Sore pun tiba dengan tanda matahari yang bersinar berwarna kemerahan, kami semua pun di kumpulkan di depan halaman penginapan.
Dan nampaknya tahun ini murid-murid yang bisa ikut kamp musim panas ini sedikit.
Kamp musim panas SMA Hashigai, mungkin aku sudah menjelaskan nya tapi biar lebih jelas, kamp ini tidak memiliki tujuan apapun para murid menanggapi bahwa ini hanya kegiatan sekolah yang bertujuan untuk menghibur mereka semua setelah melewati ujian akhir semester 1.
Kamp musim panas ini dibagi menjadi 2 grup, kelas 1-A,2-B,3-C, 4-D, 1-B,2-D adalah grup pertama yang ditempatkan di penginapan ini, lalu kelas lainnya berada di tempat lain.
Bisa dikatakan pembagian kelas dalam grup, mungkin kepala sekolah yang mengatur pembagian tersebut tapi kenapa pembagian kelas ini sangatlah tepat disaat aku membutuhkan hal itu?.
Sepertinya ada campur tangan orang lain, mungkin yang paling aku curigai adalah Mito-sensei, menempatkan kelas 1-A dan 2-B di grup yang sama, itu tidak bisa dianggap suatu kebetulan belaka.
Kalau tidak salah tahun yang lalu kelas ku..
Sepertinya aku tidak ingat pembagian nya, lagipula itu sama sekali tidak penting.
Baiklah.. jalankan rencananya lalu selesaikan dengan cepat.
" Senpai.. "
Aku pun menoleh ke arah suara tersebut dan mendapati Rina yang sedang memegang erat bajunya tersebut seperti sedang menahan sesuatu.
Untuk memastikan agar poin ku tidak berkurang aku pun mengamati guru yang sedang membawakan pengumuman kepada kami semua yang ada disini sedang menggunakan pengeras suara itu, aku melakukan hal seperti ini untuk memastikan bahwa guru tersebut tidak memperhatikan kami berdua.
Dan setelah memastikan bahwa kami berdua aman, tidak.. maksud ku aku aman, sekali lagi aku menoleh ke Rina dan bertanya.
" Ada apa Rina? Kenapa disaat seperti ini?. " Kataku.
" Anu senpai… sebenarnya aku ingin ke toilet. "
Tunggu sebentar, kenapa kau harus bilang kepada ku? Bukankah itu agak.. aneh?.
Dari semua murid yang ada disini kenapa harus aku? Yang menjadi permasalahannya adalah kenapa harus laki - laki?.
Toilet perempuan itu adalah tempat terlarang bagi para murid laki-laki disini, itu akan mengurangi poin ku lagi nanti.
Apalagi didepan sana ada si pengawal yang merepotkan, jika aku terlihat sedang berjalan dengan Rina maka poin ku akan dikurangi lagi olehnya.
Aku pun memastikannya kembali apakah dia benar-benar tidak malu berbicara seperti itu di depan seorang laki-laki?.
" Rina.. kau tidak malu bilang seperti itu kepada ku?. " Tanyaku.
" Te-tentu saja aku sangat malu.. tapi mau bagaimana lagi? Senpai.. bisakah kau mengantar ku?. "
" Berangkat sendiri sana… dan juga.. kenapa kau bisa terlambat seperti ini?. "
" Maafkan aku senpai, tapi dalam waktu itu aku sedang mencari toilet. " Katanya dengan memegang erat bawahan bajunya.
" Mencari toilet?. "
" Ya.. aku tidak tahu kalau pada jam tertentu akan ada pembersihan total di semua toilet, jadi.. akhirnya seperti ini. "
Kalau diingat - ingat lagi sepertinya Rina benar, aku sempat melihat tanda 'sedang dibersihkan' di toilet penginapan guru.
Tidak kusangka akan memakan waktu yang lama, dan juga aku terkejut kalau pembersihan itu diberlakukan disaat bersamaan seperti ini.
" Kalau ditoilet penginapan laki - laki kemungkinan juga dibersihkan kalau begitu.. maaf Rina, tidak ada tempat untuk mu. "
" Maka dari itu.. " Katanya dengan menggenggam erat lengan bajuku.
" Ayo kita pergi ke hutan.. " Lanjutnya dengan wajahnya yang memerah.
Hutan? Apa kau yakin?.
Aku pun sempat sekilas melihat ke arah hutan dan mulai berpikir sejenak.
Jika aku meminta izin lalu pergi ke arah penginapan maka tidak hanya Masami-san yang melihatku bersama Rina, Takagawa, Rena dan Sakayanagi-san juga akan melihat ku bahkan teman sekelas ku akan melihat ku berduaan dengan Rina.
Dan pada akhirnya aku akan memunculkan gosip, itu memang hal yang tidak boleh terjadi.
Begitu juga untuk Rena, jika Rena melihat kami berdua berjalan bersama maka aku akan menyulut api kepadanya dan akhirnya semua rencana ku akan berantakan.
Tapi..
" Baiklah.. aku akan menemanimu, tapi ingat satu hal.. aku tidak akan bertanggung jawab jika ada apa - apa denganmu. "
" Ya.., ayo cepat Arata-senpai!!. "
Dan dengan cepat dia pun menarik ku menuju ke arah hutan tanpa izin dariku.
Aku harap tidak ada yang melihat kami, setidaknya untuk Rena..
" Senpai.. "
" Aku disini.. "
" Se-senpai.. "
" Tenang saja, aku masih ada disini, jadi tolong hentikan memanggil ku setiap detik Rina.. "
Seperti yang aku katakan, dari tadi sampai saat ini Rina selalu memanggil namaku untuk memastikan bahwa aku masih menemaninya.
Sudah 10 menit kami pergi dari tempat berkumpul, aku harap pemberitahuan tentang acara kamp musim panas tahun ini belum selesai, karena jika itu selesai maka habislah kita berdua.
" Rina… apa kau masih lama?. " Tanyaku yang sedang menyandarkan punggungku ke salah satu pohon.
" Se-sedikit lagi senpai.., ini pengalaman pertama ku jadi.. aku harap kau mengerti. " Katanya.
Rina.. jika ada yang mendengar perkataan mu tadi kemungkinan seseorang bisa salah paham, ini biasa terjadi di anime maupun manga romcom, jadi aku bisa memakluminya.
Namun jika bisa, aku mohon tidak mengatakan hal itu dikemudian hari.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Rina muncul dari balik semak-semak dengan helaan napas leganya dia berterimakasih kepada ku.
" Haaaaah~, terima senpai, jika tidak ada senpai disana tadi mungkin aku bisa mempermalukan diriku sendiri. "
Aku tidak begitu paham dengan maksud mempermalukan diri sendiri, namun yang kutahu pasti adalah saat ini kami berdua harus bergegas kembali ke dalam berisan.
Jika Masami-san melihat hal ini mungkin poin ku sudah banyak yang minus.
" Menurut senpai.. bagaimana dengan Rena?. "
" Rena? Kenapa dengan Rena?. " Tanyaku yang sekarang sudah mulai berjalan kembali ke arah penginapan.
" Bukankah dia sangat baik? Dan juga dia sangat cantik? Semua laki - laki terpesona dengan kecantikan serta kebaikan yang dimilikinya. " Katanya dengan mengikuti ku dari belakang.
" Lalu.. dia sepertinya juga menyukai mu. " Tambahnya.
Memang.. Rena bisa dikatakan seorang perempuan ideal bagi kita semua, maksud ku para laki - laki.
Tidak ada yang tidak mau dengannya, dia memiliki kecantikan yang luar biasa, sifatnya yang peduli dan bersahabat, lalu apalagi dia seorang artis.
Itu sudah kriteria kekasih yang ideal bagi laki - laki, ditambah jika kalau dia bisa memasak.
Tapi sayangnya, aku sama sekali tidak tertarik dengannya meskipun aku mengetahui hal itu semua aku tidak pernah meliriknya sama sekali.
Dan itu termasuk kau.. Rina.
" Aku tidak peduli dengan hal itu, bukankah kau sudah tahu kalau aku sudah Kuruna, apa kau ingin aku berselingkuh?. "
" Te-tentu saja tidak, aku tidak ingin kau berselingkuh tapi setidaknya… kau harus memperjelas nya. "
" Ya.. sepertinya itu benar, jadi… "
Aku pun berhenti berjalan lalu menghadap kebelakang dan mendapati Rina yang terkejut saat aku menghadap ke arahnya.
" Rina.. mau dilihat bagaimana lagi, aku tidak memperdulikan hal itu semua. Bahkan percintaan sepihak seperti itu lebih aku membiarkannya sampai waktu menjawabnya. "
" Ka-kalau seperti itu maka Rena!!. "
" Aku tahu itu tapi setidaknya aku harus mengurus beberapa hal terlebih dahulu sebelum dia mengetahui kalau aku sudah punya Kuruna. "
Ya.. itu adalah.. memperbaiki ikatan persaudaraan kalian yang pernah terputus itu dan membuat mu bebas dari semua kesalahan ibumu.
Aku tidak percaya bahwa ibunya melakukan hal seperti ini demi kebaikan mereka berdua.
Ya.. sekali lagi aku harus mengatasi masalah yang merepotkan.
Setelah berkata seperti itu kepada Rina aku pun melanjutkan perjalanan ku yang sempat terhenti tadi, namun setelah kami sampai ke barisan belakang tadi Rina.. dari tadi sampai pembacaan pengumuman Kamp musim panas selesai dia hanya bisa diam tanpa berkata apapun.
***
" Akhirnya… aku sudah lelah seharian ini.. "
Saat ini Takagawa merebahkan dirinya ke tatami, aku pun hanya bisa mendengar desahan lelahnya itu saat aku membalik brosur dari sekolah yang diberikan kepada setiap siswa tadi.
Dan.. aku juga hanya bisa menghela napas saat aku melihat isi dari brosur tersebut, seperti yang aku perkirakan.. setiap akhir dari kamp musim panas sekolah ini selalu ada yang namanya api unggun.
Dan kenapa kalian menulis kebohongan seperti saat kalau berpegangan tangan dengan seseorang yang kau sayangi di acara api unggun sampai selesai maka kau dan dia akan menjadi sepasang kekasih hingga takdir memisahkan.
Aku tidak terlalu suka dengan hal ini, kebohongan seperti ini akan merepotkan untukku pada tahun ini.
" Kenapa kau memasang ekspresi lesuh saat melihat brosur itu?. " Kata Takagawa saat melihat ku membaca brosur sekolah.
" Entah kenapa aku tidak terlalu suka dengan acara seperti ini, apa memang dari dulu aku tidak diperbolehkan untuk ikut?. "
" Apa - apaan itu? Memang aku tidak mengenalimu saat tahun pertama kita tapi sepertinya kau orang yang kesepian dan tidak suka bergaul dengan orang - orang. "
" Entah kenapa saat mendengar hal itu dari mulut mu aku merasa sedikit kesal. "
" Aku hanya memberitahu mu saja, dan aku juga tidak mempunyai maksud yang lain. "
Baiklah, aku tidak peduli dengan itu, sekarang aku harus mengistirahatkan tubuh ku untuk kegiatan besok, yaitu.. bimbingan belajar.
Kegiatan bimbingan belajar ini diperuntukkan untuk para murid untuk bisa mengerjakan pr musim panas mereka, jika bisa diibaratkan ini adalah neraka bagi mereka.
Namun sepertinya Takagawa tidak terlalu terganggu dengan hal ini, dan yang bisa aku perkirakan bahwa dia mungkin termasuk murid yang rajin.
Tapi sepertinya 'jangan menilai seseorang dari sampulnya' masih tetap berlaku untuk saat ini.
Hari telah malam, dan pada jam seperti ini para murid sedang berendam di pemandian air panas atau mereka sedang bermain atau bisa saja makan malam.
Jam malam adalah jam bebas bagi kami semua, ada beberapa murid perempuan berkunjung di penginapan anak laki-laki dan begitu pula anak laki-laki yang saat ini sedang berkunjung ke penginapan anak perempuan.
Aku tidak tahu apakah mengunjungi penginapan yang bukan seharusnya kami berada akan dikenai pengurangan poin.
Mungkin kalian belum tahu dengan sistem poin ini, bisa dibilang acara kamp musim panas adalah tempat dimana kami semua bisa memperbaiki nilai sikap.
Seseorang yang mendapatkan nilai sikap dari poin yang mereka dapatkan bisa ditukarkan dengan nilai perbaikan ulangan akhir kemarin, jadi hanya ada beberapa orang yang memanfaatkan acara ini untuk perbaikan.
Sedangkan seseorang yang mendapatkan nilai minus yang paling banyak mereka harus mengorbankan salah satu nilai ujian mereka, maka dari itu bimbingan belajar ini diberlakukan.
Kemungkinan besar mereka semua juga tidak tahu dengan hal ini, bimbingan belajar ini bisa mereka lewatkan atau tidak, tidak ada sanksi untuk hal ini.
Dan mungkin yang menjadi pertanyaan kalian adalah kenapa aku tahu ini semua sedangkan yang lain tidak? Maka jawabannya adalah.. ini adalah berkat dari sekelompok dengan para guru yang suka mabuk.
Ya.. secara tidak sengaja mereka menyinggung hal itu disaat aku masih belum tertidur lelap.
Itu adalah sebuah kecerobohan yang begitu fatal, jika aku melaporkan hal ini kepada pihak sekolah yang memegang kekuasaan tertinggi mungkin guru - guru itu akan dikeluarkan.
Maka dari itu aku tutup mulut dan menyimpan semua rahasia itu didalam diriku.
" Nee Takagawa.. "
" Ada apa?. "
Saat ini kami berdua berjalan di koridor penginapan setelah mendapatkan panggilan dari guru dan disaat yang bersamaan aku juga ikut menjadi korban.
Sungguh… ini hari yang melelahkan, ini lebih baik bersekelompok dengan para guru.
" Apa kau besok akan ikut bimbingan belajar?. "
" Hm… setelah dipikir-pikir kemungkinan aku akan ikut, kau tahu kan kalau bimbingan belajar adalah dimana kita belajar serta mengerjakan beberapa pr musim panas? Dan hal itu bisa dimanfaatkan saat kita tidak mengerti dengan soal - soal yang rumit. " Katanya.