I'm Not Main Character

Adam Maulana Hasan
Chapter #12

Chapter 11 - Kamp Musim Panas

" Panas… "

Ini sungguh sangat panas. Aku memang tidak cocok dengan hal seperti ini, aku ingin pulang.

Saat ini aku sedang berada di tengah kerumunan kelompok lain, meskipun tidak berdesakan dengan yang lain tapi panas matahari ini lah yang sungguh menyiksa ku, aku harap bisa langsung masuk kedalam bus dan istirahat.

" Ah.. maafkan aku Katsugi-kun, aku terlambat. "

Aku melihat Natsume berjalan kemari sambil tersenyum dan melambaikan tangan nya itu.

Aku bisa melihat wajah bahagia nya itu dari sini, melihat orang lain bahagia karena terik panas ini sungguh membuatku merasa rendah.

" Oh.. kau lama sekali ya. "

" Eh~ bukankah disaat seperti ini kau harus berkata, 'tenang saja aku juga baru sampai kok' kan?. "

" Aku tidak mau mengatakan kebohongan yang menguntungkan satu pihak itu, aku lebih suka jujur kepada orang lain, dan lagi pula aku bukanlah seorang lelaki idaman bagi anak perempuan yang lainnya. "

" Ya - ya, dari dulu kau tidak berubah ya. "

" Ya.. aku bangga dengan sifat yang aku miliki ini. "

Berbahagialah karena bisa satu kelompok dengan orang seperti ku Sakayanagi-san, seseorang yang dapat diandalkan jika dia terpaksa melakukannya.

" Baiklah kalau begitu kita ikut berbaris dengan yang lainnya. " Katanya dengan menggendong tas birunya yang besar itu.

" Tunggu, ada orang lain yang harus kita tunggu lagi. " Kataku dengan menundukkan kepala ku karena tidak ingin sinar matahari mengenai wajahku.

" Heh? Siapa?. "

Maafkan aku Sakayanagi-san, aku belum mengatakan hal ini kepada mu tapi.. event seperti ini.. akan aku manfaatkan untuk mencapai tujuan ku.

Jadi jangan salahkan aku jika kau tidak tahu tentang anggota yang lain karena pertama, tidak mungkin aku mengatakan hal ini saat kau memberikan surat pengajuan itu dan kedua aku tidak mempunyai kontak yang bisa menghubungi mu, ya.. itu adalah alasan yang sempurna.

" Selamat pagi Katsugi-senpai. "

" Selamat pagi.. senpai. "

" Oh.. kalian berdua sudah datang, baguslah. " Aku pun menoleh ke suara mereka berdua.

Ya.. mereka berdua adalah si kembar Kashiwagi, mungkin Rena tidak tahu kalau aku sudah kenal dengan Rina, dan hal itulah yang akan aku manfaatkan agar mereka bisa kembali menjalin tali persaudaraan mereka kembali.

" Tu-tu-tunggu, kau kenal dengan mereka berdua Katsugi-kun!? Bukankah salah satu dari mereka artis yang terkenal itu!?. "

" Ya.. Kashiwagi Rena, aku dengar dia tidak memiliki kelompok untuk kamp musim panas ini jadinya aku ajak dia. "

" Kenapa kau tidak bilang kepada ku!?. "

" Bagaimana caranya aku bilang kepadamu? aku saja tidak mempunyai kontak mu maupun alamat email mu. "

Bagus Arata.. dengan ini kau bisa meyakinkan ketua kelas, karena sifat ketua kelas yang aku ketahui adalah menerima segalanya dengan tulus, ketua kelas adalah orang yang penyabar jadi aku bisa memanfaatkan salah satu kebaikan yang dimilikinya.

Ya.. meskipun sifat ketua kelas adalah pendapat ku sendiri setelah melihat beberapa anime maupun manga.

" Kalau begitu.. ayo kita bertukaran kontak dan email sekaligus Katsugi-kun!. "

Eh? Tunggu apa yang dia katakan tadi? Bertukaran kontak dan alamat email?.

Ah.. aku lupa jika event bertukaran alamat email kemungkinan terbesarnya akan terjadi setelah menggunakan metode ini, jadi.. apa yang harus aku lakukan? Menolaknya? Ya memang harus aku tolak.

" Tid-- "

" Aku tidak mau jawaban tidak Katsugi-kun, ayo sekarang, kontak dan alamat email sekarang juga!. "

Aku yang melihat tingkah nya saat ini hanya bisa menghela napas panjang, baiklah - baiklah.. akan aku turuti dia daripada menambah masalah baru di teriknya matahari.

Aku ingin cepat-cepat menyelesaikan hal ini.

" Baiklah.. nanti akan aku beri kontak serta alamat email ku. "

" Oke, aku akan mempercayai mu Katsugi-kun. "

Akan jadi hal aneh jika kau percaya dengan orang lain mengenai hal ini, tapi sebenarnya masih ada satu lagi anggota kelompok ini, tapi dia bilang akan bergabung sebentar dengan kelompok lain dan setelah sampai di tempat tujuan dia akan bergabung kembali dengan kelompok ini.

Ya.. biar aku katakan, aku sebenarnya tidak mau ikut campur dalam masalah mereka tapi, aku tidak mau Kuruna yang menyelesaikan masalah sepele ini.

Jadi setidaknya aku bisa menyelesaikan masalah ini sekaligus menyelesaikan masalah kedua bersaudara itu.

Aku harap ada bayaran ekstra kali ini.

 ***

Pemandangan laut biru terpampang jelas dari kaca bus ini, indah dan… begitu merepotkan jika diingat lagi. Karena apa? Karena pantai di musim panas adalah yang terburuk bagiku, karena pantai ditambah dengan musim panas sama dengan banyak pemicu event yang tidak aku sukai yang akan terus berdatangan.

Pantai adalah spot yang sangat menyusahkan bagiku jadi aku tidak akan mau berada disana terlalu lama. Dan saat ini aku sangat bersyukur bahwa kamp musim panas ini tidak akan diselenggarakan di dekat pantai.

Ya… aku sangat bersyukur, namun saat ini… aku terjebak sedikit masalah… mungkin masalah besar.

" Uwaahh, lihat itu senpai ada laut loh. "

Ya - ya.. aku melihatnya, tapi yang menjadi pusat perhatian ku adalah mata tajam anak laki-laki yang sedang memandang ke arahku.

Bukannya lautan yang penuh dengan pesona indah biru nya itu.

Seperti yang aku duga, saat ini pembagian tempat duduk untuk kelompok ku adalah aku dengan Rena sedangkan Sakayanagi-san dengan Rina.

Aku tadinya berharap untuk duduk dengan Sakayanagi-san tapi ini semua tidak sesuai dengan harapan ku, dan juga saat ini aku merasakan adanya aura membunuh dari para anak laki-laki yang ditujukan kepada ku.

Ini sudah biasa bagi seseorang yang dekat dengan idola mereka, mereka semua akan berpikir 'wah.. aku tidak akan pernah dekat dengannya, mau bagaimana lagi aku akan memperhatikan nya dari kejauhan sebagai penggemarnya'.

Itu adalah pemikiran yang sangat bodoh, tidak.. itu adalah siksaan.

Mereka berkata seperti itu agar mereka ada di zona aman, maksud ku ada banyak orang yang mengagumi Kashiwagi Rena tapi tidak ada yang berani mendekati nya karena apa?.

Karena para anak laki-laki yang memuja nya sedang mengawasi gerak-gerik mencurigakan dari seseorang yang ingin mendekati Dewi nya itu.

Seharusnya aku tidak mau berada di mana nyawaku sedang terancam tapi mau bagaimana lagi, aku sudah berjanji untuk mengakhiri masalah ini tepat di acara kamp musim panas.

Yang pastinya ini penuh dengan kejutan.

" Senpai… kau dengar aku kan, mou... "

" Ya - ya, kau imut.. tidak ada yang bisa mengalahkan keimutanmu. " Kataku dengan datar tidak memperhatikan percakapannya selama ini.

" Senpai… "

Setelah menjawab keluhan dari Rena dengan nada datar, Rena pun mengalihkan wajahnya dari ku lalu melanjutkan kekaguman nya melihat laut itu.

 Aku pun menoleh ke arah luar kaca jendela bus ini, disana aku melihat laut yang membentang luas dengan disana terdapat banyak manusia yang sedang beramai-ramai datang ke tempat itu.

Ya.. melihat mereka bersenang-senang di bawah teriknya panas matahari membuat ku berpikir kenapa mereka mau menghabiskan waktu mereka dengan bersenang-senang disana, padahal tahun kemarin maupun tahun yang akan datang tetap sama.

Mereka pasti akan datang ke pantai pada musim panas, sesekali mengganti suasana kan bisa? Misalnya.. ke kolam renang.

Tapi sepertinya sama saja.

Sedangkan manusia tipe seperti ku menghabiskan waktu liburan ku di rumah dengan bermalas-malasan, aku tidak pernah menyangkalnya kalau aku pernah seperti mereka semua yang ada disana maupun yang ada di dalam bus ini.

Tapi hanya karena itu, aku menjauhkan diriku dari hal yang membuat ku jadi seperti ini, ya.. berjuang melawan sebuah masalah itu sangat melelahkan setelah dipikir - pikir.

Tetapi… jika dibandingkan yang dulu, masalah seperti ini.. mungkin akan aku terima dengan senang hati.

Setidaknya.. itulah salah satu dari sifat yang aku miliki dulu.

***

" Hahhh.. "

Aku pun menghela napas, maksudku bisa dibilang ini hembusan nafas yang penuh dengan kelegaan.

Setelah turun dari bus, kami semua disuruh berbaris di depan penginapan yang disewa oleh pihak sekolah, dan disana entah kenapa para guru tidak mempermasalahkan saat Kashiwagi Rena memeluk lenganku saat mereka memberitahu jadwal dan apa saja kegiatan di kamp musim panas kali ini.

Penginapan ini terletak di daerah desa chiba, aku tidak tahu daerah mana jika ditanya, karena aku adalah anak rumahan jadi aku tidak memperdulikan hal ini sama sekali.

Ya.. meskipun pengumuman atau pemberitahuan jadwal serta acara kamp musim panas berjalan tanpa ada masalah, yang menjadi masalahnya adalah tatapan para anak laki-laki membuatku merasa khawatir dan memaksaku untuk berpikir akan terjadi apa - apa setelah pengumuman dari pihak sekolah berakhir.

Tapi entah itu keberuntungan atau apa, aku baik-baik saja saat ini.

Aku sangat bersyukur.

" Tunggu, apa maksudnya bersyukur itu, ini sama sekali tidak menyenangkan.. ini menambah masalah baru lagi untuk ku, dan sekarang yang harus aku lakukan setelah ini adalah aku harus bagaimana, cara menyampaikan pemikiran ku ini kepada mereka berdua.. "

Ya.. itulah yang harus aku pikirkan saat ini, tidak ada waktu untuk bersenang-senang dalam acara kamp musim panas ini, yang harus aku pikirkan saat ini adalah.. bagaimana cara menyelesaikan masalah ini sampai ke akarnya.

Aku membutuhkan keputusan yang tepat untuk hal ini, jadi.. siapa dulu yang harus aku--

" Syukurlah aku tidak salah kamar. "

Setelah suara pintu terbuka dari kamar yang sedang aku tempati ini, aku melihat seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan pintu sambil memasang wajah tak peduli nya itu.

Dia adalah.. Ryuji Takagawa

" Oh.. Takagawa, akhirnya kau datang juga. "

" Boleh ku pastikan? Apakah kau sedang menungguku atau secara tidak sengaja kau ingin bilang aku tidak akan pernah datang?. " Katanya dengan mendekati meja yang hanya satu - satunya di kamar kami ini.

" Tidak.. aku sama sekali tidak berpikiran seperti itu, lagi pula masuklah.. tidak enak jika tetangga melihat mu berdiri terus, perbuatan mu itu bisa menambah masalah baru lagi kepada ku, cukup hanya 2 masalah yang harus aku selesaikan saat ini. "

" Aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan, tapi terima kasih karena telah menerima ku ke dalam kelompok mu. "

Akhirnya dia pun masuk dan menutup pintu nya, aku yang sedang berbaring di pojokan melihat Takagawa itu sedang membereskan isi tasnya dan dia pun akhirnya mengetahui aku yang sedang mengamati nya.

" Singkirkan tatapan mu itu dari ku, jijik tahu.. "

" Takagawa.. "

" Jika kau punya waktu luang jangan hanya berbaring disana saja, setelah ini kita menjelajahi hutan bukan? Cepat siapkan apa yang harus kau bawa. "

" Aku tidak ikut dalam penjelajahan ini, kau dan anggota yang lainnya saja yang ikut. " Kataku.

" Jangan seperti anak kecil, Katsugi!. "

Takagawa secara reflek melempar tas kosongnya ke arah ku dan akhirnya menutupi wajah ku ini.

Aku hanya bisa diam dan menyingkirkan tas berwarna coklat itu dari wajah ku dan duduk sambil menyandarkan tubuhku ke dinding terdekat.

Sebenarnya aku ingin bertanya kepadanya tentang apa yang terjadi antara dirinya dengan Natsume, kedua masalah yang aku sebutkan tadi adalah termasuk hal ini, jadi.. setidaknya.. aku harus menyelesaikan masalah ini sebelum Kuruna mengetahui permasalahan mereka berdua.

Namun saat aku menatap Takagawa dengan cepatnya dia langsung menatapku balik.

" Ada apa lagi? Kau kan ketua kelompok disini seharusnya kau yang berantusias disini bukan?. "

Ketua kelompok? Aku tidak pernah mencalonkan diriku sendiri dalam hal ini.

" Ada dua kesalahan yang kau ucapkan barusan Takagawa, yang pertama aku sama sekali bukan tipe orang yang menghabiskan tenaga ku untuk hal semacam ini. " Kataku sembari menutup mata dan menikmati suasana di dalam kamar ini

" Sebenarnya aku ingin menghabiskan seluruh liburan musim panas ku di rumah, dan yang kedua aku sama sekali tidak mencalonkan diriku sebagai ketua, sebenarnya kau adalah ketua kelompok ini.. itulah yang ingin aku katakan kepada mu. " Tambahku.

" A-apa? Aku ketua nya? Kenapa kau tidak bilang hah!? Tidak bukan itu masalahnya kenapa kau mencalonkan ku jadi ketua!?. "

Dengan wajah kesalnya dia langsung berdiri dan melototi ku, baik - baik.. aku aku yang salah disini.. bisakah kau menurunkan hawa intimidasi tak berguna mu itu, itu sama sekali tak berpengaruh kepada ku.

Menjadikannya sebagai ketua kelompok ini adalah keegoisanku, maksud ku aku diberi sebuah tanggung jawab seperti mengawasi serta memberikan arahan kepada yang lain? Jangan bercanda.

Hal itu tidak akan pernah terjadi.

" Aku malas menjadi ketua, itu saja.. "

" Dasar.. aku tidak tahu jalan pikiran mu itu, tapi yang jelas jika kau mau terbuka dengan yang lainnya mungkin kau bisa berteman dengan mereka semua. "

" Aku tidak punya niatan seperti itu, berteman dengan yang lain? Tak pernah sekalipun aku berpikiran seperti itu, dikhianati saat kita benar-benar kesusahan… apa itu yang namanya teman?. "

" Dari cara mu dan menyimpulkan arti sebuah pertemanan mungkin sesuatu terjadi di masa lalu mu, ternyata itu yang menjadikan mu murid pendiam di kelas ya.., ya.. itu cukup masuk akal. "

Kali ini nada bicaranya normal kembali, aku pun bersyukur dalam hati karena dia mau menerima menjadi ketua kelompok, jadi aku terbebas dengan namanya tanggung jawab itu dan bisa fokus dalam tujuan ku.

Karena sudah diberikan kesempatan akan ku selesaikan semuanya, masalah si kembar Kashiwagi serta masalah Sakayanagi-san dan Takagawa, waktuku hanya 3 hari 3 malam.

Lihat selengkapnya