" Aku adalah kakak dari Kashiwagi Rena. "
Kata - kata itu masih terngiang di telinga ku, entah kenapa kemarin malam sepertinya aku terjebak dalam masalah yang harus aku selesaikan lagi.
Dan mungkin ini adalah masalah terbesar yang pernah aku tangani selama ini.
Kenapa ini selalu terjadi kepadaku? Aku bukanlah seorang tokoh utama, aku hanya Tokoh sampingan di dunia ini hanya itulah yang bisa ku yakini saat ini.
Tapi yang menjadi masalah nya adalah kenapa masalah itu seringkali datang kepada ku satu persatu? Aku tidak habis pikir dengan kehidupan ku saat ini.
Kemarin malam rahasia di balik sang Artis Kashiwagi Rena telah terungkap, aku pun tidak percaya bahwa Kashiwagi Rena mempunyai seorang kakak yang bernama Rina, dan apalagi Rina adalah seseorang yang datang kepada ku di malam hari itu.
Masalah intrinsik para Idol sangatlah merepotkan, aku tidak ingin terlibat dalam masalah perempuan yang satu ini.
Selama beberapa bulan terakhir ini, mereka berdua selalu bergantian untuk melakukan pekerjaan seorang idol, dan sampai saat ini mereka terus melakukan nya.
Sayangnya aku tidak diberitahu kenapa dia mau melakukan hal itu sampai sejauh ini, yang bisa aku percayai bahwa dia melakukan ini karena dia adalah seorang kakak yang ingin membantu adik satu - satunya.
Dan menurutku itu sangatlah mengagumkan, dia berani mengambil resiko agar bisa melindungi adik satu-satunya itu, aku merasa bahwa kerja keras ku sia - sia untuk melindungi Shiori, karena aku belum pernah seserius Kashiwagi Rina.
Aku pun menghela napas sembari melihat langit pada siang hari.
Saat ini Kuruna tidak ada disini.
Aku dengar Kuruna saat ini tengah berada di rumah neneknya, Karena neneknya saat ini sedang sakit jadi otomatis dia dan keluarganya menjenguk dan merawat nya.
Mau bagaimana lagi, kalau ada kerabat maupun keluarganya yang sedang membutuhkan pertolongan maka aku tidak boleh memaksakan untuk tinggal.
Sifat ku lama kelamaan mengalami perubahan drastis, aku tidak bisa menolak sifat yang telah diperjuangkan oleh Kuruna ini, karena bagiku ini semua adalah hadiah yang diberikan nya kepadaku setelah kita bertemu pada saat musim semi itu.
Sejujurnya aku tidak suka dengan hal beginian, tapi takdir berbicara lain, aku dipertemukan olehnya dan dirubah olehnya menjadi seperti ini.
Jika memang seperti ini takdirku aku akan menerima nya, tapi tujuan hidup ku tetap akan selalu ada, yaitu menjadi seorang tokoh sampingan.
Aku tidak ingin terlibat dalam masalah lagi, aku ingin masalah Kuruna adalah yang terakhir kali aku hadapi dan terlibat didalamnya.
Tapi..
" Oh.., jadi senpai ada disini. "
Suara yang tidak asing lagi bagiku, dia adalah Kashiwagi Rina tapi sekarang dia saat ini sedang berperan menjadi seorang pelayan dari Kashiwagi Rena yaitu Yohiko Rina.
" Kenapa kau ada disini Kashiwagi.. "
" Sstt, jika ada yang mendengarnya bagaimana!?. "
Dia sungguh bodoh ya.. aku tidak perlu mengatakan ini kepadanya karena jelas sekali dia adik kelas yang mudah diperdaya.
Meskipun dia memiliki kepahaman yang lumayan namun jika itu tidak dimanfaatkan dengan baik maka itu sia - sia.
" Biar aku katakan kepada mu Kashiwagi Rina, pertama disini jarang terdapat siswa yang berlalu lalang karena ini adalah taman belakang sekolah yang tak pernah dirawat, dan yang kedua adalah kau yang bisa membuat orang-orang yang ada dikelas ku salah paham, mereka mungkin akan berpikir bahwa aku telah selingkuh dan ujung - ujung nya aku diputuskan oleh Kuruna, apa kau mau bertanggung jawab untuk soal yang itu?. "
" Aku sudah tahu itu, kalau kau adalah kekasih nya Kuruna - senpai, tapi kenapa dia tidak ada disini? Bukankah tugas seorang kekasih itu selalu berada di dekatmu?. "
" Aku mau ke kelas. "
" Tunggu Arata-senpai!. "
Dia menahan ku dengan menahan kedua tangan ku, dan juga kenapa harus kedua-duanya? Satu saja sudah cukup kan?.
Aku salah karena sudah menanggapi perempuan ini, seharusnya rasa penasaran ku itu bisa kutekan tapi nampaknya aku gagal dan saat ini aku sudah terjerat di dalam lingkaran kehidupannya.
" Aku tidak ingin menghabiskan waktu luang ku dengan hanya berbicara dengan mu, jadi cepat katakan apa yang mau kau katakan. "
" Senpai tidak akan membocorkan rahasia kami berdua kan? Meskipun senpai sudah berjanji kepada ku kemarin tapi entah kenapa aku sangat gelisah dari kemarin malam sampai sekarang dan terkadang aku takut kalau senpai akan membocorkan nya. "
Dia mengkhawatirkan nya ya.
Ya.. itu sudah jelas dilihat dari manapun jika seseorang baru dikenalnya langsung mengetahui rahasia besarnya dia akan selalu merasa khawatir.
Ketidakpercayaannya itu lah sebagai bukti bahwa aku termasuk orang asing bagi dirinya.
Meskipun semua itu benar.
" Tenang saja, aku tidak akan membocorkan rahasia kalian berdua dengan satu syarat. "
" Syarat? Tapi kemarin Katsugi-senpai tidak meminta nya bukan? Kenapa tiba-tiba ingin sesuatu?. "
Ya, itu memang benar tapi syarat ini lebih penting dari apapun itu.
" Hanya ada satu syarat yang harus kau tepati dan itu sangat mudah, yaitu.. jangan dekati aku lagi, itu saja.. apa kau bisa?. "
Dia pun diam sejenak dengan wajah ia tundukkan, aku yang melihat tingkah lakunya saat ini hanya bisa diam dan menunggu jawaban milik nya, setelah aku tunggu beberapa detik dia pun angkat bicara.
" Tidak bisa.. "
Tunggu sebentar, dia bilang tidak bisa? Apa - apaan itu coba?.
" Tidak bisa? Kenapa tidak bisa?. " Tanyaku.
" Karena.., aku belum membayar hutang budi ku kepada mu Katsugi-senpai. "
" Memangnya kau berhutang apa kepada ku?. "
" Kau telah menyelamatkan ku. "
Menyelamatkannya? jadi yang mana? Kalau soal kemarin dia sudah berterimakasih kepada ku dengan cara memberikan informasi tentang mereka berdua atau apa dia sedang ingin membahas saat aku menyelamatkan nya dari kedua *bodyguard* nya itu?.
Tidak - tidak.. kalau soal itu dia tidak perlu berterima kasih.
" Aku tidak pernah merasa bahwa aku pernah menyelamatkan mu, aku hanya terpaksa saja. "
" Tapi meskipun begitu aku sangat senang senpai menyelamatkan ku, sudah 2 kali aku merepotkan mu, jadi apa salahnya jika aku menyebutnya hutang budi?. "
Baiklah sepertinya tekadnya sudah mulai kuat untuk urusan hutang budi semacam ini.
" Dengar ini Kashiwagi Rina.. kau belum tahu siapa aku sebenarnya, aku menyelamatkan mu bukan karena aku ingin tapi aku hanya terpaksa saja. "
Dengan ini aku sudah menjelaskannya untuk yang kedua kalinya.
" Tidak apa, meskipun itu hanya terpaksa aku merasa terselamatkan, terima kasih senpai. "
Baiklah aku menyerah.., dia perempuan yang keras kepala.
" Baiklah terserah kau.. "
" Oh.. kalau begitu dengan mengawali tanda persahabatan kita, bo-bolehkah.. "
Gawat.
Aku berfirasat bahwa akan ada masalah yang akan menimpaku hari ini, semoga saja itu tidaklah benar.
" Bolehkah aku meminta nomor mu?. "
Sudah aku duga akan jadi seperti ini, apakah aku memicu flag kisah persahabatan atau kisah percintaan kepada nya?,m Aku tidak tahu pasti tapi aku ingin jika itu tidak terjadi kedua-duanya kepadaku.
Jika terjadi kisah asmara maka jawabannya sudah jelas, aku akan menolak perasaannya meskipun dengan cara memaksa ataupun baik - baik.
Tapi.. pertemanan..
" Untuk apa?. " Tanyaku untuk memastikan.
" Eh? I-itu.. "
Wajahnya tiba - tiba sedikit memerah entah karena malu atau apa dan itu semua gawat.
Ini benar-benar terjadi, aku memicu flag kisah yang tidak aku inginkan sama sekali, apa yang harus aku lakukan?.
Aku akan mematahkannya.
" Maafkan aku Kashiwagi, maksud ku Yohiko aku tidak bisa memberikan nomor ku kepada mu. "
" Kenapa tidak bisa!?. "
" Dengarkan ini.., jika kau tiba-tiba menelepon aku atau mengirimi ku pesan apa itu tidak berdampak pada karir mu itu? Kemungkinan besar kau akan membuat gosip. "
Dan kalau boleh menambahkan itu juga membuatku kerepotan.
" Tidak apa - apa!, Aku akan menjaganya dengan baik. "
Dengan mata yang berbinar-binar itu dia menunjukkan sifat keras kepala nya, aku pun berpikir bahwa dia ini benar-benar perempuan yang sangat keras kepala.
Dan jika dipikir-pikir lagi sepertinya aku dengan Kuruna belum pernah bertukar nomor dan alamat email.
Tapi buat apa untuk bertukar nomor kalau Kuruna setiap hari datang kerumahku? Itulah yang aku pikirkan selama ini.
Tetapi aku pun tersadar pada pagi hari tadi, betapa pentingnya untuk bisa memiliki nomor telepon dan alamat email Kuruna.
Aku dengar tadi pagi Kuruna menelepon Shiori untuk memberitahukan bahwa saat ini dia tidak bisa datang kerumahku karena neneknya sedang sakit, dan saat Shiori bertanya kepada Kuruna kenapa dia tidak menelepon Kakak nya? dan Kuruna pun menjawab 'aku tidak mempunyai nomor Arata-kun'.
Aku merasa seperti orang bodoh yang baru pertama kali berpacaran, tapi bisa dibilang ini memang pertama kali nya aku berpacaran.
" Katsugi-senpai?. "
" Baiklah.., aku akan memberikan nomor ku tapi ingat jangan berbuat hal yang aneh-aneh. "
" Ya.., aku janji. "
Mempunyai adik kelas yang begitu aktif seperti ini bahkan seorang idol, itu sangatlah sulit bagiku.
Lalu bel pertanda jam istirahat pertama berakhir pun terdengar.
***
Pada saat jam istirahat makan siang berbunyi, mereka yang ada di kelasku berhamburan keluar setelah memberikan salam kepada guru yang tadi mengajar.
Aku pun beranjak untuk pergi keluar kelas menuju ke halaman belakang sekolah.
Tapi setelah aku beranjak dari bangku ku seseorang memegang pundak kanan ku dan otomatis aku menoleh ke belakang dan mendapati seorang perempuan berambut coklat muda sedang berdiri belakang ku.
" Anu.., maafkan aku Katsugi-kun bolehkah aku meminta bantuan mu?. "
Sakayanagi Natsumi, dia adalah teman sekaligus sahabat nya Kuruna, teman dengan sahabat apa bedanya ya?.
Dia mempunyai rambut panjang yang ia kuncir kuda menggunakan pita berwarna putih saat ini, rambut nya memiliki warna coklat begitu juga dengan kedua matanya itu.
" Aku? Apa aku tidak salah dengar? Kau bisa mengajak teman mu yang lain kan? Sakayanagi-san. "
" Ah.. itu sebenarnya aku ingin Katsugi-kun yang membantu ku membawa buku - buku yang ada di ruangan BK saat ini apa boleh?. "
Ini sebuah jebakan... Aku tahu siapa dalangnya.
" Sepertinya ada seseorang yang menyuruh mu untuk meminta bantuan ku, apa itu benar. " Aku pun mencoba mengkonfirmasi apakah tebakan ku benar atau tidak.
" Ba-bagaimana kau bisa tahu itu?. " Jawabnya dengan sedikit terkejut.
Dia benar-benar sedang disuruh ya.
" Sudah aku duga.., baiklah aku akan ikut sekalian aku juga ingin bertemu dengannya. "
" Eh?. "
Dasar guru yang selalu ikut campur, sekarang apalagi yang kau inginkan, kau bisa kan datang kepada ku tanpa memanfaatkan teman Kuruna kan?.
Setelah sampai di ruangan BK aku melihat seorang guru perempuan yang sedang duduk di sofa berwarna putih yang ada di depanku saat ini.
" Oh sudah datang ya, maaf ya sudah merepotkan kalian kalau begitu ambil--. "
" Natsume, bisakah kau meninggalkanku dengan sensei hanya berdua saja, ada yang ingin aku bicarakan dengannya, aku mohon. " Potongku.
" Ji-jika Katsugi-kun sampai memohon seperti itu, nampaknya obrolan kalian sangat begitu penting, baiklah aku akan menunggu di luar jika sudah tolong panggil aku. "
" Ya.., terima kasih. "
Setelah aku berterima kasih, Sakayanagi-san akhirnya keluar dari ruangan ini dan meninggalkan kami berdua.
Guru perempuan yang memiliki rambut panjang dengan warna hitam dan memakai kacamata itu sedang duduk di sofa depan ku ini dan saat ini dia sedang mengeluarkan beberapa lembaran dari balik jasnya yang berwarna putih itu dan melemparkannya ke meja yang ada di depannya.
" Aku senang jika ada murid yang selalu cepat tanggap, aku kira aku membutuhkan beberapa akting agar bisa mengajak mu berbicara berdua, tapi baguslah kalau ini bisa selesai dengan cepat. "
Aku hanya bisa terdiam berjalan ke arah meja yang diatasnya terdapat beberapa lembaran yang sedikit berantakan setelah guru itu melemparkan nya tadi.