I'm sorry... Vania

moeycha ryu
Chapter #2

Awal pembalasan

Malam ini hujan turun sangat deras, sehingga membuat Cafe sedikit pengunjung. 

"Entar lo ke Halte Bis nya gimana donk, Van?" Tanya Tiara.

"Santai aja, gue bawa payung kok," Jawab Vania. 

"Tapi ini udah malem, lo harus hati-hati," Tiara yang selalu mencemaskan sahabatnya itu. 

"Bismillah gak bakal kenapa-kenapa. Lagian gue pengen olah raga juga sekali-sekali," Ucap Vania sedikit bercanda. 

"Terserah lo deh, Van. Percuma juga gue ngoceh, gak bakal lo gubris. Mending ntar kalau udah gajian, buruan benerin tuh sepeda butut lo, atau buang aja deh sekalian, gemes gue liatnya." Tiara yang terus mengoceh sambil terus membersihkan meja Cafe. 

"Hahahaha siap, Bos. Udah buruan siap-siap sana! kasihan bokap lo ntar nungguin lo gak keluar-keluar."

"Oh iya bentar lagi bokap pasti udah dateng jemput, lo gakpapa kan gue tinggal duluan?" Tanya Tiara. 

"Emang biasanya kayak gimane???" Ledek Vania.

"Hahahaha love you Vania," Rayu Tiara sembari meninggalkan Vania untuk bersiap-siap pulang. 

"Dasar lo." Vania tersenyum tipis dengan tingkah sahabatnya itu. 


Jalanan kini tampak sepi kendaraan. Hujan deras disertai suara gemuruh petir kini yang ada. Dan Vania tetap berusaha menikmati suasana dengan tenang. 

Namun tidak terduga, tiba-tiba ia di hampiri dua pria tak di kenal yang sepertinya bakal melakukan sesuatu padanya. 

"Kalian mau apa? Minggir gak?" Vania yang mulai merasa ketakutan namun harus tetap bersikap tenang. 

"Kita gak mau apa-apa kok, cuma kita lagi butuh kehangatan aja. Kan hujan-hujan gini enaknya cari yang anget-anget, Neng." Jawab salah satu pria tersebut dengan senyum yang mengerikan. 

"Awas aja kalau lo berdua sampe macem-macem, gue bakal teriak biar orang-orang pada dateng," Ancam Vania. 

"Yaelah, Neng. Kalau pun si Eneng yang cantik ini teriak, yang ada bukan manusia yang dateng, paling dedemit huahahahahaaaa…," Mereka pun tertawa. 

Tanpa mau berdebat, Vania langsung berusaha untuk kabur. Namun terlambat, kedua pria itu langsung menangkapnya. 

Vania pun berteriak "Tolong... Tolonggg..."

Mengetahui bahwa Vania benar berteriak, salah satu pria tersebut segera mencoba membekap mulut Vania. 

"Diem gak? diem!!!"

Kemudian kedua pria tersebut menyeret Vania untuk di bawa ke sebuah tempat yang lebih sepi. Namun aksi itu gagal, karena tiba-tiba saja ada yang memukul salah satu kepala pria itu dari belakang. Dan pria itu tidak lain adalah Denis.

"Lepasin gak dia!" Tiba-tiba Denis muncul di hadapan mereka. 

"Eh siapa lo? ikut campur urusan kita. Sok banget lagi." Sambil melayangan kepalan tinjunya ke wajah Denis.

Denis pun mengeluarkan darah di pelipis matanya. Namun Denis tak tinggal diam, ia segera membalas pukulan itu bertubi-tubi sampai salah satu dari mereka jatuh tersungkur. Saat Denis masih asik memberikan hantaman pada pria itu, teman pelaku tiba-tiba merampas tas milik Denis dan segera kabur melarikan diri. Denis yang menyadarinya langsung mengejarnya. Sehingga pelaku yang telah di pukulinya mempunyai kesempatan untuk kabur pula ke arah yang berbeda. 

Lihat selengkapnya