" Setelah ini ada syuting iklan lalu acara TV lagi.. ini sudah sangat padat bukan?. "
" Tidak.., itu masih belum seberapa tapi mungkin acara tv itu Kashiwagi Rena yang akan menghadiri nya. "
" Begitu ya. "
Setelah puas melihat buku daftar kerjaan milik Rina aku pun memberikannya lagi kepada Masami-san karena buku ini adalah milik Masami-san.
Sebenarnya aku menginginkan satu buku seperti itu agar aku bisa melihatnya sendiri tanpa harus memintanya terlebih dahulu kepada wanita satu ini.
Tapi ya mau bagaimana lagi, aku disini hanya untuk membantu nya saja bukan? Dan lagi pula aku pun tidak ingin tetap menjadi pengawal nya.
Saat jarum jam menunjukkan pukul 10, acara tv yang Rina lakukan telah selesai dan kami pun bersiap-siap untuk berangkat ke tempat selanjutnya untuk kali ini masih belum ada tanda-tanda yang mencurigakan dari sekitar.
Meskipun begitu kami tetap harus waspada dan terus memperhatikan Rina dari kejauhan ini, dalam sesi pemotretan Rina kali ini, dia menguraikan rambut nya yang panjang dan indah itu.
Ya.. aku tidak bisa bilang apa - apa lagi tentang hal ini, mungkin kecantikan nya setingkat dengan Kuruna tapi yang membuatku menyukai Kuruna bukan hanya rupanya saja melainkan aku tahu hanya dia seorang yang bisa memahami diriku ini.
Mungkin bagi mereka Kuruna nampak seperti orang biasa pada umumnya tapi bagi ku dia lebih dari yang mereka pikirkan, karena itulah aku memilih nya.
Setelah sesi pemotretan usai saat ini kami bertiga telah duduk di kursi sebuah restoran yang menurutku sangat mewah dari segi desain hingga yang lainnya hanya memperlihatkan keindahan sebuah tempat makan ini.
Lampu gantung mewah ada di atas gedung restoran ini dengan cat berwarna putih serta banyak orang yang memakai pakaian formal seperti jas sedang makan di tempat ini.
Bahkan tempat duduk ini terasa empuk seperti sofa ku yang ada di rumah, aku tidak menyangka bahwa akan ada tempat layaknya rumah ku disini.
Beberapa menit setelah kami memesan makanan di restoran, maksud ku hanya mereka berdua yang memesan sedangkan aku dipilihkan oleh Rina datang, aku melihat sebuah roti berbentuk kubus yang kecil dengan diolesi minyak beberapa cream berwarna dan juga ditaburi oleh beberapa rempah - rempah yang tidak aku kenali sama sekali.
Kalau tidak salah namanya *Pain arc-en-ciel*, apakah ini sebuah lelucon atau ini memang benar-benar makanan yang tadi Rina pesankan untuk ku?.
" Silahkan Arata-senpai. "
Dia tersenyum dengan tidak adanya rasa bersalah sama sekali, jadi begini Rina.. dengan porsi satu seperti ini mana bisa membuat perutku kenyang aku butuh setidaknya 3 atau 4 lagi.
" Hm.. tempat ini selalu menyajikan makanan nya dengan enak sama seperti biasa. " Kata Masami-san dengan memakan potongan dari roti berbentuk kubus kecil itu.
" Ya.., kau benar Masami-san. " Jawab Rina disertai senyuman.
Seperti biasanya? Kalian berdua sedang bercanda? Makanan seperti ini tidak enak sama sekali.
Tetapi aku tidak bisa membantah kalau makanan di restoran mewah itu selalu enak karena mereka memakai bahan - bahan yang berkualitas untuk membuat makanan sekecil ini.
Jadi tidak ada yang perlu untuk dikejutkan lagi.
Raut wajah mereka berubah seketika setelah memakan makanan itu, aku yang melihat nya hanya memandang mereka dengan perasaan heran.
Kenapa mereka menyukai makanan sekecil ini dan lihatlah… kalian hanya memotong - motong roti itu sekecil - kecilnya agar kalian berdua bisa menikmati makanan tersebut.
Entah kenapa selera makan ku jadi hilang.
" Senpai.. "
Aku pun menoleh ke arah Rina yang memanggil ku, saat aku melihat ke arah nya dia memasang muka dengan penuh tanda tanya, apa kau ingin bilang " kenapa senpai tidak memakannya?. " Baiklah akan aku jawab.
" Rina… seperti yang kau lihat aku-- "
" Dia tidak tahu cara makan makanan nya. " Potong Masami-san.
Dia ingin sekali membuat ku malu didepan juniorku sepertinya.
Setidaknya aku tahu cara memakan makanan kecil seperti ini dan yang jadi permasalahannya adalah aku tidak sudi untuk memotong makanan ini menjadi kecil sama seperti yang kalian lakukan, apa kalian tahu?.
Ya masih baik kalau aku tidak emosional sama seperti orang pada umumnya, jadi jangan khawatir aku tidak akan pernah marah tapi mungkin kesal bisa.
" Senpai Ahh~. "
" Huhu.. "
Aku terkejut dengan apa yang sedang Rina lakukan saat ini.
Apa dia ingin menyuapi ku? Kenapa harus ada event suap - menyuapi? Masami-san… kau sangat merepotkan dan begitu juga untuk mu Rina, kau sama merepotkan nya.
" Rina, aku tidak butuh bantuan mu.. aku bisa memakan makanan ini sendiri dan juga itu bagian mu bukan? Punya ku masih tetap utuh. "
Baiklah, seperti yang aku pikirkan ini ternyata lebih mudah daripada apa yang aku pikirkan.
" Oh.. begitu ya, maafkan aku Senpai. "
" Membuat perempuan bersedih? Apakah kau laki - laki yang tak tahu malu?. "
Dengan suara lantang Masami-san berkata seperti itu, apa ini? Apa dia mau aku menuruti apa yang ingin dilakukan Rina? Jangan bercanda tapi saat aku melihat Rina untuk kedua kalinya dia nampak nya sedikit murung apa itu karena aku yang menolak nya?.
Sungguh, permainan macam apa ini?.
" Hei - hei.., bukankah kau pengawal nya? Sudah semestinya kita harus menuruti apa yang majikan kita katakan bukan?. " Tambah Masami-san dengan senyuman kemenangan nya.
Lagi dan lagi, dia berhasil menyudutkan aku, baiklah tidak ada cara lain, untuk mendekati Rina maka aku akan ikut dalam permainan yang dia buat ini.
" Baiklah.., hanya sekali saja dan lagi pula ini makanan yang kau traktir untuk ku setidaknya aku bisa menuruti permintaan mu sekali atau dua kali, anggap saja sebagai bayaran untuk makanan yang kau traktir. " Kataku.
" Baik!, Kalau begitu buka mulut mu senpai.. Ahh~. "
" Ahh~. "
Dan akhirnya makanan kecil itu pun masuk ke dalam mulut ku.
Enak memang ini benar - benar enak untuk makanan yang berukuran kecil, kalau boleh tahu berapa harganya? Mungkin aku bisa membawakan Shiori beberapa.
Dan saat aku melihat daftar menu restoran tersebut, aku mencari nama makanan yang di pesan oleh Rina kalau tidak salah namanya *Pain arc-en-ciel*,.. ah ketemu dan harganya adalah..
Ini benar-benar.. sangat mahal, apa kalian serius membelikan ku makanan semahal ini kepadaku?.
Aku merasa detak jantung ku berhenti seketika setelah melihat harga makanan kecil ini.
Tidak habis pikir, siapa coba yang mau membayar untuk makan makanan seperti ini? Tunggu masih ada.. mereka berdua dan juga orang - orang yang ada disini.
Gajiku selama 3 bulan mana cukup untuk membeli makanan seperti ini meskipun aku menabung selama beberapa bulan kemungkinan aku bisa beli 1 sampai 2 buah saja.
" Apa kau yakin ingin mentraktir ku dengan makanan mahal ini? Entah kenapa aku tak tega untuk memakannya."
" Eh? Tidak apa - apa senpai anggap aja itu sebagai bayaran nya karena sudah menjagaku dari pagi hingga siang. "
" Oh.. baiklah. "
Tidak, aku tidak mungkin bisa memakannya apalagi aku sama sekali tidak melakukan apapun dan aku hanya memperhatikan nya dari kejauhan.
Tapi setelah berpikir panjang dan menyerah pada akhirnya aku memakan makanan itu, aku sama sekali tidak bisa menikmati nya aku harap jika besok aku dimintai bantuan lagi aku mohon untuk tidak pergi ke restoran mahal seperti ini lagi.
Setelah acara makan di restoran tersebut telah berakhir saat ini kami berada di depan rumah Rina, tapi aku dengar hanya Rina dan beberapa pelayan yang tinggal disini dan kadang Masami-san menginap dirumah pribadi Rina dua hari bahkan seminggu.
Aku dan Masami-san yang berada di mobil melihat Kuruna yang sedang tersenyum kearah kami berdua dan dia berkata.
" Masami- san.., tolong antar Arata-senpai kerumahnya dan Arata-senpai aku harap kau belajar nanti malam untuk ujian besok. "
" Aku tahu itu, dan aku harap kau tidak memaksakan diri, besok kau kan libur dari pekerjaan mu sampai ujian semester selesai kan? Jika kau butuh bantuan jangan sungkan untuk menelepon ku. "
" Ya.., terimakasih untuk hari ini senpai, bye-bye Arata-senpai. "
Dia melambaikan tangannya kepadaku disertai senyumannya.
" Hoh~, apa hanya bocah itu yang kau pedulikan?. " Masami-san pun menyela saat adegan itu terjadi dalam beberapa detik.
" Ti-tidak, tentu saja tidak kau juga hati - hati Masami-san, meskipun Arata-senpai bocah dia tetap laki - laki. "
Hoi tunggu, kau sepertinya sedang memojokkan ku disini.
Ngomong - ngomong bagaimana dengan nasib si sutradara itu? Aku harap dia dapat pelajaran dari kejadian yang lalu dan tidak melakukan hal yang sama lagi kepada artis yang lain selain Rina.
Tapi bagaimana kalau waktu itu Rena yang ada di posisi Rina? Apakah aku dan Rena bisa sedekat ini seperti Rina? Tapi jika itu terjadi aku tidak akan kenal lebih dalam soal Rina, kehidupan ini memang serba salah jika kau melakukan ini maka kau dapat itu begitu juga sebaliknya.
Takdir lah yang memutuskan apa yang akan kita lalui kedepannya tapi setidaknya kita bisa mengubah alur takdir kita sendiri.
Apakah aku ingin merubah takdir ini? Tapi sepertinya takdir yang ingin aku jalani tidak pernah bisa tercapai, ya.. untuk menjadi seorang tokoh--
" *Utama*. "
" Kau bicara apa Arata?. " Tanya Masami-san yang sedang mengemudikan mobilnya.
" Ah tidak, aku hanya bicara sendiri tidak perlu kau pedulikan. "
" Baiklah untuk kali ini.. akan aku beri saran, untuk anak seusia mu tidak baik untuk terlalu memikirkan masalah yang menumpuk di dalam otakmu itu, nikmati saja masa muda mu dan biarkan dirimu bebas. "
Tidak menumpukkan masalah ya? Itu mungkin saran yang bagus tapi saran seperti itu mana bisa aku jalani karena saat ini masih ada yang harus aku lakukan, biarkan masalah ini menjadi yang terakhir kalinya untuk ku dan aku ingin setelah ini tidak ada masalah lagi yang datang kepada diriku ini.
" Akan aku pertimbangkan saran mu itu Masami-san. "
Setelah beberapa menit berkendara akhirnya kami telah tiba ditempat tujuan selanjutnya, ya itu adalah rumah mewah besar nan indah ini, rumah Kashiwagi Rena sang Idol yang asli.
Aku sudah melihat wajahnya beberapa hari yang lalu dan juga kami biasanya saling bertemu saat berjalan di koridor sekolah, jadi kesan pertama tidaklah penting lagi saat ini.
Setelah beberapa menit menunggu di dalam mobil, akhirnya orang yang kami tunggu telah datang dari balik pintu rumah tersebut, terlihat dari kejauhan seorang perempuan berambut cream cerah yang ia ikat dua memakai pita merah dengan memakai baju one piece putih seperti Rina tadi tapi yang membuat nya berbeda adalah desain baju tersebut dan terlihat sedikit corak biru cerah yang menghiasi pinggiran lengannya.
Masami-san yang menyadari nya itu pun keluar dari mobil dan membukakan gerbang besar yang ada di sebelah mobil kami, aku hanya melihat dari balik kaca mobil hitam ini dengan menghela napas, melihat hal itu aku pun langsung memakai kacamata hitam yang tadi pagi dipinjamkan oleh Masami-san dan berpikir.
Lebih baik Kashiwagi Rena tidak tahu siapa aku, jadi bisa gawat kalau dia tahu kalau aku bekerja sebagai pengawalnya, apalagi kalau Rena tiba - tiba datang ke kelas ku dan minta itu minta ini, membayangkan nya saja sudah merepotkan.
Setidaknya aku harus tahu kenapa mereka berdua bermasalah, kenapa ibunya menutupi berita besar seperti itu, dan kenapa meskipun mereka berdua bersaudara kenapa mereka saling menjauhi satu sama lain?.
Dan setelah mengetahui akar dari masalah mereka berdua, kau harus bertindak dengan cepat agar semua masalah ini berakhir.
Terlihat Masami-san tengah berbicara dengan Idol itu, setelah beberapa menit berlalu akhirnya Masami-san membawa nya ke dalam mobil ini.
Saat dia sudah duduk di kursi tengah dia pun mulai menyadari keberadaan ku, kami saling bertatap muka dari kaca belakang mobil, aku pun menundukkan kepala dengan maksud untuk menyapa dirinya dan dia hanya membalas nya dengan mengalihkan pandangannya ke arah luar kaca mobil yang telah ia buka itu.
Sepertinya aku perlu memperhatikan nya lagi, aku tidak boleh membuat keputusan langsung dan membawaku ke dalam masalah baru lagi.
Aku sudah tahu sifat Rina itu seperti apa, tapi Rena… dia memiliki sifat sebaliknya atau dan sepertinya aku terlalu cepat memutuskan kalau dia memiliki sifat seperti itu?.