Hashigai dengan sebuah pita warna merah tergantung di kerah baju nya.

" Kuruna ya.., boleh kah aku tidur paling tidak 5 menit lagi?." Keluhku dengan masih menutup mata setelah mengetahui siapa yang sedang berada didekat ku.

Aku pun merebahkan tubuh ku lagi di kasur milik ku ini dan membelakangi Kuruna.

" Tidak boleh Arata - kun, Shiori dan aku sudah susah payah membuatkan mu sarapan, jadi ayo segera turun. "

" Ya - ya.., sebentar lagi.. "

" Kalau begini.. "

Hening? Tiba - tiba kamarku menjadi hening saat Kuruna berhenti berbicara, apa yang terjadi?.

Aku berpikir dengan mata tertutup, apa yang sedang Kuruna lakukan saat ini? Mungkin dia sudah menyerah.. kalau begitu baguslah.

Lalu beberapa detik kemudian aku merasakan sensasi hangat di pipi ku ini, dan juga sedikit lembab namun sangat lembut, dengan rasa penasaran akhirnya aku pun membuka kedua mata ku dan melirik ke arah pipi ku yang merasakan kehangatan itu, dan aku dikejutkan oleh Kuruna.

Yang mana saat ini dia tengah mencium pipi ku.

" Etto…, Kuruna.., apa yang kau lakukan?. " Tanyaku dengan nada datar sama seperti biasanya.

Dan Kuruna pun melepaskan ciumannya dari pipi ku ini, dan bilang dengan mata kirinya yang ia tutup satu itu dengan pipi yang merona merah.

" Ciuman selamat pagi.. " Jawabnya.

Aku yang mendengar jawaban dari Kuruna hanya bisa menghela napas dan dengan masih terbaring di kasur, aku pun berkata.

" Baiklah - baiklah.. aku akan turun, kau menang kali ini. "

Dia hanya tersenyum dengan manisnya setelah ia mendengar perkataan ku, ciuman selamat pagi menurut ku sangatlah menyeramkan.

Tidak.

Itu sangat berbahaya bagiku.

" Kalau begitu kami tunggu di bawah, cepat ganti baju mu dan sarapan ya.. "

" Iya - iya.. "

Aku hanya bisa menjawabnya dengan malas, seharusnya aku masih tidur jika jam masih menunjukkan pukul saat ini, apakah hidup ku akan berubah jika terus begini?.

Tapi kalau bersama dengannya aku tidak masalah walaupun harus berubah, tapi kenangan pahit itu.. akan terus aku ingat selamanya.

4 tahun yang lalu, meskipun terlalu singkat, tapi hal itu membuat trauma yang begitu mendalam untuk ku.

Lalu saat aku sedang memikirkan kejadian 4 tahun yang lalu, aku pun memegang pipiku yang tadi dicium oleh Kuruna, dan dengan sedikit tersenyum aku mengatakan.

" Ciuman selamat pagi ya.., boleh juga.. "

Ya.. sebenarnya aku cukup senang atas perlakuan nya kepada ku tadi, aku beri 90 poin.

Beberapa hari kemudian telah berlalu statusku sebagai seorang kekasih Kuruna telah diperjelas yang pastinya mereka semua terkejut dengan apa yang dipaparkan oleh Kuruna di depan kelas.

Meskipun tidak perlu berdiri didepan kelas dan mengumumkan nya, kau hanya perlu mencari si tukang gosip dikelas lalu beritahu hubungan kita itu sudah dari cukup.

Tinggal menunggu esok hari, tidak.. tidak perlu menunggu besok hanya istirahat pertama kau akan dihujani beberapa pertanyaan tentang gosip yang beredar itu.

Dan ada beberapa dari mereka yang tidak terkejut dengan pengakuan Kuruna yang bisa dikatakan kalau mereka sudah tahu kejadian waktu ayah Kuruna atau saat Kuruna di rawat kerumah sakit akan berjalan kearah ini.

Ya.. pemikiran yang cukup bagus, akhirnya beberapa bulan pun telah berlalu kali ini musim panas telah tiba.

Dipertengahan bulan Juli ini kami sedang menikmati keindahan yang bisa disuguhkan oleh yang namanya musim panas bisa dikatakan menikmati panas teriknya matahari.

Dedaunan dari pohon sakura berjatuhan yang saat ini telah berubah menjadi dedaunan hijau yang menghiasi setiap pohon, musim semi yang ingin aku jalani dengan tenang tidak bisa ku wujudkan karena pertemuan ku dengan Kuruna dan meskipun aku masih ragu tapi hidup ku sedikit demi sedikit mulai berubah.

Hari ini adalah hari Minggu, hari dimana biasanya aku bersantai di rumah dan tidak keluar selama 24jam tapi jika ada keadaan darurat maka mau tidak mau aku harus keluar, tapi saat ini aku tengah berada di salah satu bangku taman dan disebelah ku terdapat perempuan yang berstatus sebagai seorang pacar ku.

Ya bisa dibilang kalau kali ini aku sedang kencan dengannya.

" Nanti selama liburan musim panas kita mau kemana Arata - kun?."

Kuruna pun memulai percakapan setelah kami berdiam diri sedikit lama di bangku taman ini, tapi syukurlah kalau Kuruna yang memulai percakapan karena aku benar-benar tak tahu apa yang mau aku bahas.

" Aku mau malas - malasan di rumah dan mungkin berusaha untuk menyelesaikan pr musim panas, tapi kenapa kau menanyakan hal itu?.

Setelah menjawab pertanyaan perempuan berambut hitam ini aku pun di tatap nya, seperti nya dia marah terlihat kedua alisnya mengkerut dengan pipinya yang ia gelembungkan.

" Hei.., kenapa kau marah seperti itu?. " Tanyaku dengan nada datar sama seperti biasanya.

" Tidak, aku tidak sedang marah, aku pikir kalau kau sudah mulai berubah, tapi ternyata tidak ya. "

Baiklah.. mari kita lihat dari apa yang aku katakan tadi, apakah itu bisa disebut sebagai pencerminan sifat? Aku rasa tidak.

" Merubah kepribadian itu tidak semudah yang kau bayangkan, terdapat beberapa tahap yang harus aku lewati. "

" Ya.. sepertinya aku tidak memikirkan hal itu, maaf ya Arata-kun. "

" Tidak perlu meminta maaf, aku tahu perasaan mu yang ingin cepat-cepat membuat ku menerima kehidupan ini dan menjalani kehidupan normal sama seperti orang lain. "

Dan pada saat yang sama aku melihat beberapa pasangan yang sedang bermesraan disana sini, sepertinya ini spot untuk kencan, aku tidak tahu kalau akan ada banyak pasangan disini.

Karena Kuruna lah yang memilih tempat ini dan aku hanya bisa menuruti nya tanpa ada masalah sedikitpun.

" Aku harap kau bisa bersenang-senang di kencan pertama kita, maaf karena baru hari ini kita berkencan. "

" Mou.. Arata-kun memang tidak peka dalam hal beginian, makanya aku yang berinisiatif untuk memulainya. "

Harga diriku sebagai seorang laki - laki seketika runtuh setelah mendengar keluhan dari Kuruna, ya.. memang aku tidak berguna dalam menjalani hubungan percintaan.

Apalagi ini adalah pertama kalinya aku berkencan.

Tapi saat aku melihat wajah Kuruna memerah karena mengatakan hal itu dengan malu - malu entah kenapa melihat hal itu aku pun merasa senang meskipun bukan karena aku melakukan sesuatu terhadapnya.

Aku membaca referensi di internet bagaimana cara berkencan bagi pemula, dan dari sekian banyaknya daftar pilihan apa saja yang harus dilakukan hanya ada satu yang aku ingat dengan baik yaitu.

Seorang lelaki harus memimpin jalannya kencan, ya.. itu memang benar aku tidak bisa menyangkalnya dan sayangnya aku tidak memikirkan apa saja yang harus kami berdua lakukan pada saat kencan hari ini.

Jadi.. yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah..

Setelah ini apa yang harus aku lakukan? Apa menonton film di bioskop sudah cukup?

Tapi apa genre film yang disukai Kuruna? Seandainya aku mengetahui genre apa yang ia sukai mungkin aku bisa mengatasi hal ini.

Lalu?.

Apa makan di restoran atau cafe lah yang terbaik? Yang menjadi masalahnya adalah apa makanan kesukaan nya?,

Ah sial, aku tidak tahu harus berbuat apa saat ini, tapi karena aku adalah laki - laki maka aku harus memutuskan hal ini, kalau melakukan kedua - duanya aku takut tidak memiliki uang yang cukup, jika aku tahu kalau akan menonton di bioskop maka hal yang pertama yang harus dilakukan adalah memesan tiket, sialan.. aku tidak memikirkan opsi ini.

" Arata - kun. "

Suara Kuruna pun terdengar oleh ku dan memecah semua apa yang sedang aku pikirkan, aku pun menoleh kearahnya dan bertanya.

" Maaf Kuruna, ada apa? Apa ada masalah?. "

" Yang bermasalah disini adalah kau. "

Dia mencubit pipiku perlahan, baiklah.. aku pikir juga begitu.. menghiraukan nya tanpa alasan mungkin akan membuatnya khawatir.

Lalu dia pun melanjutkan perkataannya.

"Tidak perlu dipikirkan Arata-kun, kemana pun itu asal bersama mu, itu sudah cukup membuatku senang. "

Sekarang dia tersenyum ke arah ku dan setelah itu aku hanya bisa bersyukur bahwa bisa bertemu dengan Kuruna dan tentunya dia terlalu baik untuk seseorang yang pendiam seperti ku, ya.. mungkin tidak bisa dikatakan sebagai anak pendiam tapi bisa dikatakan aku adalah anak yang aneh dan bermasalah.

Setelah Kuruna mengatakan hal itu aku hanya bisa membalas nya dengan senyuman tipis di wajahku dan berkata.

" Oh.. begitu, baiklah.."

Aku pun beranjak dari bangku taman tersebut dan melangkah beberapa meter darinya dan berhenti membelakangi Kuruna yang tengah kebingungan melihat tingkah laku ku.

Lihat selengkapnya