“Mohon kerjasamanya.” Conqueror itu menunduk hormat padaku.
Aku membalasnya. Sedikit kusunggingkan senyum ketika tubuhku kembali tegak. Mata coklat terangnya menatapku lembut. Senyum di bibirnya tampak sangat manis. Sesaat aku mencari tahu mengapa senyuman itu terlihat sangat manis di mataku. Sedetik kemudian aku tahu alasannya. Matanya yang kecil, hidungnya yang tajam, dan piltrum yang dalam membuat wajahnya terkesan manis. Juga bibirnya yang kecil serta caranya menarik garis senyum. Rahangnya yang sedikit tajam sekilas tampak kontras dengan bentuk keseluruhan wajahnya. Namun entah mengapa hal itu justru membuatnya tampak manis dan tampan disaat bersamaan. Saat senyuman menghilang dari wajahnya, ia akan terkesan tampak sangat dingin dan kuat.
“Aku dengar kau adalah Healer paling hebat saat ini.” Aku tidak tahu apakah kalimat itu hanya sekedar basa-basi atau pujian tulus darinya.
“Aku rasa kalimat itu berlebihan. Aku masih mendapat banyak cacian dari para tetua mengenai kinerjaku.” Aku menunduk. Tidak ingin menatap mata coklat itu lama-lama.
Ia tersenyum tipis, aku melihatnya dari ujung mataku. Bukan senyum mengejek, entah apa arti senyuman itu. Sekali lagi kukatakan jika senyumnya sangat manis. Jika ia tersenyum, senyuman di bibirnya akan disertai dengan senyuman di matanya. Tidak, aku rasa seluruh wajahnya ikut tersenyum. Jujur saja aku sudah sering bertemu dengan conqueror yang tampan, tapi aku baru pertama kali bertemu dengan conqueror yang memiliki senyuman indah seperti dirinya.
“Narama!” Seseorang memanggilnya dari arah air mancur.
“Aku pergi dulu ya, sampai bertemu besok.” Ia melemparkan senyum kearahku, entah sudah yang keberapa kali.
“Em.” Aku menyunggingkan senyum tipis, sedikit kupaksakan. Aku tahu senyumanku lebih terlihat pahit daripada manis.
“Eriva.” Lea datang entah dari mana. Tangannya yang lentik sudah menepuk pundakku.
Aku terlalu fokus melihat punggung Narama yang menjauh hingga tak menyadari kehadiran Lea.
Lea mengikuti arah pandanganku tadi. “Dia conqueror yang akan dipasangkan denganmu?”
“Iya.” Aku menjawab sambil berjalan menuju kantin terbuka di dekat kolam ikan. Lea mengikutiku.
“Memangnya ada masalah apa kau dengan conqueror sebelumnya? Bukankah kau baru setahun berpasangan dengan Bayudra?”
Aku menengok ke arah Lea. Menghentikan langkahku. “Sudah setahun, saatnya penggantian kan.”
“Tidak seperti itu. Satu tahun adalah masa percobaan. Jika kau tidak memiliki masalah apapun dengan pasanganmu, kau bisa berpasangan dengannya untuk waktu yang lama. Alobar dan Fohn bahkan sudah berpasangan lebih dari 5 tahun. Mereka pasangan legendaris.” Lea mengucapkan kalimat terakhir dengan berbisik. Matanya melirik kesana-kemari, seolah takut jika ada yang mendengar ucapannya. Padahal tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Fakta jika Alobar dan Fohn adalah pasangan legendaris memang benar. Semua orang juga tahu. Mereka adalah pasangan Conqueror dan Healer yang sangat disegani.
Aku melanjutkan langkah. “Lalu bagaimana denganmu? Pasanganmu juga terus diganti setiap tahun.”
Lea mengedikkan bahunya. Bibirnya terlipat dan sedikit manyun. “Karena aku tidak pernah mendapat conqueror yang bisa sependapat denganku.”
Aku melipat ekspresiku dan membuat wajahku terlihat menyebalkan untuk menghinanya. Lea hanya mengecap singkat menanggapi. Aku sendiri baru menjadi Healer aktif setahun terakhir. Jika dilihat dari pengalaman menjadi Healer aktif, Lea tentu lebih berpengalaman. Bisa dikatakan ia adalah seniorku. Sebelumnya aku adalah Healer daratan. Healer aktif adalah sebutan untuk healer yang bertugas untuk misi-misi penting di daerah-daerah kritis yang butuh bantuan. Healer aktif semua dipasangkan dengan Conqueror untuk menyelesaikan misi yang telah diberikan. Sementara Healer daratan adalah healer yang bertugas sendirian atau berkelompok – tergantung seberapa berat permasalahan yang ada – dengan healer lainnya. Healer daratan jarang mendapat misi yang berat yang mengharuskan mereka bekerja dengan conqueror. Baru setahun yang lalu akhirnya aku ditunjuk menjadi healer aktif. Pemimpin utama mengatakan padaku jika aku memiliki bakat sebagai healer aktif. Aku memiliki kemampuan menyerang yang sama baiknya dengan kemampuan menyembuhkan.
“Kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa pasanganmu diganti? Kau ada masalah dengan Bayudra?” Lea masih ingin membahas hal yang sama. Ia meminum air madu dinginnya.
Belum jam makan siang, kantin masih sepi. Aku dan Lea duduk di kafetaria tepat di samping kantin. Kolam ikan membentang di hadapan kami.
“Tidak ada apa-apa.” inginku jawab sampai disitu saja, namun wajah mendesak Lea membuatku harus memberikan penjelasan. “Bayudra sangat dingin padaku. Membuatku hampir tidak bisa berdikusi apapun tentang misi yang kami kerjakan. Sering kali kami bertindak sendiri-sendiri.”
“Tapi kau mendapat predikat Healer terbaik tahun ini. Aku kira itu karena kerjasama kalian yang luar biasa.” Lea menyesap air madunya yang hampir habis. Padahal kami baru duduk beberapa menit. Aku yakin sebentar lagi Lea akan kembali memesan minuman.