Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. Waktunya untuk Vania segera tidur. Tapi sebelum itu, ia akan membawakan slimut untuk Denis. Yang pada akhirnya, selama mereka tinggal bersama, Denis akan tidur di ruang TV.
"Nih, selimut lo."
"Makasih."
"Gak masalah kan kalau lo harus tidur di sini?"
"Gak kok, gak masalah. Yang penting gak kedinginan di luar," Denis pun tertawa kecil.
"Selamat malam," Ucap Vania.
"Iya selamat malam," Balas Denis.
Vania kembali masuk ke dalam kamarnya. Dan Denis memastikan bahwa Vania telah menutup pintu kamarnya.
Denis tak langsung tidur malam itu, ia kembali mengingat akan kejadian sebelumnya, saat di mana ia berusaha mengejar pria yang telah merampoknya tadi.
Jadi kembali ke moment sebelumnya.
Moment dimana Denis dengan gesitnya mengejar pria itu di bawah derasnya hujan sampai ke arah menjauhi Vania, yang kala itu masih terdiam di tempat kejadian.
Saat perampok itu telah di rasa cukup untuk berlari, ia pun berhenti dan kemudian membalikkan badannya ke arah Denis. Denis pun seketika ikut terhenti dari pengejarannya.
"Kayaknya udah aman deh, Bos?" Ucap pria itu.
"Gue rasa udah," Jawab Denis.
"Tuh cewek gak bakal curiga, kan?" Tanya pria itu kembali.
"Gak bakal, Thank's ya, Bro," Ucap Denis.
"Iya Bos sama-sama," Jawab pria itu.
"Sampaikan juga ke temen lo yang tadi, sorry kalau gue jadi kebablasan mukulnya. Entar gua kasih juga buat biaya pengobatannya."
"Siap Bos makasih banyak. Kalau butuh bantuan lagi, kasih tau kita aja!"
"Hahahahaaaa oke oke, ya udah gue balik dulu, kalau kelamaan takutnya dia malah curiga. Gue cabut dulu."
"Oke, Bos."
Waktu menunjukkan pukul 06.30 pagi.
Vania yang setiap pagi selalu membuat sarapan sebelum berangkat kerja, membuat Denis terbangun karena aroma masakannya.
"Aroma masakan ini seperti gak asing," Dalam hati Denis berkata.
Danis pun terbangun dan langsung menghampiri aroma masakan tersebut. Dan disana ia melihat gadis itu berdiri dengan masih memakai piyama dan rambut yang masih terikat, sambil tangannya yang sibuk memotong-motong segala macam sayur dengan di iringi music bernada nostalgia.
"Pagi," Sapa Denis yang masih dengan muka bantalnya.
Vania pun menoleh ke arah Denis.
"Pagi," Vania membalas sapaan itu dengan senyum manisnya di pagi hari.