I'm Not Main Character

Adam Maulana Hasan
Chapter #15

Chapter 14 - Kebenaran

Aku mengingatnya… di dalam ruangan gelap dan hanya ada suara lagu, serta suara dari murid - murid SMA Hashigai yang bersenang-senang itu. Aku masih bisa mengingatnya, kesalahan yang telah membawaku ke tempat ini.

Pada malam hari itu, rena memberitahu ku bahwa dia saat ini sedang menyukai seseorang yang sama denganku.

Yaitu Katsugi Arata-senpai.

Hatiku seketika merasa hancur saat mendengar pengakuannya itu, tapi meskipun begitu dilain sisi aku sangat senang bahwa saat ini dia berbicara dengan ku sambil tersenyum bahagia.

Apakah ini karena cinta pertamanya yang bisa membuat dirinya luluh seperti saat ini?.

Tapi yang aku tahu pasti adalah Arata-senpai lah yang merubah Rena menjadi seperti sekarang, aku sangatlah senang.

Sepertinya ini sudah cukup... Aku akan mendukungnya.

" Sebenarnya Rena.. aku lumayan dekat dengan Katsugi-senpai, apa kau mau mengetahui tentang Katsugi-senpai? Jika iya maka aku akan memberitahu mu tentangnya. "

" Ya-yakin? Kalau begitu… aku ingin mengetahui semua yang kau ketahui. " Katanya dengan menunjuk ke arahku.

" Baiklah… kalau begitu mari kita mulai dengan sifat yang dia miliki. " Kataku dengan diakhiri senyuman.

" Baik. "

Ini terlalu menyakitkan, aku ingin menangis... Atau berteriak di suatu tempat tapi aku harus menahannya, setidaknya diatas penderitaan ku ini ada seseorang yang bahagia.

Aku sangat menyayangi adik ku lebih dari siapapun, tapi kehilangan seseorang yang begitu penting untukku… ini masih terlalu menyakitkan.

Aku harus tetap tersenyum untuk adikku.

Meskipun ini sangatlah sulit untuk diriku.

Keesokan harinya kami semua dikumpulkan di halaman penginapan dengan menggunakan seragam olahraga kami. Seperti yang dikatakan Rena besok pagi kami semua akan ber-SKJ di halaman penginapan.

Bagaimana Rena tahu tentang hal ini? Kemungkinan besarnya adalah salah satu temannya di OSIS yang memberitahu tentang hal ini kepadanya.

Ya… sepertinya pilihan ku untuk membantunya memang yang paling benar, aku harap seperti itu.

Dan disaat bersamaan ada dua orang perempuan yang sedang mendekati ku, aku pun menoleh kearah mereka berdua dengan tersenyum

" Selamat pagi… " Sapa nya dengan tersenyum.

" Ah.. selamat pagi juga teman - teman. " Balasku.

" Hm? Kau nampak sedikit berbeda hari ini… "

" Eh? Benarkah? Sepertinya tidak ada yang berubah… " Kataku dengan merapikan rambutku yang dikuncir dua ini.

Tapi mengingat bahwa mereka merasakan ada perbedaan dengan ku saat ini itu adalah hal yang sangat baik bukan? Soalnya mereka berteman dengan Rena bukan karena kepopulerannya melainkan mereka tulus untuk berteman dengan Rena.

Dan itu membuat ku sedikit senang, baiklah… hari ini aku tidak boleh mengacaukan rencana kami berdua, aku akan berjuang.

" Ngomong - ngomong Rena, bagaimana dengan Okabe-kun yang aku ceritakan itu? Bukankah kau tertarik? Dia sangatlah tampan bukan?. "

" Eh!? Y-ya… dia sedikit tampan… mungkin. "

Aku tidak tahu kalau Rena sedang berbicara tentang laki - laki kemarin malam… seharusnya dia bilang tadi pagi bukan? Apa Rena selalu ceroboh seperti ini?. Tapi setidaknya aku harus bisa mengikuti arus pembicaraan ini agar mereka tidak curiga kalau aku bukanlah Rena.

Aku pun mengganti topik pembicaraan, agar mereka tidak curiga. Saat ini aku sedang membahas tentang apa yang aku ketahui tentang Rena dan pekerjaan nya. Seperti yang aku duga mereka sangat senang saat membahas masalah artis seperti ini.

Usui Isuzu, dia sangat kenal dengan dunia artis, Rena bilang bahwa dia adalah adiknya seniornya yang ada di Industri yang sama dengannya. Tapi sayangnya aku tidak kenal dengan senpai yang dibicarakan oleh Rena ini.

Lalu Miyu Makabe, dia adalah murid yang mencolok di kelas ku, dan dia sangat pandai mencairkan suasana. Pada waktu itu kalau tidak salah saat terjadi sebuah masalah dikelas, dia sendiri yang memecahkan masalah tersebut dan pada akhirnya yang bersangkutan saling meminta maaf atas segala sesuatu yang telah terjadi.

Dia memang orang yang memiliki aura kepemimpinan yang sangat besar, bahkan ketua kelas sering meminta saran kepada Miyu. Aku harus belajar dari Miyu, tapi masalahnya aku tidak pernah mengajaknya mengobrol, jika aku melakukan hal yang aneh seperti menanyakan bagaimana cara agar bisa seperti dirimu mungkin Rena yang akan menanggung malunya. Setidaknya untuk saat ini aku urungkan niatan untuk menanyakannya.

Setelah acara senam selesai, sebelum pergi dari halaman penginapan, aku melirik ke arah Arata-senpai untuk memastikan apa yang terjadi. Tapi sayangnya aku tidak melihat Rena berada didekatnya. Mungkin dia sudah kembali ke kamar, aku juga harus kembali, untuk melakukan rencana berikutnya, seperti itulah tapi aku tidak tahu apa yang ingin Rena lakukan setelah ini, mungkin menemui Rena adalah yang terbaik untuk saat ini. Untuk berjaga-jaga aku harus mempersiapkan peranku nanti, jadi persiapan adalah yang paling utama.

" Rena…, kami mau sarapan, apa kau mau ikut?. " Tanya Miyu.

" Maaf teman - teman, mungkin lain kali ya aku ikut. "

" Eh~ kenapa tidak bisa? Kali ini ada Ikki-kun loh~. " Rengek Usui.

" Kau ini selalu membahas laki - laki, aku akan mengusirnya jika dia berani duduk dengan kita, ayo kita pergi sarapan, dah Rena.. " Kata Miyu dengan menggeret Usui.

Meskipun sedikit jauh aku masih bisa mendengar rengekannya Usui dari sini seperti *kenapa kau selalu seperti ini Miyu* begitulah. Mereka berdua memang teman Rena yang paling dapat diandalkan. Terima kasih karena telah mau menjadi temannya, aku harap bukan karena status Rena kalian mau menjadi temannya ya, Miyu-san, Usui-san.

Baiklah saat ini aku harus menemui Rena, mungkin dia sedang menunggu ku di kamar, sebelum Natsumi-senpai datang, aku harus menemui Rena.

Saat aku jalan menyusuri koridor penginapan, aku pun melihat Rena sedang menungguku di depan pintu masuk kamar kami, dan saat dia menyadari keberadaan ku dia pun masuk dengan tangannya yang seperti sedang memanggilku. Aku pun bergegas untuk masuk ke kamar dan ingin tahu bagaimana langkah selanjutnya untuk menaklukkan Arata-senpai.

" Malam ini akan ada uji nyali, pihak OSIS lah yang akan menyelenggarakan kegiatan tersebut. "

" Eh? Bagaimana kau tahu Rena? Bukankah di dalam daftar kegiatan kamp musim panas tidak ada. " Kataku terkejut.

" Inilah untungnya memiliki orang dalam, baiklah akan aku beritahu bagaimana rencana kita malam ini, nanti pada saat uji nyali kita akan berpasangan, lalu aku akan berpura - pura hilang di acara tersebut. "

Hah? Tunggu, apa maksud Rena? Berpura-pura hilang? Tapi bagaimana kalau Rena benar-benar hilang? Ini tidak masuk tidak boleh terjadi, resikonya terlalu tinggi.

" Tunggu Rena..., Aku ingin memastikan rencana mu itu dulu, pertama bagaimana cara agar kita berpasangan? Bukankah pemilihan pasangan selalu dilakukan dengan acak? Lalu kedua bagaimana cara agar meyakinkan mereka kalau kau hilang?. "

" Itu mudah, aku akan meminta pihak OSIS agar kita bisa berpasangan, lalu yang kedua ini adalah tugasmu untuk meyakinkan mereka. "

" Tugasku?. "

" Ya... Soalnya aku akan menjadi kau, yang berarti, orang yang hilang adalah aku sebagai Rina. "

Begitu ya… tapi, aku khawatir dengan rencana ini bagaimana kalau berjalan dengan kegagalan saja pada akhirnya?. Ini terlalu bahaya, aku harus melakukan sesuatu.

" Tapi Rena… "

" Diamlah, aku tidak butuh saran dari mu, disini aku adalah bosnya, kau tinggal mengikuti saja, dengar… jika rencana ini gagal maka kau yang akan aku salahkan, bukankah sebagai pelayan harusnya seperti itu?. "

Aku lupa… disini, bagi Rina aku hanyalah pelayannya saja, tidak lebih dari itu. Seharusnya aku mengerti dimana saat ini posisiku berada, aku hanya harus melakukan apa yang dia suruh kan?. Kalau begitu aku akan melakukannya demi Rena, aku tidak butuh apa - apa saat ini, yang paling terpenting bagiku adalah kebahagiaannya saat ini.

" Baiklah, kalau begitu… " Dia pun mengubah penampilan rambutnya, yang tadinya lurus terurai menjadi kuncir dua.

" Nanti jam 5 sore kita akan bertukar peran, jangan sampai ketahuan siapapun, ingat itu. "

" Baik. " Jawabku dengan menundukkan kepala.

Lalu, saat suara pintu tertutup terdengar di kedua telinga ku ini entah kenapa aku berpikiran bahwa ini adalah langkah yang salah bagi Rena. Tapi apa yang akan menjadi penyebab Rena gagal?. Aku… tidak tahu.

Malam pun tiba, akhirnya rencana Rena akan dimulai, namun sebelum itu terjadi, sepertinya Arata-senpai sedang tidak ada disini. Buktinya saat ini Takagawa-senpai sedang mencarinya. Dia pun bertanya tentang Arata-senpai kepada kami semua dan hasilnya tidak ada yang tahu keberadaan Arata-senpai. Dan sepertinya Takagawa-senpai sangat mengkhawatirkan Arata-senpai.

Selang beberapa detik kemudian seorang guru perempuan menghampiri kami berempat, dia adalah guru BK yang waktu itu. Kalau tidak salah namanya Mito-sensei. Dia tidak pernah memberitahu ku soal nama belakangnya, ya itu bukan masalah besar kan? Beberapa orang mungkin tidak ingin nama belakangnya diketahui atau disebut oleh orang lain, ya… itu adalah rahasia perempuan.

Setelah datangnya Mito-sensei, akhirnya kami berempat lega mendengar Arata-senpai ada di perpustakaan penginapan membantu Mito-sensei bersih-bersih disana. Kami semua tidak meragukan apa yang dikatakan Mito-sensei, karena kami berempat tahu bagaimana sifat Arata-senpai seperti apa.

Dan akhirnya uji nyali pun dimulai, seperti yang dikatakan oleh Rena tadi pagi, kami berdua menjadi satu tim. Mungkin ini salah satu kekuatan Rena. Aku harap dia tidak menyalahgunakan kekuatannya ini.

" Hei, jika ada yang datang atau menanyakan tentang bagaimana kita menjadi satu tim, kau harus menjawabnya sebagaimana diriku, aku tidak ingin kegagalan, ingat. "

" Ya… aku tahu. "

" Dan jangan lupa, akting mu disini sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya rencana ini. "

Aku pun menganggukkan kepala sebagai tanda mengerti, dan pada akhirnya giliran kami pun tiba. Keberangkatan kami diiringi dengan sorakan fans Rena yang ada disekitar, termasuk OSIS. Mungkin aku bisa melihat raut wajah lega mereka, karena Rena tidak satu tim dengan anak laki - laki. Ya... Aku tahu, kalian memang berhak untuk mencoba mendekati adikku, tapi jika kalian macam - macam kepada Rena, aku akan membuat kalian terusir dari kota ini.

Saat kami memasuki wilayah pertama uji nyali, dengan cepatnya Rena yang sedang menjadi diriku mengeluarkan selembar kertas. Dia melihat kertas itu dengan menggunakan senter yang ada ditangannya. Aku pun penasaran dengan isi dari kertas tersebut dan menanyakannya.

" Rena… kertas apa itu?. " Tanyaku dengan mematikan senter ku.

" Ini peta tempat uji nyali, aku bisa tahu dimana letak pos mereka, sehabis ini pos pertama ada didekat sini, jadi aku akan mengambil jalan memutar jika sudah sampai pos 3, pos yang ada disini berjumlah 5, jadi kalau aku hilang di pos ke dua atau ke tiga bukankah cukup masuk akal?. " Katanya panjang lebar menjelaskan apa yang akan dilakukannya.

" Jadi saat aku menarik baju mu, kita harus berakting ketakutan lalu lari dengan sekuat tenaga, setelah itu kita akan berpisah lalu, selang dua menit kau harus berpura - pura menangis dan menuju ke pos ke empat dan meminta tolong. " Sambungnya.

" Tapi bagaimana kalau aku tidak menemukan pos nya?. " Kataku dengan sedikit panik.

" Bawalah ini… " Katanya dengan memberikan ku selembar kertas.

Aku pun melihat kertas ini dan di kertas itu tertulis peta serta tanda dimana pos penjagaan uji nyali. Seketika aku terkejut dan langsung berkata.

" Rena, jika aku membawa ini bukankah kau malah akan kesulitan?. "

" Tidak, tenang saja… aku tahu dimana tempat yang cocok untuk menjalankan rencana ini, dan terlebih lagi jika Rena tidak membawa ini bukankah mereka akan curiga? Tenang saja… mereka semua tahu kalau aku meminta peta uji nyali ini. " Katanya.

Apa ini terlalu berlebihan? Rena meminta bantuan kepada para anggota OSIS namun mereka semua mengiyakan apa yang diminta oleh Rena. Aku harap ini tidak berujung ke dalam permasalahan.

" Baiklah, setelah ini kita akan melewati pos kedua, kita harus berpura-pura takut. "

" Aku mengerti. "

Kami pun mulai berjalan untuk melewati pos kedua dan bersiap untuk ketakutan saat mereka muncul untuk menakuti kami berdua, namun yang terjadi adalah tidak ada yang menakuti kami. Rena sempat heran dan bingung, terlihat diwajahnya yang sedang memikirkan sesuatu. Aku pun melihat kembali peta yang ada di selembar kertas tadi, memang benar bahwa saat ini kami berada di kawasan pos kedua, tapi kenapa tidak ada yang muncul?.

" Ini sangat aneh, kenapa tidak ada yang muncul?. " Kata Rena dengan meletakkan tangannya didagu.

" Apa sedang terjadi sesuatu?. "

Lihat selengkapnya