Banyak ungkapan Monday is monster day, sering pula yang menganggap Senin nyebelin, karena rutinitas yang penuh dengan kegiatan padat kembali dimulai. Senin itu kuliah perdana Hanina, ospek mahasiswa baru sudah usai Sabtu lalu.
Hari pertama dengan mata kuliah kalkulus, diampu seorang dosen senior yang begitu dicintai semua mahasiswa. Semalaman Hanina belajar, meskipun tidak seperti biasanya ia mudah menyerap pelajaran, kali ini ia rasakan otaknya tersumbat, sulit sekali ia memahami materi. Ia tidak memahami tiap kalimat, melainkan merunut per huruf yang tertulis dari buku tebal di depannya.
Mata bulat berhias bulu mata lebat nan lentik Hanina masih tertuju pada tiga buku di atas meja belajarnya. Buku berbahasa Inggris setebal 1.098 halaman berjudul Calculus. Sementara yang agak lebih tipis juga buku kalkulus namun berbahasa Indonesia, dan satu buku tulis yang sangat membantu Hanina belajar tadi malam, catatan si pemilik dua buku tebal, Novita. Dia teman asrama yang sudah semester lima, kamarnya berada di lantai dua, sementara kamar Hanina di lantai tiga.
Tiap tahun penghuni asrama Hanina pindah kamar, mahasiswa semester satu dan tiga berada di lantai tiga. Khusus semester lima, berada di lantai dua. Mulai semester tujuh sampai lulus berada di lantai satu, karena mereka sering bolak-balik ke kampus, jadi oleh Pak Sam ditempatkan di lantai paling bawah.
Di lantai dua terdapat ruangan tanpa sekat, tiap azan magrib berkumandang semua anak asrama salat berjamaah dengan Pak Sam sebagai imamnya. Beliau seorang pensiunan TNI yang religius. Jamaah salat magrib dan subuh menjadi satu-satunya kegiatan wajib asrama. Jadi, meskipun asrama terpisah antar lantai, suara azan menyatukan seluruh penghuni asrama.
Di ujung dekat pintu gerbang terdapat rumah sederhana milik Pak Sam, beliau tinggal bersama istrinya. Bu Sam, sangat menyukai tanaman, jadi meskipun tak ada pohon besar di asrama, tanaman hias dan sayuran kecil-kecil berjajar rapi, menggelantung dari tiap lantai terlihat hijau menyegarkan mata.
Di dekat pintu gerbang asrama Hanina, terdapat ruangan semi out door dengan kanopi beratap transparan yang tembus cahaya matahari di sanalah ruang tamu untuk seluruh penghuni asrama. Banyak tanaman sayur daunnya seperti rumput hijau kecil panjang. Bu Sam menandai tanaman itu, dengan menuliskan Allium odorum. Orang Semarang menyebutnya tanaman kucai.